Arkeolog Temukan Lima Kuburan dari Zaman Batu, Bukti Dua Spesies Manusia Purba Ini Saling Berinteraksi 110.000 Tahun Lalu
Kedua spesies manusia purba ini tidak hanya hidup berdampingan, tetapi juga berbagi berbagai aspek kehidupan, termasuk teknologi dan praktik pemakaman.

Para arkeolog menemukan lima makam manusia purba di Gua Tinshemet, wilayah Palestina yang diduduki Israel, yang dari Zaman Batu atau Paleolitikum Tengah yang berlangsung sekitar 80.000 hingga 130.000 tahun yang lalu. Makam ini menjadi bukti interkasi budaya antara Neanderthal dan Homo sapiens. Kedua spesies manusia purba ini tidak hanya hidup berdampingan, tetapi juga berbagi berbagai aspek kehidupan, termasuk teknologi dan praktik pemakaman.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Human Behaviour ini menantang asumsi sebelumnya yang menyatakan bahwa Neanderthal dan Homo sapiens berinteraksi secara terbatas. Sebaliknya, hasil penggalian ini menunjukkan bahwa interaksi antar kelompok manusia purba memainkan peran penting dalam evolusi budaya dan teknologi mereka.
Penggalian di Gua Tinshemet dipimpin Profesor Yossi Zaidner dari Universitas Ibrani Yerusalem, Profesor Israel Hershkovitz dari Universitas Tel Aviv, dan Dr. Marion Prévost dari Universitas Ibrani Yerusalem dan telah berlangsung sejak tahun 2017. Di dalam makam tersebut, para arkeolog juga menemukan peralatan batu, pigmen oker, dan kerangka hewan buruan besar seperti auroch, kuda, dan rusa.
Penguburan dilakukan dalam posisi janin dan sering kali dengan oker merah dan tampaknya ada ritual simbolis. Ini mirip dengan yang ditemukan di situs prasejarah lain seperti gua Skhul dan Qafzeh, jadi tampaknya populasi manusia purba di Levant memiliki tradisi budaya yang sama.
Dr. Prévost menyatakan posisi khusus Levant sebagai persimpangan migrasi manusia.
"Perbaikan iklim selama Paleolitikum Tengah meningkatkan daya dukung wilayah tersebut, yang mengarah pada perluasan demografi dan peningkatan kontak antara berbagai taksa Homo," jelasnya, seperti dikutip dari Archaeology Magazine, Selasa (18/3).
Kemiripan Teknologi

Selain aspek pemakaman, alat-alat batu yang ditemukan di Gua Tinshemet juga menunjukkan kemiripan dalam teknologi yang digunakan Neanderthal dan Homo sapiens. Alat-alat tersebut dibuat dengan menggunakan teknik Levallois, sebuah metode canggih yang telah terbukti digunakan kedua kelompok manusia purba ini. Hal ini menunjukkan mereka tidak hanya berbagi ruang, tetapi juga pengetahuan dan keterampilan dalam pembuatan alat.
Profesor Zaidner menekankan pentingnya hubungan antarmanusia dalam mendorong inovasi teknologi dan budaya.
“Data kami menunjukkan bahwa hubungan antarmanusia dan interaksi antarmanusia merupakan hal mendasar dalam mendorong inovasi budaya dan teknologi,” jelasnya.
Sementara itu, temuan kerangka hewan mengindikasikan Neanderthal dan Homo sapiens memiliki strategi berburu yang serupa, yang mungkin berasal dari interaksi dan kolaborasi antara kedua kelompok. Hal ini menunjukkan mereka saling memanfaatkan sumber daya yang ada untuk bertahan hidup di lingkungan yang menantang.
Profesor Hershkovitz menekankan kedalaman hubungan antara Neanderthal dan Homo sapiens, mengatakan manusia purba ini tidak hanya hidup berdampingan, tetapi juga berinteraksi.
“Temuan ini menggambarkan interaksi dinamis yang dibentuk oleh kerja sama dan persaingan,” jelasnya.