Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bangladesh mengeluh hutan mereka rusak dirambah pengungsi Rohingya

Bangladesh mengeluh hutan mereka rusak dirambah pengungsi Rohingya Pengungsi Rohingya konsumsi air berlumpur. ©2017 REUTERS/Adnan Abidi

Merdeka.com - Pemerintah Bangladesh mengeluh kalau lebih dari seribu hektare hutan di wilayah perbatasan dengan Myanmar rusak, akibat dirambah dan dijadikan kamp pengungsian bagi lebih dari 600 ribu etnis minoritas muslim Rohingya. Namun, mereka tidak kuasa melarang karena arus pengungsi dari Myanmar terus terjadi.

Dilansir dari laman RFA, Selasa (31/10), kawasan hutan dirambah itu berada di Distrik Cox's Bazar, Bangladesh. Menurut seorang polisi hutan Bangladesh, Ali Hussain, pengungsi Rohingya kini membuka lahan seluas lebih dari 657 hektare di Hutan Ukhia, dan membabat pohon sebanyak 354 hektare Hutan Teknaf. Bahkan sebagian rutin menebang pohon buat memasak atau menghangatkan diri.

"Ini bencana buat lingkungan. Mereka sudah menebang hampir dari satu juta pohon buat tenda pengungsian," kata Ali.

Menurut Hussain, beberapa rekannya sudah berupaya melarang orang Rohingya menebang pohon sembarangan. Namun, lanjut dia, justru orang Rohingya lebih galak dan menyerang sejawatnya.

"Jalan keluarnya adalah Myanmar harus memulangkan orang Rohingya. Memang butuh waktu lama. Kalau hal itu tidak kunjung terlaksana, kami enggak bisa apa-apa. Kalau mereka sudah pergi, baru kami bisa melakukan reboisasi," ujar Ali.

Asisten Direktur Badan Lingkungan Bangladesh, Saif-ul-Isma Asrab, menyadari kawasan hutan itu bisa rusak parah kalau orang Rohingya tidak segera pindah. Hanya saja hal itu tidak mudah karena hingga saat ini belum ada tindakan nyata dari kedua pemerintah soal masalah Rohingya.

Bahkan akibat dari perambahan hutan di Bangladesh oleh orang Rohingya sudah merenggut korban jiwa. Enam pengungsi Rohingya, termasuk anak-anak, tewas karena diserang gajah liar dalam dua bulan belakangan.

"Gajah selalu menggunakan jalur yang sama buat pergi dan pulang. Mereka menandai jalan dengan pohon. Kalau pohonnya ditebang, gajah-gajah itu jadi bingung dan masuk ke pemukiman manusia. Itu yang seringkali terjadi," kata seorang polisi hutan lainnya, Abdul Mannan.

Walau demikian, orang Rohingya menolak disalahkan atas perambahan hutan di perbatasan Bangladesh. Mereka beralasan terpaksa karena tidak ada jalan lain buat bertahan hidup.

"Memang kalian pikir pasukan Myanmar mikirin pepohonan ketika mereka membakar perkampungan kami? Bunuh orang itu jahat, bakar kampung itu salah. Terus kalau kami nebang pohon di mana salahnya? Orang-orang juga melakukan itu," kata seorang pengungsi Rohingya, Abdus Shakur (50).

(mdk/ary)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Melihat Kutupalong di Bangladesh, Lahan Hutan yang Dibuka Pemerintah untuk Pengungsi Etnis Rohingya
Melihat Kutupalong di Bangladesh, Lahan Hutan yang Dibuka Pemerintah untuk Pengungsi Etnis Rohingya

Tak tanggung-tanggung, ribuan hektar disediakan Bangladesh untuk para pengungsi.

Baca Selengkapnya
BNPB Ungkap Alih Fungsi Hutan Memperparah Dampak Longsor di Bandung Barat
BNPB Ungkap Alih Fungsi Hutan Memperparah Dampak Longsor di Bandung Barat

“Maka dalam rencana jangka panjang kami merekomendasikan supaya masyarakat direlokasi ke tempat yang lebih aman," kata Abdul

Baca Selengkapnya
Kapolri Bakal Koordinasi dengan UNHCR soal Pengungsi Rohingya di Aceh
Kapolri Bakal Koordinasi dengan UNHCR soal Pengungsi Rohingya di Aceh

Menurut Kapolri sejumlah warga Rohingya yang mengungsi sudah adanya kesepakatan sebelumnya.

Baca Selengkapnya
FOTO: Nelayan Aceh dan Basarnas Selamatkan Puluhan Pengungsi Rohingya Nyaris Tenggelam Setelah Kapal Terbalik Akibat Cuaca Buruk di Meulaboh
FOTO: Nelayan Aceh dan Basarnas Selamatkan Puluhan Pengungsi Rohingya Nyaris Tenggelam Setelah Kapal Terbalik Akibat Cuaca Buruk di Meulaboh

Nelayan Aceh melakukan penyelamatan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka saat cuaca buruk.

Baca Selengkapnya
Lahan Perbatasan Hutan Lindung di Riau Terbakar, 40 Personel Pemadam Dikerahkan
Lahan Perbatasan Hutan Lindung di Riau Terbakar, 40 Personel Pemadam Dikerahkan

Cagar Biosfer Giam Siak Kecil merupakan hutan yang dilindungi negara di bawah naungan Unesco PBB.

Baca Selengkapnya
Apa Itu Rohingya dan Penyebab Konfliknya, Perlu Diketahui
Apa Itu Rohingya dan Penyebab Konfliknya, Perlu Diketahui

Konflik Rohingya termasuk kejahatan genosida yang menelantarkan banyak orang.

Baca Selengkapnya
229,54 Ha Hutan dan Lahan di Jambi Terbakar, Jenderal Bintang Satu Tuding Ini Penyebabnya
229,54 Ha Hutan dan Lahan di Jambi Terbakar, Jenderal Bintang Satu Tuding Ini Penyebabnya

Sebanyak 229,54 hektare hutan dan lahan di Jambi terbakar dalam delapan bulan terakhir. Kebakaran itu paling banyak dipicu ulah masyarakat.

Baca Selengkapnya
Potret Rumah Pemukiman Liar Warga Rohingya di Mekkah 'Attitudenya kurang dan Tidak Taat Aturan'
Potret Rumah Pemukiman Liar Warga Rohingya di Mekkah 'Attitudenya kurang dan Tidak Taat Aturan'

Pengungsi Rohingya membangun rumah di atas gunung dan dibongkar oleh pemerintah, setelahnya mereka membangun kembali rumah semi permanen.

Baca Selengkapnya
Api Padam, Luasan Hutan dan Lahan yang Terbakar di Gunung Agung Capai 715 Hektare
Api Padam, Luasan Hutan dan Lahan yang Terbakar di Gunung Agung Capai 715 Hektare

Wilayah lereng yang paling banyak terbakar di Kecamatan Kubu, Karangasem Bali, dan untuk di Kecamatan Abang

Baca Selengkapnya
Pengungsi Rohingya dan Penolakan Warga Aceh
Pengungsi Rohingya dan Penolakan Warga Aceh

Pengungsi Rohingya kini mendapat penolakan dari warga Aceh. Pemerintah diminta bertindak tegas.

Baca Selengkapnya
Kebakaran Gunung Merbabu, 5 Desa di Boyolali dan Ungaran Terdampak
Kebakaran Gunung Merbabu, 5 Desa di Boyolali dan Ungaran Terdampak

Gunung Merbabu terbakar hebat sejak Jumat (27/10).

Baca Selengkapnya
Ratusan Monyet Kelaparan Turun Bukit Serbu Lahan, Warga Tasikmalaya Gagal Panen
Ratusan Monyet Kelaparan Turun Bukit Serbu Lahan, Warga Tasikmalaya Gagal Panen

Menurut Atep, turunnya ratusan monyet dari bukit Tawilis diduga tidak ada makanan di habitatnya sehingga kemudian turun menyerang dan menjarah lahan warga.

Baca Selengkapnya