Mempelajari Filosofi Arsitektur Tradisional Kampung Dukuh Jawa Barat
Tatanan bangunan yang ada di Kampung Dukuh bukan sembarang dibangun. Terdapat filosofi dan makna dan penataan bangunan.
Tatanan bangunan yang ada di Kampung Dukuh bukan asal dibangun. Terdapat filosofi dan makna dan penataan bangunan.
Mempelajari Filosofi Arsitektur Tradisional Kampung Dukuh Jawa Barat
Kampung Dukuh
Kampung Dukuh terletak di Kabupaten Cikelet Garut, merupakan perkampungan yang masih memegang teguh filosofi arsitektur tradisional Sunda, seperti Luhur Handap, Wadah Eusi, dan Kaca-kaca.
Kampung Dukuh merupakan kesatuan pemukiman dengan tatanan massa yang mengelompok, terdiri atas puluhan rumah yang berjajar pada kemiringan tanah yang bertingkat. Terdapat 42 rumah dengan bentuk, tatanan massa, dan bahan bangunan yang sama dengan jumlah yang tetap.
-
Apa filosofi utama dalam desain rumah jawa? Salah satu ciri utama dalam desain arsitektur rumah Jawa adalah konsep kosmologis yang tercermin dalam penataan ruang dan bangunannya. Menurut I Gusti Made Suartika (2002), dalam makalahnya yang membahas arsitektur tradisional di Jawa, rumah tradisional sering kali dirancang dengan memperhatikan keseimbangan antara mikro-kosmos (rumah) dan makro-kosmos (alam semesta). Konsep ini dikenal sebagai 'Tri Hita Karana,' yang dalam bahasa Jawa berarti keseimbangan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam.
-
Bagaimana sumbu filosofi Jogja dibangun? Pada masanya, Sri Sultan Hamengkubuwono I menata Kota Yogyakarta membentang arah utara-selatan dan membangun Keraton Yogyakarta sebagai titik pusatnya. Ia kemudian juga membangun Tugu Pal Putih di sisi utara dan Panggung Krapyak di sisi selatan. Dari ketiga titik tersebut, apabila ditarik garis lurus, maka akan membentuk sebuah sumbu imajiner yang dikenal sebagai Sumbu Filosofi Yogyakarta.
-
Apa makna filosofis batik kawung? Motif batik kawung yang menyerupai kolang-kaling memiliki makna khusus, yaitu mencerminkan adanya satu titik yang menjadi pusat kekuatan dan kekuasaan alam semesta serta manusia. Empat titik yang berbentuk garis melambangkan persaudaraan berjumlah empat menghadap ke satu titik sebagai lambang persatuan. Sehingga motif ini merepresentasikan bahwa raja adalah inti atau pusat kekuatan, pemimpin, pelindung, dan wakil Tuhan atau dewa yang dianut masyarakat Jawa kuno.
-
Bagaimana gaya arsitektur Eropa di Kampung Kemasan? Gaya arsitektur Eropa dapat dilihat pada pilar-pilar penyangga atap, jendela dan pintu yang relatif besar, serta ornamen pada dinding.
-
Apa yang bisa dipelajari di Kampung Cigadung? Salah satu daya tarik utama adalah terdapatnya kesempatan untuk belajar membuat batik khas Jawa Barat.
-
Apa makna sumbu filosofi di Jogja? Secara filosofis, sumbu ini bermakna keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan sesama manusia. Selain itu, Sumbu Filosofis Yogyakarta juga menunjukkan keselarasan manusia dengan alam termasuk lima anasir pembentuk yaitu api (dahana) dari Gunung Merapi, tanah (bantala) dari Bumi Yogyakarta, air (tirta) dari Laut Selatan, angin (maruta) dan aksara (ether).
Kampung Dukuh terbagi menjadi dua, yaitu Kampung Dukuh Dalam dan Kampung Dukuh Luar. Hanya Kampung Dukuh Dalam yang masih secara tegas mempertahankan prinsp filosofi arsitektur tradisional. Sementara Kampung Dukuh Luar sudah tercampur dengan budaya luar atau modern.
(Foto : visitgarut.garutkab.go.id)
Filosofi Tempat (Patempatan)
Berkaitan dengan keberadaan suatu tempat berdasarkan tingkat kepentingannya, yaitu :
- Lemah Cai
Lemah berarti tanah, dan Cai berarti air. Filosofi ini biasanya ada di perkampungan yang letak perkampungannya berada di pegunungan
- Luhur Handap
Secara literal, berarti atas-bawah. Filosofi ini menunjukkan hierarki penempatan suatu lokasi berdasarkan tingkat kepentingan atau fungsinya.
- Wadah Eusi
Eusi artinya kekuasaan supranatural. Filosofi ini memiliki arti bahwa setiap tempat dalam sebuah perkampungan selalu menjadi wadah yang juga memiliki isi kekuataan tersebut.
Filosofi Arsitektur Kampung Dukuh
Filosofi Bangunan
Menyatakan kondisi bangunan yang terdiri atas beberapa bagian utama, yaitu :
- Kepala Bangunan
Berkaitan dengan dunia atas
- Badan Bangunan
Berkaitan dengan dunia tengah
- Kaki Bangunan
Berkaitan dengan dunia bawah
Hal ini menunjukkan hierarki dengan filosofi panempatan Luhur Handap.
Menurut warga, batu besar yang diletakkan di tengah-tengah perkampungan memiliki kekuatan supranatural dan makan karomah dikeramatkan merepresentasikan filosofi dan Wadah Eusi.
Hierarki paling tinggi dalam batas kampung adalah rumah kuncen, orang yang dipercaya sebagai pemimpin di kampung itu, serta tempat-tempat umum seperti masjid, madrasah, ataupun balai adat.