Berawal dari Rasa Penasaran, Bocah Ini Bantu Arkeolog Gali Kota Romawi Kuno, Temuannya Mengejutkan
Peran bocah ini tidak banyak diketahui sebelumnya.
![Berawal dari Rasa Penasaran, Bocah Ini Bantu Arkeolog Gali Kota Romawi Kuno, Temuannya Mengejutkan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/newsOg/2024/4/13/1712999019825-ypzxu.jpeg)
Peran bocah ini tidak banyak diketahui sebelumnya.
-
Bagaimana arkeolog menemukan kota kuno ini? Dilansir dari Thebrighterside, Kamis (24/10), di tahun 2000, Franck Goddio dan timnya dari European Institute for Underwater Archaeology (IEASM), membuat sebuah penemuan yang luar biasa.
-
Apa yang ditemukan arkeolog? Lentera berbentuk bulat bundar kecil itu berasal dari periode Bizantium (abad ke-4 hingga ke-6 M), berdiameter hanya 18 sentimeter dan tinggi 19 sentimeter (10 sentimeter x 11 sentimeter), lentera ini dapat diletakkan di permukaan datar atau digantung.
![Berawal dari Rasa Penasaran, Bocah Ini Bantu Arkeolog Gali Kota Romawi Kuno, Temuannya Mengejutkan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/4/13/1712998967640-gpd3r.jpeg)
Berawal dari Rasa Penasaran, Bocah Ini Bantu Arkeolog Gali Kota Romawi Kuno, Temuannya Mengejutkan
Seorang bocah perempuan 13 tahun, Helen Carlton-Smith membantu para arkeolog menggali kota Romawi kuno pada 1930-an. Namun tidak banyak yang tahu terkait keterlibatannya.
Sumber: Business Insider
![Berawal dari Rasa Penasaran, Bocah Ini Bantu Arkeolog Gali Kota Romawi Kuno, Temuannya Mengejutkan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/4/13/1712998916147-hb6b1.jpeg)
Helen ikut bersama sejumlah arkeolog perempuan dan mereka menemukan koin emas, tembikar, dan mosaik Romawi kuno saat melakukan penggalian di Verulamium, kota Romawi terbesar di Inggris.
Mortimer Wheeler, seorang arkeolog dan Direktur Museum London saat itu, ditugaskan dalam penggalian tersebut. Istrinya, Tessa Verney Wheeler, juga seorang arkeolog yang ikut penggalian.
Kendati pada abad ke-19 banyak arkeolog perempuan yang terlibat dalam penggalian arkeologi, mereka tidak mendapat pengakuan yang sama dibandingkan rekan arkeolog mereka yang laki-laki. Demikian disampaikan arkeolog Lexi Diggins, kurator pameran di Museum Verulamium kepada Business Insider via surel.
Terkait keterlibatan Helen Carlton-Smith, Diggins mengisahkan bocah tersebut tinggal di dekat lokasi penggalian dan melihat para arkeolog menggali di situs tersebut. Bocah itu penuh rasa ingin tahu terkait pekerjaan yang sedang dilakukan para arkeolog. Tessa Wheeler lalu bertanya apakah bocah itu ingin ikut membantu.
![Berawal dari Rasa Penasaran, Bocah Ini Bantu Arkeolog Gali Kota Romawi Kuno, Temuannya Mengejutkan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/4/13/1712998873867-f7e14.jpeg)
Helen punya kemampuan menggambar seperti ibunya. Bocah itu juga menemukan mosaik di situs tersebut.
Helen menulis pengalamannya ikut menggali secara detail dalam sebuah buku harian. Tim arkeolog kemudian menujulukinya "Helen dari Troya".
Dalam buku hariannya Helen menulis bagaimana Tessa Wheeler menginstruksikan kepada tim baik laki-laki dan perempuan dalam proses penggalian.
![Berawal dari Rasa Penasaran, Bocah Ini Bantu Arkeolog Gali Kota Romawi Kuno, Temuannya Mengejutkan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/4/13/1712998810944-j1uuu.jpeg)
"Metodenya adalah mengajar dengan mencontohkan," kata Diggins.
Selain mengajarkan para arkeolog kemampuan fotografi dan menggambar fitur arkeologi, Tessa Wheeler mengarahkan timnya dalam mengelola proyek penggalian, mengalokasikan sumber daya, dan melatih anggota lainnya.