Facebook blokir laman pengkritik Vladimir Putin
Merdeka.com - Jejaring sosial Facebook selama ini dipandang sebagai alat kebebasan berbicara warga dunia namun kini sudah dibatasi. Terutama bagi mereka pengkritik keras Presiden Rusia Vladimir Putin. Pemilik akun kontra Putin langsung diblokir.
Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Senin (22/12), sebuah laman yang mendukung pemimpin Alexei Navalny dan menyerukan protes bersama ke pemerintah pekan depan telah dihilangkan dari Facebook setelah jejaring sosial itu mendapat laporan dari pengawas Internet negara itu, Roskomnadzor. Juru bicara Roskomnadzor, Vadim Ampelonsky mengatakan mereka memblokir laman itu atas permintaan kejaksaan agung.
Menurut kantor berita RIA-Novosti kejaksaan beralasan mereka membatasi akses ke sejumlah situs yang menyerukan sebuah acara massal bisa mengancam stabilitas negara termasuk jejaring sosial.
-
Siapa yang blokir Tiktok? Beberapa negara telah mengambil langkah untuk melarang penggunaan TikTok. Negara-negara tersebut mencakup Amerika Serikat, India, Afghanistan, Kanada, Australia, dan Albania.
-
Siapa yang mendukung pemblokiran TikTok? Mayoritas orang tua di AS mendukung langkah ini sebagai upaya untuk melindungi anak-anak mereka dari pengaruh negatif serta ancaman yang ada di dunia maya.
-
Kenapa Elon Musk mengubah sistem blokir di Twitter? Elon Musk berpendapat bahwa melarang seseorang untuk melihat unggahan publik dari orang lain adalah tindakan yang tidak rasional.
-
Siapa yang didukung Putin? Putin mengatakan dia lebih suka Joe Biden ketimbang Donald Trump dalam pemilu Amerika Serikat November mendatang.
-
Bagaimana Tiktok diblokir? Albania telah memutuskan untuk menangguhkan akses TikTok selama satu tahun, dimulai pada tahun 2025.
-
Bagaimana cara kerja sistem blokir Twitter yang baru? Meskipun demikian, keputusan ini menimbulkan kontroversi karena memberikan kesan bahwa pengguna yang diblokir masih dapat mengganggu orang lain dengan mengintip unggahan atau daftar followers.
"Perintah mereka telah dilaksanakan," RIA-Novosti menuliskan.
Pemimpin oposisi dari Partai Kemajuan Rusia, Navalny, dan mantan duta besar Amerika Serikat untuk Ibu Kota Moskow Michael McFaul.
"Ini perilaku tak menyenangkan dan mengejutkan pengguna Facebook di Rusia," ujar Navalny.
Navalny dan McFaul sama-sama menegaskan ini mengerikan dan harus diperbaiki sesegera mungkin. Mereka juga menyerukan agar Facebook tidak membuat sensor.
Namun Facebook menolak berkomentar dan menyangkal bertanggung jawab atas halaman yang diblokir ini. (mdk/din)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.
Baca SelengkapnyaOtoritas Ukraina melarang penggunaan Telegram di kalangan militer dan orang-orang yang berkaitan dengan keamanan nasional.
Baca SelengkapnyaKominfo telah memblokir akun-akun yang terindikasi menyebar paham radikalisme.
Baca SelengkapnyaTentara yang tergabung ke dalam satuan militer berjuluk IDF itu sontak diserang warganet.
Baca SelengkapnyaKementerian Komunikasi dan Informatika tengah mengkaji untuk memblokir media sosial X yang memperbolehkan unggahan konten pornografi di platform itu.
Baca SelengkapnyaPeskov juga memperingatkan bahwa konflik Hamas-Israel berisiko meluas ke wilayah lain.
Baca SelengkapnyaKeputusan tersebut menyusul tuduhan bahwa platform X yang dimiliki oleh miliarder Elon Musk, telah berulang kali mengabaikan perintah dan peraturan.
Baca SelengkapnyaBeberapa dari mereka juga melemparkan batu ke arah pasukan Israel dan membakar ban.
Baca SelengkapnyaPerdana Menteri Kanada ini marah kepada Facebook dan Google karena memblokir berita kebarakan.
Baca SelengkapnyaKemkomdigi mengatakan telah memblokir saluran Telegram yang terafiliasi dengan judi online. Hal ini disampaikan melalui akun YouTube Kemkomdigi TV
Baca SelengkapnyaPutin mengusulkan kunci penyelesaian konflik Israel-Palestina adalah membentuk negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Baca SelengkapnyaSebuah data menyoroti peningkatan moderasi konten di bawah kepemimpinan Elon Musk, meskipun platform tersebut mengklaim mendukung kebebasan berbicara.
Baca Selengkapnya