FOTO: Nestapa Anak-Anak Palestina Terpapar Penyakit Kulit Berbahaya karena Krisis Air Bersih di Jalur Gaza
Anak-anak Gaza sangat rentan terhadap penyakit karena sistem kekebalan tubuh mereka terganggu oleh kekurangan gizi.
Anak-anak Gaza sangat rentan terhadap penyakit karena sistem kekebalan tubuh mereka terganggu oleh kekurangan gizi.
FOTO: Nestapa Anak-Anak Palestina Terpapar Penyakit Kulit Berbahaya karena Krisis Air Bersih di Jalur Gaza
Bayi perempuan Wateen al-Adasi mendapatkan perawatan di sebuah rumah sakit di Beit Lahia, Jalur Gaza, Palestina, pada 2 Juli 2024. Wateen al-Adasi, yang dirawat karena gizi buruk, juga menderita penyakit kulit. Bintik-bintik merah tersebar hampir di seluruh tubuhnya. Foto: Omar Al-Qatta/AFP
Sepanjang hari, sang ayah berusaha mengipasi bayi perempuan untuk membuatnya tetap nyaman. Foto: Omar Al-Qatta/AFP
Wateen al-Adasi merupakan salah satu dari banyak orang di Jalur Gaza yang menderita infeksi kulit, mulai dari kudis hingga cacar air, kutu, impetigo, dan ruam-ruam lainnya. Foto: Omar Al-Qatta/AFP
Lebih dari 150 ribu orang di Jalur Gaza, Palestina, terpapar penyakit kulit berbahaja sejak perang Hamas dan Israel meletus pada 7 Oktober 2023 lalu. Demikian dilansir Al Jazeera mengutip laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada 3 Juli 2024. Foto: Eyad Baba/AFP
WHO juga melaporkan 96.417 kasus kudis dan kutu sejak dimulainya perang, 9.274 kasus cacar air, 60.130 kasus ruam kulit, dan 10.038 kasus impetigo. Foto: Eyad Baba/AFP
Krisis air bersih serta paparan cuaca panas menyebabkan penyakit kulit mudah sekali menyebar di kalangan anak-anak Jalur Gaza.
Abu Mughaiseeb, koordinator Dokter Lintas Batas di Jalur Gaza, mengatakan: "Anak-anak rentan karena mereka bermain di luar, mereka akan menyentuh apa saja, memakan apa saja tanpa mencucinya”. Foto: Bashar Taleb/AFP
Menurutnya, cuaca panas meningkatkan keringat dan penumpukan kotoran yang menyebabkan ruam dan alergi yang jika digaruk menyebabkan infeksi. Foto: Eyad Baba/AFP
“Orang-orang tidak lagi tinggal di rumah, tidak ada kebersihan yang layak,” kata Abu Mughaiseeb.
Dia khawatir kondisi tersebut akan memicu kemunculan penyakit kulit lainnya, seperti leishmaniasis, yang dapat berakibat fatal dalam bentuknya yang paling ganas. Foto: Eyad Baba/AFP