Ilmuwan China Kembangkan Drone yang Bisa Terbang "Selamanya"
Merdeka.com - Tim peneliti China mengatakan mereka mengembangkan teknik baru untuk menggunakan tembakan sinar laser, bukan untuk menghancurkan pesawat nirawak (drone) tapi justru membuat wahana itu bisa terbang "selamanya".
Saat ini banyak negara, termasuk China, sedang mengembangkan sistem laser untuk jadi persenjataan anti-drone. Namun Profesor Li Xuelong dan timnya dari Universitas Politeknik Barat Laut (NPU) menyoroti hubungan drone dengan laser dari sudut yang berbeda.
Dilansir dari laman South China Morning Post, Ahad (8/1), mereka memperkirakan jika sebuah drone dilengkapi dengan modul konversi fotoelektrik yang bisa mengubah energi ringan menjadi listrik maka tembakan laser berenergi tinggi tidak hanya bisa melacak drone tapi juga mengisi dayanya dari jarak jauh.
-
Bagaimana cara kerja laser penghancur drone? Laser adalah seberkas cahaya, sehingga hanya merambat dalam garis lurus, terlepas dari gravitasinya. Selain itu, tindakan ini biasanya mencakup area kecil sekitar beberapa milimeter – serupa dengan intervensi bedah.
-
Kenapa laser lebih efektif untuk menghancurkan drone? Laser dianggap lebih efektif daripada rudal untuk menghancurkan drone. Hal ini membuat banyak institusi melakukan riset agar kapal perang juga bisa melawan drone saat di medan perang.
-
Apa alat canggih militer China? Tim ilmuwan dari Beijing mengatakan untuk pertama kalinya mereka berhasil menciptakan alat dengan kemampuan pemantauan dan analisis spektrum elektromagnetik secara real-time, bandwidth lebar, dan mulus, sehingga musuh tidak bisa berada di tempat terbuka selama konflik berlangsung.
-
Dimana laser ditembakkan dari dan ke? Laser yang ditembakkan tersebut menempuh jarak sekitar 100 kilometer (62 mil) dari orbit ke permukaan Bulan, mengenai target yang lebarnya hanya 5 sentimeter (2 inci).
-
Bagaimana ilmuwan China berhasil mendeteksi pesawat siluman dengan Starlink? Para ilmuwan menjelaskan bahwa ini mungkin terjadi karena drone tersebut terkena radiasi elektromagnetik dari satelit Starlink yang melintas di atas Filipina.
-
Apa yang dibuat ilmuwan China? Albert Einstein pernah berbicara tentang penggunaan mesin udara untuk menciptakan kendaraan yang lebih besar dan lebih cepat. Hal itu ternyata menjadi pemicu ilmuwan China untuk membuatnya. Namun dimodifikasi sedemikian rupa. Malah secara tidak langsung negara itu 'berani' mematahkan pendapat Einstein.
Tim studi kecerdasan buatan, optik, dan elektronik dari kampus NPU mengatakan eksperimenbelum lama ini sukses menggabungkan proses mengisi daya otomatis dengan transmisi sinyal dan teknologi yang membuat drone optik (ODD) bisa terbang tanpa batasan waktu.
"Yang terpenting dari penelitian ini adalah sistem pelacakan cerdas selama 24 jam dan penambahan energi jarak jauh otomatis bagi ODD," kata tim peneliti NPU dalam akun resmi WeChat pekan lalu.
Menurut para peneliti, tantangan pertama proyek ini adalah melacak drone di udara. Tim peneliti mengembangkan algoritma pelacakan untuk secara akurat memprediksi target ODD ketika sedang terbang.
Algoritma itu punya toleransi yang cukup baik dengan cahaya, rotasi, jarak, dan cukup kuat melintasi lingkungan yang berbeda dan mencapai lokasi akurat yang diinginkan, kata laporan peneliti.
Untuk meningkatkan daya jangkau transmisi energi tanpa kabel itu, Li dan timnya harus mengurangi tingkat melemahnya tembakan laser di atmosfer. Solusi dari tim Li adalah dengan teknologi yang membuat tembakan laser itu punya kemampuan adaptif sehingga bisa menyesuaikan secara otomatis.
Drone selama ini banyak digunakan untuk keperluan militer, pertanian, dan komersil, tapi jika terbatasnya durasi terbang sudah bisa diatasi maka akan banyak kemungkinan lain bagi pengguna drone di seluruh dunia.
"Dalam misi pencarian, misal mencari orang yang terjebak banjir, yang butuh waktu cukup lama, drone semacam ini bisa sangat berguna. Drone ini nantinya akan banyak digunakan untuk bidang sosial dari pemerintah, seperti pengendalian lalu lintas, patroli keamanan, penyelamatan bencana dan pengiriman logistik," kata laporan tim peneliti.
"Di masa depan drone yang lebih besar bisa diubah menjadi bus terbang untuk menciptakan jaringan lalu lintas tiga dimensi. Kita bahkan bisa membuat "satelit dengan ketinggian rendah" atau "bulan buatan dengan teknologi ini."
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rupanya, China memiliki drone untuk mendukung proses pengamatan sasaran dengan bentuk berupa burung gereja.
Baca SelengkapnyaLaser dianggap lebih efektif daripada rudal untuk menghancurkan drone.
Baca SelengkapnyaChina secara tidak langsung memperingatkan Elon Musk agar satelit Starlink jangan pernah macam-macam di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaAlat ini diklaim dapat membuat musuh di medan perang "tidak punya tempat untuk sembunyi".
Baca SelengkapnyaChina berhasil gunakan satelit Starlink untuk mendeteksi pesawat siluman dalam eksperimen terbaru, tawarkan potensi perubahan besar di medan perang.
Baca SelengkapnyaChina kini tengah mengembangkan senjata eksperimental yang bisa menggabungkan beberapa gelombang mikro menjadi sinar energi yang sangat kuat
Baca SelengkapnyaMiliter Amerika Serikat (AS) disebut-sebut menjatuhkan drone di wilayah Timur Tengah dengan menggunakan senjata laser.
Baca SelengkapnyaDrone Anka itu dikerahkan ke wilayah tersebut lantaran saat ini situasi di kawasan Laut China Selatan tengah memanas.
Baca SelengkapnyaMuatan ini akan terus ditambah dengan jarak tempuh yang lebih jauh.
Baca SelengkapnyaPoltekad TNI AD berhasil membuat drone yang berbentuk seperti burung untuk mendukung pengintaian dari serangan udara.
Baca SelengkapnyaIni berdasarkan dari analisis dan simulasi yang pernah dilakukan oleh China.
Baca SelengkapnyaTekever perusahaan drone untuk Ukraina berencana memperluas operasinya di Inggris dengan menciptakan 200 lapangan pekerjaan dalam tiga tahun ke depan.
Baca Selengkapnya