Ilmuwan Temukan Spesies Baru Mamalia dari Hewan Langka Sitaan Polisi
Hewan ini disita dari penyelundup hewan liar di India.

Ilmuwan menemukan spesies hewan baru dari satwa langka yang disita polisi India. Para ilmuwan rutin melakukan analisis terhadap satwa-satwa yang disita di India dan kemudian menemukan spesies baru dari hewan mamalia yang paling banyak diperdagangkan secara global.
Polisi di timur laut India menyita trenggiling dan sisik trenggiling dari penyelundup satwa liar dan memberikan spesimennya kepada ilmuwan untuk analisis forensik, kata Mukesh Thakur, salah satu peneliti yang terlibat dan penulis utama studi, kepada McClatchy News.
Trenggiling adalah mamalia bersisik yang dikenal karena lidahnya yang panjang, gaya hidup menggali, dan kebiasaan yang sulit dipahami. Di seluruh habitatnya di Afrika dan Asia, trenggiling terancam oleh perburuan liar, hilangnya habitat, dan tekanan lain yang disebabkan oleh manusia, seperti dikutip dari Miami Herald, Sabtu (18/1).
Saat para peneliti menganalisis DNA trenggiling yang disita, mereka melihat dua pola: Beberapa sisik milik trenggiling China, spesies yang sudah diketahui, namun ada pula yang berbeda secara genetik, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada 7 Januari di jurnal Mammalian Biology.
Penasaran, para peneliti melacak salah satu trenggiling ini di Arunachal Pradesh. Mereka mengukur hewan hidup tersebut, mempelajari penampakannya dan melepaskannya ke suaka margasatwa. Melihat data mereka, para peneliti segera menyadari bahwa mereka telah menemukan spesies baru: Manis indoburmanica, atau trenggiling Indo-Burma.
Upaya Konservasi
Thakur mengatakan, trenggiling Indo-Burma ini terlihat “sangat mirip” dengan trenggiling China, yang menjadi alasan mengapa trenggiling "sering diabaikan". Panjang spesies baru ini bisa lebih dari 1 meter.
“Mengenali trenggiling Indo-Burma sebagai spesies berbeda memperkuat kerentanannya,” kata Thakur dalam siaran pers yang dibagikan kepada McClatchy News.
“Penemuan ini memerlukan upaya konservasi kolaboratif di seluruh wilayahnya untuk memastikan kelangsungan hidupnya.”
Para peneliti menyarankan analisis DNA trenggiling lebih lanjut dan penelitian mendalam terhadap trenggiling Indo-Burma hidup. Selain Thakur, tim peneliti tersebut antara lain Lenrik Konchok Wangmo, Avijit Ghosh, Stanzin Dolker, Bheem Dutt Joshi, dan Lalit Kumar Sharma.