Indonesia Serukan Transisi Damai di Suriah Setelah Jatuhnya Pemerintahan Bashar Al-Assad
Kelompok pemberontak merebut ibu kota Damaskus pada Minggu (8/12) dan mengumumkan runtuhnya rezim Al-Assad.
Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI, Anis Matta, mengungkapkan rasa prihatin yang mendalam terkait perkembangan situasi di Suriah setelah jatuhnya pemerintahan Presiden Bashar al-Assad pada Minggu (8/12). Dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu RI), Indonesia menekankan pentingnya adanya transisi damai, perlindungan terhadap warga sipil, serta upaya rekonstruksi Suriah di masa depan.
Dalam pernyataannya, Anis Matta menegaskan bahwa Indonesia menghormati kedaulatan dan integritas wilayah Suriah.
"Indonesia menghormati keutuhan wilayah Suriah dan mengharapkan rakyat Suriah dapat memulai kehidupan baru yang lebih baik," ungkap Wamenlu dalam keterangan pers yang diterima oleh Liputan6.com pada Senin (10/12).
Anis juga menekankan pentingnya konsensus politik nasional untuk memastikan transisi demokratis yang berlangsung dengan damai.
"Rekonstruksi ekonomi dan pembangunan harus menjadi prioritas utama Suriah di tahap selanjutnya," tambahnya.
Indonesia juga menekankan pengaruh krisis Suriah terhadap stabilitas kawasan serta kondisi kemanusiaan yang semakin memprihatinkan. Dalam pernyataan resmi, Kementerian Luar Negeri RI juga mengajak semua pihak untuk mencari solusi melalui proses transisi yang menyeluruh, demokratis, dan damai, dengan memprioritaskan keselamatan rakyat Suriah, tanpa mengabaikan kedaulatan dan integritas teritorial negara tersebut.
Selain itu, Indonesia meminta agar semua pihak yang terlibat memastikan perlindungan terhadap warga sipil sesuai dengan ketentuan hukum internasional, terutama hukum humaniter internasional dan hukum hak asasi manusia internasional.