Justin Trudeau Mundur Jadi PM Kanada, Ini Alasannya
Isu mengenai pengunduran diri Trudeau telah ramai diperbincangkan dalam beberapa waktu terakhir.
Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengumumkan pengunduran dirinya pada Senin (6/1/) di tengah meningkatnya ketidakpuasan terhadap kepemimpinannya. Pengunduran diri ini terjadi setelah menteri keuangannya secara mendadak meninggalkan jabatannya, menandakan adanya gejolak yang semakin besar dalam pemerintahannya.
Trudeau menyatakan, perselisihan internal membuatnya tidak layak untuk menjadi calon terbaik dalam pemilihan mendatang. Ia berencana untuk tetap menjalankan tugasnya sebagai perdana menteri hingga pemimpin baru Partai Liberal terpilih.
Seorang pejabat yang mengetahui situasi ini menyampaikan bahwa parlemen, yang seharusnya kembali bersidang pada 27 Januari, akan ditangguhkan hingga 24 Maret. Penangguhan ini bertujuan untuk memberikan waktu bagi pemilihan pemimpin baru Partai Liberal. Pejabat tersebut berbicara secara anonim karena tidak memiliki wewenang untuk mengungkapkan informasi ini secara terbuka.
Dilansir VOA Indonesia, Selasa (7/1), ketiga partai oposisi utama Kanada sebelumnya telah menyatakan niat mereka untuk menggulingkan Partai Liberal melalui mosi tidak percaya saat parlemen kembali bersidang, sehingga pemilihan umum untuk mencari pengganti permanen sangat mungkin akan terjadi pada musim semi.
Trudeau memulai masa jabatannya pada tahun 2015 di tengah dominasi Partai Konservatif selama hampir satu dekade dan awalnya mendapatkan pujian karena mengembalikan kebijakan liberal di negara ini. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, popularitasnya menurun di kalangan pemilih akibat berbagai isu, termasuk kenaikan biaya makanan dan perumahan, serta masalah imigrasi.
Situasi politik ini muncul di tengah tantangan besar bagi Kanada di kancah internasional. Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, telah mengancam untuk mengenakan tarif 25 persen pada semua barang dari Kanada jika pemerintah tidak dapat mengatasi apa yang disebutnya sebagai arus migran dan obat-obatan terlarang yang masuk ke AS. Meskipun sebenarnya jumlah migran dan obat-obatan terlarang yang berasal dari Kanada jauh lebih sedikit dibandingkan dengan Meksiko, yang juga menghadapi ancaman serupa dari Trump.
Kanada merupakan salah satu pengekspor utama minyak dan gas alam ke AS, dan negara tersebut juga bergantung pada AS untuk pasokan baja, aluminium, dan otomotif. Dalam beberapa minggu terakhir, Trudeau memilih untuk tetap diam di depan publik meskipun tekanan untuk mundur semakin meningkat.
"Kebisuannya yang berkepanjangan setelah drama politik ini mencerminkan kelemahan posisinya saat ini," ungkap Daniel Bland, seorang profesor ilmu politik di McGill University di Montreal.
Dua Menteri Mundur
Mantan Menteri Keuangan Kanada, Chrystia Freeland, mengumumkan pengunduran dirinya dari Kabinet Trudeau pada 16 Desember 2024. Dalam pernyataannya, dia mengkritik beberapa prioritas ekonomi yang diambil oleh Trudeau, terutama di tengah ancaman yang ditimbulkan oleh Donald Trump.
Keputusan ini mengejutkan publik Kanada, terutama karena terjadi tidak lama setelah Menteri Perumahan juga mengundurkan diri, yang menimbulkan spekulasi mengenai masa depan Trudeau yang semakin tidak populer. Freeland dan Trudeau tidak sepakat mengenai dua kebijakan terbaru yang diumumkan, yaitu penghapusan sementara pajak penjualan untuk barang-barang seperti pakaian anak-anak dan bir, serta rencana untuk memberikan cek sebesar 250 dolar Kanada kepada setiap warga negara.
Freeland, yang juga menjabat sebagai wakil perdana menteri, menegaskan Kanada tidak bisa melakukan "tipu muslihat politik yang mahal" di tengah ancaman tarif yang akan datang.
"Negara kita sedang menghadapi tantangan besar," tulis Freeland dalam surat pengunduran dirinya.
"Itu berarti menjaga fiskal kita tetap bertahan sekarang, sehingga kita memiliki cadangan yang mungkin kita perlukan untuk perang tarif yang akan datang."
Trudeau sebelumnya berencana untuk mencalonkan diri kembali dalam pemilu tahun depan, meskipun ada ketidakpuasan yang meningkat di kalangan anggota Partai Liberal. Partai tersebut baru-baru ini mengalami kekalahan dalam pemilihan khusus di dua distrik di Toronto dan Montreal yang telah lama mereka kuasai.