"Kami Ditembaki Seperti Guyuran Hujan, Orang-Orang Dibunuh dengan Cara yang Tak Pernah Saya Bayangkan"
Pasukan penjaga perbatasan Arab Saudi terlibat dalam kematian "ratusan" migran dan pencari suaka asal Ethiopia di perbatasan Yaman.
Laporan organisasi pembela hak asasi HRW menyebut pasukan penjaga perbatasan Arab Saudi terlibat dalam kematian 'ratusan' migran dan pencari suaka asal Ethiopiap.
'Kami Ditembaki Seperti Guyuran Hujan, Orang-Orang Dibunuh dengan Cara yang Tak Pernah Saya Bayangkan'
'Kami ditembaki berulang kali. Saya melihat orang-orang dibunuh dengan cara yang tidak pernah saya bayangkan. Saya melihat 30 orang terbunuh di tempat. Saya menyelipkan diri di bawah batu dan tidur di sana. 'Saya bisa merasakan orang tidur di sekitar saya. Saya sadar apa yang saya kira orang tidur di sekitar saya sebenarnya adalah mayat. Saya bangun dan saya sendirian.'Dalam laporan yang dirilis Senin lalu, HRW mengungkapkan temuan dari hasil wawancara dengan 42 migran dan pencari suaka serta analisis lebih dari 350 video, foto, dan citra satelit.
Temuan ini menyoroti para migran yang tewas dan terluka di jalan setapak, di kamp-kamp, dan di fasilitas-fasilitas medis serta bagaimana lokasi pemakaman di dekat kamp-kamp migran bertambah besar, dan infrastruktur keamanan perbatasan Arab Saudi yang semakin luas.Mayat di mana-mana
Sepuluh orang yang diwawancarai mengatakan, 11 percobaan penyeberangan perbatasan yang melibatkan 1.278 migran mengakibatkan setidaknya 655 kematian. Sembilan percobaan lainnya hanya menyisakan 281 orang yang selamat.
HRW juga menyoroti peran kelompok militan Houthi yang didukung oleh Iran dalam penyalahgunaan migran di sepanjang rute migrasi, termasuk pemerasan, penahanan sewenang-wenang, dan perdagangan manusia.
Kejahatan kemanusiaan
'Pasukan penjaga perbatasan Arab Saudi menggunakan senjata peledak secara membabi-buta dan menembak orang dari jarak dekat, termasuk perempuan dan anak-anak, dalam pola yang merata dan sistematis.
Namun, sumber anonim dari pemerintah Arab Saudi yang dihubungi oleh CNN menolak klaim tersebut dan menyebutnya tidak berdasar.
HRW juga mencatat bahwa konflik baru-baru ini di wilayah Tigray, Ethiopia, telah mendorong sejumlah migran untuk mencari perlindungan di luar negara mereka. Para migran ini melakukan perjalanan melintasi rute berbahaya dari Tanduk Afrika melewati Teluk Aden ke Yaman dan kemudian Arab Saudi.HRW mengatakan mereka mewawancarai penyintas yang ditanya oleh penjaga perbatasan Saudi, bagian mana dari tubuh mereka yang ingin ditembak, sebelum mereka menembak dari jarak dekat.
"Mereka menembak kaki kami. Penjaga itu memakai seragam militer Saudi, warnanya campuran hijau dan cokelat," kata seorang migran 23 tahun kepada HRW.
"Orang-orang ditembak di bagian lain tubuh mereka. Peluru itu mengenai mulut dan tembus keluar leher. Saya ditembak dengan brutal."
Laporan HRW ini muncul sekitar setahun setelah kelompok ahli PBB mencatat tuduhan serupa, dengan mengklaim bahwa pasukan keamanan Saudi telah terlibat dalam kematian 430 migran dan melukai 650 orang dalam serangan dan penembakan lintas perbatasan antara 1 Januari hingga 30 April 2022.
Sumber: CNN