Kisah Mengerikan dalam Sejarah, 500 Tentara Jepang Dimangsa Buaya di Pulau Ramree
Merdeka.com - Apa rasanya sedang melarikan diri dalam keadaan terluka namun berakhir dalam mulut buaya?
Sebuah tragedi mengerikan terjadi sekitar 78 tahun lalu. Tragedi itu adalah pembantaian tentara Jepang di Pulau Ramree oleh reptil raksasa seberat ratusan kilogram.
Pembantaian itu jadi serangan buaya paling mematikan terhadap manusia yang tercatat dalam Guinness Book of World Records.
-
Dimana buaya menyerang korban? 'Korban ini meninggal dunia setelah kakinya digigit buaya, lalu satwa tersebut menghempaskan tubuh korban berkali-kali di Sungai Selagan,' katanya seperti dilansir dari Antara, Senin (15/4).
-
Siapa korban serangan buaya? Korban ini bernama Ide Suprianto (27) asal Desa Sari Bulan, Kecamatan Air Dikit yang menikah dengan warga Desa Tanah Harapan.
-
Mengapa buaya menyerang korban? 'Korban ini meninggal dunia setelah kakinya digigit buaya, lalu satwa tersebut menghempaskan tubuh korban berkali-kali di Sungai Selagan,' katanya seperti dilansir dari Antara, Senin (15/4).
-
Hewan apa yang paling mematikan? Nyamuk adalah hewan paling mematikan di dunia dan telah membunuh 725.000 manusia per tahun melalui penyebaran penyakit seperti malaria dan demam berdarah dengue.
-
Dimana buaya paling berbahaya? Spesies yang paling mematikan adalah buaya Nil yang mendiami sekitar sungai Nil.
-
Siapa pemangsa manusia di laut? Ikan hiu besar ketiga di dunia, dikenal sebagai ikan hiu putih, memiliki berat maksimal mencapai 3,32 ton dan bisa tumbuh hingga panjang sekitar 15 hingga 20 kaki.
Tahun 1945 adalah tahun ketika invasi Kekaisaran Jepang ke Asia hampir berakhir. Tentara Jepang diserang oleh pasukan Sekutu dengan kekuatan penuh.
Pulau Ramree terletak di Pantai Selatan Burma, Myanmar. Jepang menduduki pulau ini pada 1942 dan mengalahkan angkatan laut Inggris. Namun, Inggris kembali menyerang dan mencoba merebut kembali Ramree dan pulau terdekatnya, Cheduba.
Buaya paling raksasa
Setelah serangan berdarah namun menang melawan Jepang, pasukan Inggris memaksa hampir 1000 tentara musuh ke dalam rawa bakau sepanjang 16 kilometer.
Sayangnya, pasukan Jepang masuk ke dalam tempat yang salah. Rawa bakau di Pulau Ramree adalah rumah bagi buaya air asin, yang jumlahnya tidak diketahui.
Buaya ini merupakan pembunuh reptil paling raksasa di dunia. Hewan prasejarah ini dapat tumbuh sepanjang 6 meter dengan berat lebih dari 907 kilogram dalam beberapa kasus.
Meskipun ukuran raksasa buaya air asin ini jarang ditemukan, spesiesnya yang berukuran sedang mampu dengan cepat membunuh manusia.
Dengan kondisi tentara Jepang yang terluka dan sakit saat melintasi rawa, mereka langsung ditangkap buaya saat jatuh di belakang hutan bakau. Buaya ganas ini tiba-tiba muncul entah dari mana dan langsung menyeret korbannya ke bawah air.
Air rawa mengandung darah
Total 1000 tentara Jepang yang ketakutan di dalam rawa bakau Ramree. Sebanyak 500 di antaranya berhasil melarikan diri keluar dari rawa bakau dengan 20 orang yang ditawan kembali oleh pasukan Inggris. 500 sisanya dinyatakan tidak pernah berhasil keluar dari rawa.
Beberapa bulan setelah tragedi itu, sebuah pengadilan militer khusus melakukan penyelidikan atas apa yang telah terjadi.
Penyelidikan menemukan korban setiap tiga meter di rawa tersebut. Selain itu, sekitar 24 persen air rawa bakau Ramree mengandung darah manusia. Dapat dipastikan korban penyerangan buaya itu adalah tentara Jepang.
Kejadian ini kemudian masuk dalam daftar Guinness Book of World Records sebagai serangan buaya paling mematikan yang pernah tercatat dalam sejarah.
Reporter magang: Yobel Nathania
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebanyak 3.000 tentara Jepang tewas pada sebuah goa di pulau itu
Baca SelengkapnyaPenjajahan Jepang tak kalah kejam dari Belanda. Parahnya, pekerja Romusha sampai dijadikan kelinci percobaan vaksin mematikan.
Baca SelengkapnyaApapun latarbelakangnya, pembunuham hewan dilindungi melanggar undang-undang.
Baca SelengkapnyaDikenal juga sebagai "Isewan Typhoon," topan ini membawa kehancuran besar di wilayah pesisir terutama di sekitar Teluk Ise.
Baca SelengkapnyaPeristiwa kelam ini cukup memberikan luka mendalam bagi masyarakat Aceh yang dilakukan oleh aparat TNI di era konflik Aceh.
Baca SelengkapnyaSebuah fosil buaya yang telah punah ditemukan dengan kondisi terpenggal di China selatan.
Baca SelengkapnyaPertempuran Okinawa adalah salah satu konflik terbesar yang terjadi pada masa Perang Dunia II di wilayah Pasifik.
Baca SelengkapnyaTsunami besar menyapu bersih tanah serambi mekkah pada 26 Desember 2004.
Baca SelengkapnyaPeristiwa berdarah di Tebing Tinggi, merupakan perjuangan para pemuda melawan penjajah pasca kemerdekaan Indonesia.
Baca SelengkapnyaPertempuran Okinawa menimbulkan korban terbesar dalam Medan Perang Pasifik Perang Dunia II.
Baca SelengkapnyaSaat ini, buaya tersebut telah diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Baca SelengkapnyaMeskipun risiko serangan hiu rendah dibanding ancaman lain, ketakutan global diperbesar oleh media dan film.
Baca Selengkapnya