Peneliti waspadai sekitar seratus gunung berapi di bawah Antartika
Merdeka.com - Sejumlah peneliti menyatakan telah menemukan gunung api tersembunyi di bawah Antartica. Tidak tanggung-tanggung, kabarnya jumlahnya hingga mencapai hampir seratus.
Dilansir dari laman The Guardian, Minggu (13/8), kelompok peneliti dari Universitas Edinburgh menyatakan salah gunung berapi itu mempunyai tinggi setara dengan Gunung Eiger di Swiss. Namun, posisi mereka berada di dalam permukaan dengan jarak sekitar dua kilometer.
Satu hal yang mereka khawatirkan adalah tingkat keaktifan gunung berapi itu. Jika terjadi erupsi, maka bakal membuat lapisan es di sebelah barat Antartika.
-
Bagaimana memprediksi erupsi gunung berapi? Cara lain untuk melihat kapan gunung berapi akan erupsi adalah dengan mengukur gas yang keluar. Ketika magma bergerak ke permukaan, gas keluar dengan cepat dan mendahului magma. Gas ini bisa diukur dari angkasa atau dari daratan.
-
Di mana metode pemantauan gunung berapi ini diuji? Dilaporkan oleh New Delhi Television, teknik ini telah memberikan hasil yang positif pada gunung berapi seperti Gunung Etna di Italia dan Gunung Berapi Taal di Filipina, di mana hutan dan pepohonan tumbuh melimpah di sekitarnya.
-
Bagaimana gunung api memengaruhi air di sekitarnya? Cairan panas dari gunung itu membuat air di sekitarnya menjadi hangat dan cocok bagi hewan laut untuk bertahan hidup di laut dalam.
-
Apa yang mempengaruhi kestabilan lereng gunung berapi? Jika kubah lava cukup tinggi maka hal tersebut akan mempengaruhi kestabilan pada lereng gunung seperti yang terjadi pada kasus Gunung Semeru. Gunung semeru sebelumnya pernah terjadi erupsi beberapa bulan lalu, dan salah satu penyebabnya adalah curah hujan dan volume kubah lava.
-
Apa yang dimuntahkan gunung berapi di Antartika? Di Antartika, ada gunung berapi yang mengeluarkan serpihan emas yang bernilai tinggi.
-
Dimana letusan gunung berapi terjadi? Pertanyaan tersebut menjadi fokus perhatian para peneliti yang mengunjungi dataran tinggi luas dan berbatu di India Barat yang terbentuk oleh lava cair, di mana mereka melakukan pengeboran batu dan mengumpulkan sampel untuk dianalisis.
"Pertanyaan besarnya adalah seberapa aktif gunung api itu? Hal itu harus kita waspadai secepatnya. Apapun bisa menyebabkan mencairnya es, termasuk erupsi, yang bisa mempercepat mencairnya es ke laut," kata salah satu peneliti, Robert Bingham.
Dalam laporan penelitian mereka paparkan di jurnal Geological Society, lapisan di bawah benua Antartika diduga tempat gunung berapi juga terdapat lapisan batuan basal. Hal itu menunjukkan adanya kesamaan dengan wilayah gunung berapi lain di dunia.
Bingham bersama dengan anggota timnya, max Van Wyk de Vries, membandingkan data soal keberadaan gunung berapi dari penjelajahan terdahulu. Setelah dikumpulkan, mereka menemukan lagi 47 lokasi gunung berapi, ditambah dengan 91 yang sudah ditemukan sebelumnya. Tingginya masing-masing berkisar dari seratus meter hingga diperkirakan mencapai 3850 meter. Semuanya terpendam di balik lapisan es yang beberapa di antaranya mencapai ketebalan hingga empat kilometer. Posisinya tersebar di sepanjang garis benua Antartika sebelah barat.
Penemuan Bingham dan anggota timnya menjadi penting buat mengetahui aktivitas di bawah benua Antartika. Sebab jika terjadi erupsi, maka hal itu bisa membahayakan. Karena pemanasan global saja sudah membikin es di wilayah itu mencair perlahan.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penemuan ini menggemparkan dunia bahwa ada gunung di Bumi yang lebih tinggi dari Everest.
Baca SelengkapnyaGunung Berapi Aktif Ini Muntahkan Emas 80 Gram Per Hari, di Sini Lokasinya
Baca SelengkapnyaPerairan dingin Antartika juga penting untuk terciptanya arus laut dalam yang mengalir ke utara membawa nutrisi dan oksigen yang penting bagi ekosistem.
Baca SelengkapnyaPendaki gunung Australia, May Cooper menyebut kondisi ini mengerikan. Fenomena ini meningkatkan risiko jatuhnya bebatuan dan runtuhnya jurang.
Baca SelengkapnyaUntuk pertama kalinya dalam tiga dekade, gunung es terbesar dunia A23a terombang-ambing di lautan setelah lepas dari dasar Laut Weddell.
Baca SelengkapnyaGunung Erebus, salah satu gunung berapi aktif di Antartika, mengeluarkan debu emas senilai Rp 102 juta setiap harinya. Tertarik ke sana?
Baca SelengkapnyaPusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengungkapkan kondisi Gunung Semeru saat ini sedang tidak baik-baik saja.
Baca SelengkapnyaGelombang panas yang melanda sejumlah negara di Eropa telah berdampak kebakaran hutan di pegunungan Swiss.
Baca SelengkapnyaPada hari ini, Gunung Semeru erupsi sebanyak 4 kali. Namun tidak terpantau visual letusan karena tertutup kabut.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru di Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, kembal erupsi, Senin (12/2).
Baca SelengkapnyaGunung api Iya merupakan gunung strato dengan sejarah letusan tercatat sejak tahun 1671.
Baca SelengkapnyaBadan Geolog mengungkap potensi ancaman erupsi freatik dan magmatik.
Baca Selengkapnya