Peretas asal China curi dokumen rahasia soal MH370

Merdeka.com - Peretas asal China dilaporkan mencuri informasi rahasia dari komputer pejabat senior Malaysia yang terlibat dalam perburuan hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 dan mengirimkannya ke China.

Pejabat di Dewan Keamanan Nasional Malaysia dan Departemen Penerbangan Sipil menjadi sasaran para peretas. Ini menurut laporan koran Malaysia the Star, seperti dilansir surat kabar the Telegraph, Rabu (20/8).

Pelanggaran keamanan terdeteksi oleh Keamanan Dunia Maya Malaysia, sebuah badan pemerintah yang dikendalikan oleh Kementerian Sains, Teknologi dan Inovasi. Transmisi kelompok itu akhirnya diblokir dan mesin terinfeksi ditutup, jelas the Star.

Namun, Dr Amirudin Abdul Wahab, kepala Keamanan Dunia Maya Malaysia, mengatakan peretas berhasil mencuri sejumlah besar informasi, termasuk risalah rapat dan dokumen rahasia.

"Beberapa dari dokumen yang dicuri terkait dengan penyelidikan MH370," kata Amirudin. "Itu adalah serangan yang sangat canggih."

Pemerintah Malaysia menduga peretas secara khusus mencari informasi yang berkaitan dengan penyelidikan MH370, laporan itu menduga.

Serangan itu dilaporkan terjadi pada 9 Maret, satu hari setelah pesawat Malaysia Airlines Penerbangan MH370 hilang saat terbang dari Kuala Lumpur ke Beijing.

Virus canggih, diketahui sebagai Malware, dikirim ke pejabat yang terlibat dalam pencarian MH370 dan menyamar sebagai berita yang mengklaim bahwa pesawat MH370 telah ditemukan, the Star melaporkan. Sekitar 30 komputer telah diganggu.

Dhillon Kannabhiran, seorang ahli keamanan dunia maya, mengatakan kepada surat kabar the Star serangan itu memerlukan banyak perencanaan dan pekerjaan. Namun, hanya ada kesempatan terbatas untuk perencanaan jika serangan dari para peretas itu terjadi dalam 48 jam setelah hilangnya pesawat seperti yang dilaporkan.

Seorang pejabat Malaysia menolak untuk membuat komentar langsung terkait masalah ini.

Sebanyak 239 penumpang pesawat MH370 menghilang, di mana 152 di antaranya adalah warga negara China. Negeri Tirai Bambu itu telah memainkan peran sentral dalam drama yang sedang berlangsung.

"China ingin Malaysia menjadi transparan atas jet yang hilang, seperti yang China tahu mengenai transparansi," jelas salah satu narablog seperti dikutip oleh Malay Mail.

China telah berulang kali membantah tuduhan terlibat dalam tindakan mata-mata di dunia maya, dan mengklaim bahwa sebaliknya pihaknya merupakan korban dari taktik tersebut. Lima anggota Tentara Pembebasan Rakyat China telah didakwa oleh Departemen Kehakiman Amerika pada bulan Mei atas tuduhan pencurian perdagangan rahasia.

Selama kunjungan ke China pada Desember lalu, Perdana Menteri China David Cameron dikabarkan menekan Perdana Menteri Cina Li Keqiang, terkait aksi mata-mata di dunia maya.

Awal pekan ini penyedia layanan kesehatan utama di Amerika Serikat mengklaim peretas asal China telah menggunakan Malware yang sangat canggih dan teknologi untuk mencuri informasi dari sekitar 4,5 juta pasien. (mdk/fas)