Sejarah kudeta militer di Turki, sudah terjadi 5 kali sejak 1960
Merdeka.com - Turki baru saja diguncang upaya kudeta militer. Kudeta itu gagal dalam hitungan jam, berkat upaya rakyat dan aparat loyalis Presiden Reccep Tayyip Erdogan melawan balik di pelbagai kota.
Angkatan Bersenjata Turki ternyata punya sejarah khusus terkait upaya perebutan kekuasaan lewat cara kekerasan. Tentara Turki tidak asing dengan kudeta sebagai upaya mengganti rezim yang dirasa berseberangan dengan agenda elit militer. Kudeta Jumat (15/7) malam waktu setempat adalah upaya kelima dalam sejarah, dan satu-satunya yang gagal.
Elit-elit militer Turki sampai sekarang didominasi kalangan nasionalis dan sekuler, yang sangat mengidolakan Mustafa Kemal Attaturk, bapak bangsa Turki yang membubarkan Khilafah Turki Usmani.
-
Siapa Capres yang gagal 4 kali ? Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menjadi kandidat yang paling sering ikut Pilpres yaitu sebanyak tiga kali sejak 2009 dan Pilpres 2024 ini adalah kali keempatnya. Namun, Prabowo belum pernah menang.
-
Apa yang dilakukan tentara Turki di Israel? Stasiun televisi Aljazeera berbahasa Arab melaporkan ada sekitar 10.000 tentara Turki di Israel.
-
Siapa yang pernah gagal menjabat dua periode di Demak? Pada pemilihan 2006, bupati Demak Endang Setyaningdyah kalah dalam upayanya meraih periode kedua. Ia dikalahkan oleh Tahta Zani yang sebelumnya menjabat sebagai sekda.
-
Siapa Polwan yang meraih prestasi di Turki? Sosok Briptu Tiara Nissa menjadi salah satu dari 5 lulusan terbaik pendidikan S2 nontesis di Turki.
-
Siapa yang memimpin kudeta yang menjatuhkan rezim Antonescu? Raja Michael I dari Rumania memimpin kudeta yang menjatuhkan rezim Antonescu (Agustus 1944) dan menempatkan Rumania di pihak Sekutu untuk sisa perang (Antonescu dieksekusi pada Juni 1946).
-
Kapan kegagalan terjadi? Kamu selalu melewati kegagalan dalam perjalanan menuju kesuksesan.
Stasiun Televisi Aljazeera, Sabtu (16/7), memuat kronologi upaya kudeta oleh militer sepanjang sejarah Turki modern.
Kudeta 1960
Kudeta pertama terjadi pada 1960. Saat itu Perdana Menteri Adnan Menderes ingin memberi keleluasaan pada penganut agama Islam untuk kembali beribadah. Masjid-masjid dibuka lagi, demikian juga pemberian izin adzan memakai pengeras suara.
Pada era 1960, kalangan sekuler masih sangat kuat. Tekanan pada Menderes meningkat. Karena panik, Menderes menetapkan jam malam, merepresi lawan-lawan politiknya.
Pada 27 Mei 1960, tentara mengikuti desakan rakyat menggulingkan PM Menderes. Sang perdana menteri kemudian dihukum mati. Jenderal Cemal Gursel ganti berkuasa hingga 1965.
Kudeta 1971
Kudeta kedua terjadi pada 1971. Latar belakangnya adalah resesi ekonomi yang membuat rakyat marah. Pemerintahan yang dipimpin PM Suleyman Demirel dinilai gagal memenuhi tuntutan rakyat terkait penurunan harga pangan, inflasi, serta membuka lapangan kerja.
Militer kembali melakukan kudeta, dengan alasan mengambalikan tata tertib bermasyarakat. Demirel dipaksa mundur. Lantas Nihat Erim dari Partai Republikan diangkat menjadi pemimpin baru.
Sejarah kudeta militer di Turki pada era 1970-an (c)AP/Burhan OzbiliciKudeta 1980
Periode 1970-an sangat tidak kondusif dalam panggung politik nasional Turki. Negara mayoritas muslim dengan wilayah di dua benua ini mengganti perdana menteri hingga 11 kali.
Pertarungan elit partai dianggap tentara tidak bisa berkontribusi positif terhadap stabilitas negara. Alhasil, saat konflik antar partai memuncak pada 1980, militer kembali melakukan kudeta terhadap kepemimpinan PM saat itu. Laksamana Bulend Ulusu mengambil alih pemerintahan hingga 1983.
Kudeta 1997
Kudeta pada 1997 ini yang paling aneh, karena sama sekali tidak mengerahkan tentara keluar barak. Militer merasa gerah karena Partai Islam Sejahtera tidak kunjung membangun koalisi permanen selepas menang pemilu 1995.
Perdana Menteri Necmettin Erbakan kemudian didatangi petinggi militer, yang mengaku hanya memberikan 'saran' untuk perbaikan bangsa. Saran-saran itu misalnya larangan berhijab, membatasi pendidikan pesantren, dan beragam kebijakan sekuler lainnya.
Erbakan dipaksa mundur pada 1998, lalu dilarang berpolitik selama lima tahun. Partainya bubar. Erdogan adalah anggota partai islam sejahtera itu, yang kemudian ikut mendirikan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) beberapa tahun berikutnya.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Momen pelantikan Vladimir Putin sebagai Presiden Rusia periode ke-5 berlangsung mewah di Istana Kremlin, Moskow.
Baca SelengkapnyaDengan kemenangan ini Putin akan menjadi presiden terlama Rusia melampaui diktator Uni Soviet, Joseph Stalin.
Baca SelengkapnyaPresiden pertama RI, Soekarno juga pernah menjadi target rencana pembunuhan
Baca SelengkapnyaHanya ada tiga jenderal besar dalam sejarah Indonesia. Apa yang membuat Soeharto menjadi salah satu penerimanya?
Baca SelengkapnyaIni terjadi pada tahun 1957, di mana pemerintah menerbitkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1957 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah.
Baca SelengkapnyaPutin Kembali Menang Telak dalam Pemilu Rusia, Jadi Pemimpin Terlama Lampaui Stalin
Baca SelengkapnyaPartai Beringin tua kembali panas. Kini, giliran Airlangga Hartarto memutuskan untuk mundur dari kursi ketua umum Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaIni Daftar Upaya Pembunuhan terhadap Presiden dan Kandidat Presiden AS, Ada yang Dilempar Granat dari Jarak Dekat
Baca SelengkapnyaTry Sutrisno memiliki karir politik yang mentereng. Pada tahun 1956, dia diterima menjadi taruna di Atekad.
Baca SelengkapnyaBerkali-kali Jadi Capres, Para Politikus Luar Negeri Ini Selalu Kalah dalam Pemilu, Ada yang Sampai 10 Kali
Baca SelengkapnyaMegawati Sedih Lihat TNI-Polri Dibawa Lagi ke Politik Praktis
Baca SelengkapnyaSosok eks Wakapolri ini mencuri perhatian netizen. Sebab, wajah sang jenderal dinilai mirip dengan Erdogan.
Baca Selengkapnya