Tentara wanita Korea Utara ungkap kekerasan seksual di barak
Merdeka.com - Lee So Yeon (41) tak bisa melupakan beratnya bertugas di militer Korea Utara. Dia mengabdikan diri selama 10 tahun sebelum akhirnya membelot ke Korea Selatan.
Tentara wanita ditempatkan dalam barak-barak yang sedikitnya diisi 24 orang. Fasilitas untuk mereka sangat minim. Bau tak sedap langsung tercium jika memasuki ruangan sempit itu.
"Kasur-kasurnya diisi oleh sekam padi, bukan kapuk," kata So Yeon dalam wawancara bersama BBC.
-
Apa yang terjadi pada perwira tersebut di dalam tahanan? Dalam video, tampak sekumpulan pria berpakaian serba oranye, bertuliskan 'Narapidana Militer'. Sementara tentara yang menjadi tahanan baru, mengenakan seragam loreng dan dipajang di tengah lapangan. Pangkat yang melekat di pundaknya tidak ada artinya. Perwira itu digojlok oleh para tahanan senior. Perwira itu diperintah untuk menyebutkan nama dan pangkatnya.
-
Siapa yang menjadi sasaran kekerasan seksual oleh tentara Jepang? Ada tipe-tipe soal Jugun Ianfu, mulai dari peran wanita yang dipaksa untuk memuaskan hasrat para militer dan sipil Jepang.
-
Siapa yang disebut Ibu Komando? Di bagian komentar, ada yang menyebut Juliana sebagai Ibu Komando.
-
Siapa yang menyaksikan pemerkosaan tahanan? Dalam dokumenter tersebut, terdapat kesaksian dari Fadi Bakr, mantan tahanan di kamp Sde Teiman di Israel selatan.
-
Apa bentuk kekerasan seksualnya? 'Keluarga korban direlokasi, namun untuk mempersiapkan tersebut korban masih tinggal dengan pamannya. Pada kesempatan itu pamannya tersebut itu melakukan kekerasan seksual kepada yang bersangkutan itu sebanyak 4 kali. Sehingga mengakibatkan korban hamil dan saat ini korban sudah melahirkan,' kata Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto melanjutkan.
-
Bagaimana tahanan memperlakukan perwira tersebut? Perwira itu diperintah untuk menyebutkan nama dan pangkatnya. Setelah mengatakan nama, perwira itu disoraki para tahanan lain. “Izin, nama ***, pangkat Letnan Kolonel,“ katanya. “Ulangi, suara yang keras, ulangi,“ ujar para penghuni tahanan. “Pangkatnya digondol kucing,“ teriak penghuni tahanan yang lain.
Tak ada juga fasilitas mandi yang layak bagi mereka. Air dari gunung langsung dialirkan lewat selang-selang karet. Tak ada juga air panas saat memasuki musim salju.
"Kadang ular dan kodok bahkan ikut masuk melalui selang itu," katanya.
So Yeon mengaku masuk dinas militer sekitar tahun 1992 hingga 2001. Usianya saat itu 17 tahun. Dia terpanggil karena semangat patriotisme yang menggelora. Tapi diakuinya kebanyakan wanita bergabung dengan angkatan bersenjata agar bisa makan setiap hari.
Namun seiring memburuknya perekonomian, jatah makan para serdadu dikurangi. Tak ada bedanya kegiatan fisik dan latihan antara tentara wanita dan pria di militer Korut. Bobot tubuh para wanita ini turun drastis. Efeknya sampai mereka kehilangan jadwal menstruasi.
"Setelah enam bulan, banyak di antara kami yang tak mendapat tamu bulanan lagi. Kami malah bersyukur karena terbayang repotnya menghadapi menstruasi di tengah barak dengan kondisi seperti ini," kata So Yeon.
Pengakuan So Yeon soal menstruasi itu dibenarkan oleh Juliette Morillot, penulis buku North Korea in 100 questions. Dia mengaku telah mewawancarai beberapa wanita di angkatan bersenjata dan mendapat pengakuan serupa.
"Ada seorang gadis berusia 20 tahun yang bahkan tak menstruasi selama dua tahun saat bertugas," kata Morillot.
Kekerasan seksual di barak militer
Salah satu mimpi buruk yang dialami personel wanita di Korut adalah kekerasan seksual di dalam barak. Hal itu terjadi nyaris di setiap unit militer.
Morrilot menyebut wanita yang diwawancarainya malu mengaku telah mengalami kekerasan seksual. Namun mereka menyebut sejumlah rekannya telah diperkosa. Begitu juga So Yeon yang menyebut kawan-kawannya dipaksa melayani sang komandan.
"Komandan kompi biasanya akan masuk ke dalam ruangannya. Dia akan memperkosa anak buahnya di sana. Itu terjadi terus dan terus," kata So Yeon.
Sebenarnya pemerkosaan adalah pelanggaran berat di tubuh militer Korut. Pelakunya akan diganjar hukuman paling sedikit tujuh tahun.
"Namun tak ada yang berani mengaku menjadi korban atau melaporkan kejadian itu. Para lelaki yang melakukan kejahatan itu pun selalu bebas," kata Morrilot.
Menurutnya kekerasan ini tak lepas dari budaya patriaki di tubuh militer Korea Utara. Peran pria sangat dominan dan mereka memerintahkan wanita untuk melakukan hampir semua pekerjaan berat.
"Misalnya wanita-wanita dengan latar belakang keluarga miskin biasanya akan ditaruh di unit zeni kontruksi di mana mereka ditempatkan di barak atau gubuk-gubuk. Ini tidak aman untuk mereka," jelas Morrilot.
So Yeon meninggalkan dinas militer saat berusia 28 tahun. Dia sempat hidup bersama keluarganya sebagai warga sipil selama tujuh tahun. Tekanan hidup dan kesulitan ekonomi membuatnya nekat mencoba lari ke Korea Selatan tahun 2008.
Usaha pertamanya gagal. Dia ditangkap saat mencoba melarikan diri. Hukumannya dikirim ke camp konsentrasi.
Tahun berikutnya dia mencoba kembali melarikan diri. Dengan nekat dia berenang menyeberangi sungai Tumen dan memasuki perbatasan China. Di sana dia bertemu calo yang membantunya mencapai Korea Selatan.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kompolnas juga meminta atasan polisi yang diduga lecehkan tahanan wanita disanksi etik.
Baca SelengkapnyaBriptu S melakukan pelecehan di kamar mandi ruang tahanan. Korban sempat menolak, tetapi pelaku terus memaksa.
Baca SelengkapnyaTahanan perempuan FMB yang menjadi korban pelecehan seksual Briptu S di Rutan Polda Sulsel mengadu ke LBH Makassar. Dia meminta pendampingan hukum.
Baca SelengkapnyaTentara wanita Israel melakukan pemerkosaan kepada sejumlah tahanan pria Palestina. Aksi tak biadab ini bahkan dilakukan di hadapan orang banyak.
Baca SelengkapnyaBegini jadinya kalau Kopral TNI sidak barak Tamtama pakai tongkat komando.
Baca SelengkapnyaSeorang tentara Israel menurunkan celananya dan berkata ke seorang perempuan Palestina, "sini, lihat".
Baca SelengkapnyaDisebut-sebut, pelecehan itu saat korban menjadi sepri yang bersangkutan.
Baca Selengkapnyaada saat ia digiring menuju hotel oleh pelaku, saat itu sudah timbul perasaan was-was atau curiga.
Baca SelengkapnyaGerombolan pemukim Israel merebut paksa tanah dan melecehkan pria Palestina hingga mengancam akan memperkosanya saat dipenjara di Sde Teiman.
Baca SelengkapnyaDari pemeriksaan internal itu, kekerasan seksual diduga terjadi pada November 2021, Februari 2023, Maret 2023, April 2023, Mei 2023, Juni 2023, Juli 2023.
Baca SelengkapnyaJugun Ianfu banyak direkrut dari luar Jepang sehingga sulit berkomunikasi dan tidak mengerti bahasa Jepang.
Baca SelengkapnyaPerkara ini awalnya telah dilakukan upaya perdamaian antara kedua belah pihak. Hanya saja tidak menemui titik terang
Baca Selengkapnya