Warga Desa Kaget, Cincin Logam Raksasa Seberat 500 Kg Jatuh dari Langit
Pekan lalu sekitar pukul 15.00 waktu setempat, warga desa di Kenya menemukan sebuah cincin logam yang sangat berat.
Di Kenya, sebuah cincin logam seberat 500 kilogram (kg) dilaporkan telah jatuh. Penemuan ini memunculkan berbagai spekulasi tentang asal usul cincin tersebut. "Sebuah cincin logam besar yang diduga sebagai puing dari luar angkasa jatuh di Desa Mukuku di Kenya selatan pada hari Senin," ungkap badan antariksa Kenya Space Agency (KSA) seperti yang dikutip dari The Independent, Senin (6/1/2025).
Menurut laporan, penduduk desa menemukan cincin yang diduga berasal dari roket sekitar pukul 3 sore waktu setempat pada tanggal 30 Desember. Badan Antariksa Kenya juga menyatakan bahwa mereka telah "mengamankan area tersebut dan mengambil puing-puingnya". "Badan Antariksa Kenya ingin mengklarifikasi bahwa objek tersebut, sebuah cincin logam berdiameter 2,5 meter dan berat sekitar 500 kg, adalah pecahan dari sebuah objek antariksa," tambah mereka dalam sebuah pernyataan.
Penilaian awal menunjukkan bahwa objek yang jatuh itu merupakan cincin pemisah dari wahana peluncur. Puing-puing roket biasanya dirancang untuk terbakar saat memasuki atmosfer Bumi atau jatuh di wilayah yang tidak berpenghuni, seperti lautan. "Ada banyak potongan puing di luar angkasa dan seseorang tidak dapat 100 persen yakin yang mana yang akan jatuh," jelas badan tersebut. "Namun, sebagian besar puing terbakar di atmosfer, dan insiden seperti ini sangat jarang terjadi."
Pejabat KSA segera menuju lokasi kejadian dan bekerja sama dengan tim multi-lembaga serta otoritas lokal untuk mengamankan area tersebut dan mengambil puing-puing yang ada. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi antar lembaga dalam menangani situasi yang tidak terduga seperti ini. Dengan adanya penemuan ini, diharapkan akan ada pemahaman lebih lanjut mengenai objek-objek dari luar angkasa yang jatuh ke Bumi.
Bahaya yang Dihadapi Akibat Sampah Antariksa
Sampah antariksa menjadi isu yang semakin mendesak, dan meskipun tampaknya ini adalah masalah yang terpisah, ancamannya sangat nyata. Beberapa fragmen sampah antariksa memiliki ukuran sebesar mobil atau bahkan bus, dan jika jatuh ke bumi, dapat menimbulkan risiko besar bagi keselamatan manusia dan kerusakan properti. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk menyadari bahaya ini dan melaporkan segala aktivitas yang mencurigakan kepada pihak berwenang.
Jonathan McDowell, seorang pengamat antariksa yang memantau pergerakan roket, menyatakan bahwa badan antariksa Kenya mungkin "keliru" dalam mengidentifikasi sumber puing-puing tersebut. Ia menegaskan bahwa puing-puing tersebut tidak mungkin berasal dari pendorong roket pesawat ulang-alik. "Sama sekali tidak mungkin. SRB (Solid Rocket Booster/Pendorong Roket Padat) tidak pernah mencapai orbit dan tidak pernah 'mengudara' sejak 2011," ungkap peneliti dari Harvard Smithsonian Center for Astrophysics melalui media sosial. Ia juga menambahkan, "Saya tidak yakin itu bukan dari pesawat terbang. Tidak melihat bukti nyata adanya pemanasan masuk kembali," ujarnya kepada Inside Outer Space.