Kuliner Ekstrem, 5 Olahan Seafood yang Disajikan Masih Bergerak-Gerak
Jepang, China, dan Korea punya hidangan dari seafood yang disajikan masih bergerak-gerak.
Kuliner Ekstrem, 5 Olahan Seafood yang Disajikan Masih Bergerak
Tradisi Kuliner Odorigui, Sajikan Seafood yang Masih Bergerak
Dalam tradisi kuliner Jepang, ada cara menikmati hidangan unik bernama Odorigui. Secara harfiah, Odorigui berarti "makan sambil menari". Dinamakan demikian, karena masakan terdiri dari seafood yang disantap dalam keadaan hidup atau masih bergerak-gerak. Seafood yang biasanya dimakan dengan cara odorigui antara lain gurita, cumi-cumi, dan ikan es. Konsep hidangan seperti ini juga dimiliki China dan Korea.
1. Ikan Yin-Yang
Ikan Yin Yang atau disebut juga dengan istilah "ikan mati-hidup" adalah hidangan dari Sichuan, China. Daging ikan yang sudah dimasak disajikan bersama kepalanya yang masih bergerak-gerak di atas piring.
-
Dimana kita bisa nikmati olahan seafood kaki lima? Olahan seafood ala warung kaki lima memang paling mantap.
-
Dimana cari seafood segar? Usahakan memilih seafood yang segar atau yang dibekukan tanpa tambahan garam atau bahan pengawet.
-
Apa yang membuat resep seafood kaki lima istimewa? Olahan seafood ala warung kaki lima memang paling mantap. Tak cuma jenis seafood-nya yang beragam. Menu yang ditawarkan di warung seafood kaki lima juga cukup variatif.
-
Siapa yang bisa mencoba resep seafood ala warung kaki lima? Daripada selalu membelinya, Anda juga bisa mencoba membuat masakan seafood ala warung kaki lima sendiri di rumah.
-
Bagaimana seafood Labuan Bajo disajikan? Selain itu, restoran yang ada di Labuan Bajo juga menyajikan menu seafood dengan beragam pilihan cara memasak. Mulai dari panggang, kukus, hingga sajian khas Indonesia yang menggugah selera.
-
Siapa yang menjual kuliner ekstrem? Di sudut Ibu Kota, dapat dijumpai sejumlah penjaja kuliner ekstrem, mulai dari ular, biawak hingga kelelawar.
2. Ikizukuri
Ikizukuri adalah sashimi yang dibuat dari seafood hidup. Bahan yang digunakan umumnya adalah ikan, gurita, cumi, dan lobster. Sashimi yang diolah dengan teknik ikizukuri biasanya disajikan bersama kepalanya agar konsumen masih bisa melihatnya bergerak-gerak
3. Sannakji
Beralih ke kuliner Korea Selatan, ada sannakji yang dibuat gurita mentah. Karena aktivitas saraf di tentakel gurita yang sudah mati masih belum terhenti, irisan tentakel jadi menggeliat-geliat di piring. San-nakji biasa disajikan di restoran Korea atau sebagai camilan di bar.
4. Odori Ebi
Odori ebi yang berarti "udang menari" adalah jenis sashimi yang terbuat dari udang anakan segar. Udang disajikan dalam keadaan hidup. Sungut dan kakinya masih bergerak-gerak. Udang direndam sake agar mabuk, lalu dicelup saus sebelum disantap.
5. Katsu Ika Odori-don
Katsu ika odori-don adalah nasi mangkuk dengan lauk cumi segar. Cumi yang masih belum kehilangan reaksi saraf diiris dan disusun di atas nasi, lalu dituangi kecap asin agar bergerak. Gerakan tentakelnya inilah yang membuat cumi terlihat seperti menari.
Dianggap Hidangan Kontroversial dan Diprotes Pencinta Binatang
Penyajikan seafood yang masih bergerak-gerak seperti ikizukuri dan ikan yin-yang disebut kontroversial oleh banyak orang. Praktik penyajian kuliner seperti ini dianggap tidak etis, karena ikan dan cumi diyakini masih merasakan sakit saat dihidangkan. Hidangan seperti ikizukuri bahkan dilarang di Australia dan Jerman karena alasan tersebut.
Mengapa Ikan dan Cumi yang Sudah Diiris Masih Bergerak-Gerak di Piring?
Ikan, cumi, dan gurita yang sudah diiris-iris tampak bergerak di piring? Apakah ikan ini disajikan dalam keadaan sekarat? Pergerakan ikan yang sudah mati disebabkan reaksi saraf. Otot ikan masih mempertahankan Adenosin trifosfat (ATP), sumber energi untuk kontraksi otot hingga beberapa saat setelah kematian. Menurut penelitian Kawasaki (2018), ikan mas masih bisa menggerakkan tubuh hingga sepuluh menit setelah kematian jika ada stimulasi ke otak dan sumsum tulang belakang.
"Sebagian besar jaringan pada organisme yang baru mati atau baru disembelih sebenarnya masih hidup. Dalam kasus ini, meskipun fungsi otak hilang, jaringan masih merespons rangsangan."
Discovery News (11/8/2011)
Charles Grisham, profesor kimia Virginia University.