Seramnya tradisi penggal kepala di Kalimantan ini!
Merdeka.com - Banyak cara yang dilakukan untuk mempertahankan suatu wilayah. Bisa dengan melakukan perang atau melakukan lobi. Tapi tahukah Anda jika dulu suku Dayak di Kalimantan mempunyai tradisi yang ekstrem dan membuat bulu kuduk merinding.
Tradisi itu disebut ngayau yakni,memenggal kepala. Cukup sadis ya kedengarannya. Mereka akan melakukan tradisi tersebut untuk mempertahankan atau memperluas wilayah kekuasaan.
Mereka akan melakukan perang dan memenggal kepala musuh sebagai bukti jika berhasil mempertahankan kekuasaan. Hanya pria dewasa saja yang kepalanya boleh dipenggal. Wanita dan anak-anak tidak di-kayau melainkan hanya dijadikan budak.
-
Mengapa tradisi ini dilestarikan? Tradisi itu dilestarikan untuk mengenang penyebar agama Islam di Jatinom, Ki Ageng Gribig.
-
Bagaimana cara membunuh burung hantu? Jika rencana tersebut berjalan, para profesional terlatih dan pemilik tanah akan diizinkan untuk menembak burung hantu di sekitar setengah wilayah di mana burung hantu tutul dan burung hantu invasif hidup berdampingan dalam wilayah jelajah burung hantu tutul utara. Perburuan burung hantu yang dilarang di depan umum tidak akan diizinkan.
-
Bagaimana para perampok menutup makam? “Penutupan galian yang dilakukan perampok itu menarik dan tidak biasa. Beberapa batu ditempatkan di sana, dengan sebuah tengkorak serigala di atasnya.
-
Siapa yang melakukan mutilasi? Tarsum (50) suami yang bunuh dan mutilasi istrinya, Yanti (41) sempat bergelagat aneh sebelum peristiwa berdarah itu.
-
Apa ritual mengerikan yang dilakukan kaum pagan? Pengorbanan ini dilakukan dengan melibatkan pemenggalan kepala, menguliti, memotong-motong kuda atau mengubur mereka hidup-hidup.
-
Siapa yang menjadi pelaku mutilasi? Korban berinisial R yang merupakan warga Pangkalpinang, Bangka Belitung, dibunuh dan dimutilasi dua terduga pelaku di rumah indekos tersebut.
Kepala musuh akan dibawa ke pulang kemudian mereka melakukan upacara adat yang disebut tiwah, untuk menenangkan roh si musuh tadi. Para warga akan memberi sesaji agar roh itu tidak gentayangan dan membalas dendam.
Namun tradisi ini mulai berubah seiring kesadaran untuk hidup damai dan sejahtera. Berdasar Perjanjian Tumbang Anoi tradisi ngayau dihilangkan agar tidak terjadi perselisihan di antara suku Dayak.
Baca juga:
5 Ritual memanggil hujan terunik di dunia
Nang Tani, hantu penunggu pohon pisang asal Thailand
Pernikahan hantu, tradisi unik perkawinan mayat di China (mdk/vic)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat masa penjajahan Belanda, lokasi kampung itu digunakan sebagai tempat para tentara Belanda melakukan kekerasan terhadap warga pribumi.
Baca SelengkapnyaMengenal tradisi Mangai Binu dari Nias, perburuan kepala manusia sebagai bentuk status sosial.
Baca SelengkapnyaAdanya ritual ini bisa menjadi potensi wisata yang mengundang wisatawan dari berbagai daerah.
Baca SelengkapnyaRitual orang Nias Selatan yang dulu masih dilakukan sebagai bentuk kepercayaan terhadap leluhur dengan memotong kepala dan lengan manusia.
Baca SelengkapnyaTradisi membunuh harimau secara beramai-ramai dulu sangat dinantikan warga Blitar, kini tradisi itu sudah tidak ada lagi karena menuai pro kontra
Baca SelengkapnyaTarian ini konon dipercaya akan merekatkan koneksi antara keluarga yang ditinggalkan dengan roh yang dipanggil oleh Tuhan.
Baca SelengkapnyaMereka masih mempertahankan tradisi ini karena banyak pesan moral yang terkandung di dalamnya.
Baca SelengkapnyaSelain berfungsi sebagai alat komunikasi antar sesama serumpun Suku Dayak, benda ini juga menyebabkan terjadinya rentetan peristiwa berdarah.
Baca SelengkapnyaWarga secara kompak menggotong rumah ke kampung tetangga untuk mengingat kejamnya tentara Jepang di masa penjajahan
Baca SelengkapnyaAtraksi Tatung selalu melekat dengan perayaan Cap Go Meh di Kalimantan Barat.
Baca SelengkapnyaRitual penangkal penyakit dan menolak bala khas Suku Batak ini kembali dilakukan saat Pandemi Covid.
Baca SelengkapnyaPelaksanaan festival pun melibatkan 8 desa yang ada di Kecamatan Pangkalan Jambu.
Baca Selengkapnya