4 Fakta Unik Candi Tikus di Mojokerto, Dulunya Sarang Hewan
Merdeka.com - Candi Tikus terletak di Dukuh Dinuk, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur atau sekitar 13 kilometer di sebelah tenggara Kota Mojokerto. Candi ini terletak di sisi kiri jalan sekitar 600 meter dari Candi Bajangratu, salah satu peninggalan Kerajaan Majapahit yang ikonik.
Candi yang semula terkubur tanah itu ditemukan kembali pada tahun 1914. Penggalian situs bersejarah tersebut dilakukan berdasarkan laporan Bupati Mojokerto, R.A.A. Kromojoyo Adinegoro mengenai ditemukannya candi di pekuburan rakyat.
Dulu Sarang Tikus
-
Dimana lokasi penemuan sarang? Lokasi penemuan sarang serangga berusia 29 juta tahun ini dulunya merupakan hutan purba beriklim sedang.
-
Mengapa makam kuno itu ditemukan? Ini pertama kalinya makam ditemukan di desa pertanian pertama yang terletak di wilayah yang diduduki sebelah barat Mexico Citu pada ketinggian 2.416 meter di atas permukaan laut.
-
Di mana struktur kuno tersebut berada? Struktur tersebut memiliki panjang sekitar 149 meter dengan lebar sekitar 21 meter dan terletak pada ketinggian 4.661 meter di atas permukaan laut pada kemiringan 8 derajat, dengan koordinat GPS 39°42'39.65' LU, 44°17'59.52' BT.
-
Dimana kuil kuno itu ditemukan? Tim arkeolog mulai meneliti situs arkeologi LA Otra Banda, Cerro Las Animas sejak Juni lalu.
-
Dimana penemuan makam kuno itu? Sekelompok arkeolog Turki menemukan tengkorak yang diperkirakan berusia 6.000 tahun di salah satu dari sembilan makam selama penggalian di distrik Afsin, Kahramanmaras, Turki.
-
Kenapa wilayah Jembarwangi kaya akan fosil hewan purba? Berdasarkan keterangan warga, wilayah Jembarwangi memang memunculkan banyak fosil-fosil hewan purba. Namun lokasinya jauh dari permukiman dan berada di kawasan perbukitan.
©2021 Merdeka.com/Perpusnas Indonesia
Candi Tikus telah mengalami pemugaran menyeluruh pada tahun 1984 hingga 1985. Penamaan Candi Tikus merujuk pada sebutan yang digunakan masyarakat setempat. Konon, saat ditemukan, kawasan candi tersebut merupakan sarang tikus.
Dikutip dari candi.perpusnas.go.id, belum ditemukan informasi tertulis yang menerangkan waktu, tujuan, dan siapa yang membangun Candi Tikus.
Sementara itu, adanya miniatur menara diperkirakan Candi Tikus dibangun antara abad 13 sampai 14 M. Pasalnya, miniatur menara merupakan ciri arsitektur pada masa itu.
Fungsi Candi
©2021 Merdeka.com/Perpusnas Indonesia
Bentuk Candi Tikus yang mirip petirtaan mengundang perdebatan di kalangan pakar sejarah dan arkeologi mengenai fungsinya. Sebagian pakar berpendapat bahwa candi ini merupakan tempat mandi keluarga raja.
Namun, sebagian pakar lain berpendapat bahwa bangunan tersebut merupakan tempat penampungan dan penyaluran air untuk keperluan penduduk Trowulan. Selain itu, keberadaan menara berbentuk meru menimbulkan dugaan bahwa candi ini juga berfungsi sebagai tempat pemujaan.
Bangunan Candi
©2021 Merdeka.com/Perpusnas Indonesia
Bangunan Candi Tikus menyerupai sebuah petirtaan, yaitu sebuah kolam dengan beberapa bangunan di dalamnya. Hampir seluruh bangunan berbentuk persegi empat dengan ukuran 29,5 m x 28,25 m ini terbuat dari batu bata merah.
Uniknya, letak Candi Tikus lebih rendah sekitar 3,5 m dari permukaan tanah sekitarnya. Di permukaan paling atas terdapat selasar selebar sekitar 75 cm yang mengelilingi bangunan. Di sisi dalam, turun sekitar 1 m, terdapat selasar yang lebih lebar mengelilingi tepi kolam. Pintu masuk ke candi ada di sisi utara yakni berupa tangga selebar 3,5 m menuju ke dasar kolam.
Di kiri dan kanan kaki tangga terdapat kolam berbentuk persegi empat berukuran 3,5 m x 2 m dengan kedalaman 1,5 m. Pada dinding luar masing-masing kolam berjajar tiga buah pancuran berbentuk teratai yang terbuat dari batu andesit.
Tepat menghadap ke anak tangga agak masuk ke sisi selatan, terdapat sebuah bangunan persegi empat dengan ukuran 7,65 m x 7,65 m. Di atas bangunan tersebut terdapat menara setinggi sekitar 2 meter dengan atap berbentuk meru yang puncaknya datar. Menara yang terletak di tengah bangunan ini dikelilingi oleh 8 menara sejenis yang berukuran lebih kecil. Di sekeliling dinding kaki bangunan berjajar 17 pancuran berbentuk bunga teratai dan makara.
Hal lain yang menarik ialah adanya dua jenis batu-bata berbeda ukuran yang digunakan dalam pembangunan Candi Tikus. Kaki candi terdiri atas susunan bata merah berukuran besar yang ditutup dengan susunan bata merah yang berukuran lebih kecil. Selain kaki bangunan, pancuran air yang terdapat di Candi Tikus terbuat dari bata dan batu andesit.
Pembangunannya Bertahap
©2021 Merdeka.com/Perpusnas Indonesia
Perbedaan bahan bangunan yang digunakan menimbulkan dugaan bahwa Candi Tikus dibangun secara bertahap. Pembangunan kaki candi tahap pertama menggunakan batu bata merah berukuran besar. Kemudian, dalam tahap kedua bahan yang digunakan ialah bata merah berukuran lebih kecil. Dari sini diketahui bahwa bata merah berukuran besar lebih tua usianya dibandingkan dengan bata merah yang berukuran lebih kecil.
Pancuran air yang terbuat dari bata merah diperkirakan dibuat dalam tahap pertama karena bentuknya yang masih kaku. Kemudian, pancuran yang terbuat dari batu andesit menunjukkan pahatan yang lebih halus diperkirakan dibuat pada tahap kedua. Meski demikian, tidak diketahui secara pasti kapan kedua tahap pembangunan tersebut dilaksanakan. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada awalnya, candi ini bernama Candi Asu karena banyak ditemukan anjing di sekitar candi.
Baca SelengkapnyaUpas, sumur misterius di kompleks Candi Kedaton, Mojokerto, Jawa Timur, ini diyakini dulunya adalah pintu rahasia masuk istana Majapahit.
Baca SelengkapnyaCandi Badut menawarkan pesona wisata sejarah sekaligus alam yang memukau.
Baca SelengkapnyaCandi yang berada di Kabupaten Pasuruan ini diakui sebagai bangunan cagar budaya tingkat provinsi Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaSeorang warga pengrajin batu bata di Mojokerto, Jawa Timur tidak sengaja menemukan puluhan sumur saat mencangkul tanah.
Baca SelengkapnyaCandi Prambanan mempunyai legenda dan mitos yang menarik disimak.
Baca SelengkapnyaLokasi candi ini hanya bisa diakses menggunakan motor atau menumpang truk pasir
Baca SelengkapnyaDenny Caknan ngotot dekorasi acara ngunduh mantu di Ngawi harus ada Candi Brahu. Ini fakta tentang Candi Brahu yang jarang diketahui.
Baca SelengkapnyaPesona sejarah, alam, dan budaya membuat wisatawan merasakan kemegahan masa lampau sekaligus keceriaan masa kini
Baca SelengkapnyaBekas permukiman elite zaman Majapahit ini ditemukan secara tidak sengaja oleh warga
Baca SelengkapnyaCandi yang diduga makam Raja Hayam Wuruk ini masih difungsikan masyarakat sebagai objek wisata dan tempat ibadah hingga kini
Baca SelengkapnyaPara peneliti percaya masih banyak artefak yang tersebar di daerah tersebut.
Baca Selengkapnya