Gunung Gemuruh yang Terlupakan dan Misteri Pendakian Gubernur Jenderal Raffles
Merdeka.com - Bersama waktu, nama sejati gunung tersebut mulai dilupakan orang-orang. Pernah didaki seorang gubernur jenderal Inggris.
Penulis: Hendi Jo
Jika Anda bepergian dari Jakarta atau Bogor ke Cianjur lewat jalur Sukabumi, maka perjalanan anda akan terus 'diikuti' sebuah gunung yang menjulang tinggi di sebelah barat. Penampakan 'paku bumi' itu akan terasa nyata begitu Anda sampai di wilayah Sukalarang, Gekbrong dan Warungkondang.
-
Apa nama gunung tertinggi di Indonesia? Carstenzs Pyramid atau yang lebih dikenal sebagai Puncak Jaya memiliki ketinggian 4.884 mdpl. Gunung satu ini berlokasi di Papua. Bisa dibilang, gunung ini merupakan gunung tertinggi di Indonesia.
-
Apa yang dikenang di Gunung Singgalang? Di balik pesonanya yang menakjbukan, tepat di dekat Telaga Dewi atau di ketinggian 2.679 mdpl, terdapat sebuah plakat sebagai bentuk mengenang dan didedikasikan untuk dua siswa dari Kota Padang yang mendaki gunung ini tapi tak kunjung kembali pada tahun 1988.
-
Kenapa Gunung Gamping hilang? Pada masa silam rupanya aktivitas penambangan batu di bukit itu begitu masif hingga tak tersisa apapun saat ini.
-
Siapa yang hilang di Gunung Singgalang? Di balik pesonanya yang menakjbukan, tepat di dekat Telaga Dewi atau di ketinggian 2.679 mdpl, terdapat sebuah plakat sebagai bentuk mengenang dan didedikasikan untuk dua siswa dari Kota Padang yang mendaki gunung ini tapi tak kunjung kembali pada tahun 1988.
-
Kenapa Gunung Padang dikubur? Yang lebih membingungkan lagi adalah kenyataan bahwa situs tersebut tampaknya sengaja dikuburkan beberapa kali, 'mungkin untuk menyembunyikan identitas aslinya demi tujuan pelestarian'.
-
Apa saja peninggalan sejarah dari Gunung Jali Tebon? Keberadaan Gunung Jali tertulis pada sejumlah prasasti, yakni Prasasti Pucangan (1041 M) yang ditulis Raja Airlangga, Prasasti Maribong (1264 M) yang ditulis Raja Wishnuwardana, dan Prasasti Canggu (1358 M) yang ditulis Raja Hayam Wuruk.
Hari ini, masyarakat Cianjur terlanjur mengenal gunung itu sebagai Gunung Gede. Tapi coba tanyakan kepada orang-orang tua yang tinggal di desa-desa yang tepat berada di bawah kaki gunung itu. Sebagian besar akan menjawabnya itu adalah Gunung Gemuruh, bukan Gunung Gede.
"Bukan Gunung Gede sebetulnya mah tapi Gunung Gemuruh namanya. Memang tembusnya bisa ke Gunung Gede dan Pangrango," ungkap Satibi (84), penduduk Desa Bunisari (masuk dalam wilayah Kecamatan Warungkondang).
Pendakian Raffles
Catatan-catatan arsip era Hindia Belanda ternyata menegaskan apa yang dikatakan oleh Satibi. Sebuah sketsa gambar (dibuat pada 1839) yang bertajuk 'Hypsometrische Voorstelling van de grooten weg Tusschen Tjandjor en Buitenzorg' menyebut gunung yang berada di depan Gunung Gede dan Gunung Pangrango sebagai Gunung Gemuruh (dalam arsip itu ditulis: Goenong Gamoeroe). Bahkan disebutkan di sketsa karya S.Muller itu: tinggi gunung tersebut adalah 2.928 mdpl.
Sebuah lukisan sederhana karya W,J. Gordon (1844) yang terdapat di situs KITLV (Lembaga Ilmu Bahasa, Negara dan Antropologi Kerajaan Belanda) juga menggambarkan aktivitas keseharian dari penduduk di kaki sebuah gunung bernama Gamoeroe.
Jika diperhatikan lebih seksama, diperkirakan situasi alam dalam gambar tersebut diambil di wilayah Gekbrong, sebuah kecamatan yang masuk dalam wilayah Kabupaten Cianjur dan berada di perbatasan dengan Kabupaten Sukabumi.
Nama Gekbrong sendiri sudah tercatat dalam arsip—arsip Hindia Belanda dari era awal abad ke-19. Salah satu manuskrip tua yang menyebut nama tempat tersebut adalah buku karya Andries de Wilde yang diterbitkan pada 1830, De Preanger Regentschappen Op Java Gelegen (Keresidenan Priangan di Pulau Jawa).
Dalam buku itu, Wilde menuliskan bahwa dirinya pernah mendamping Gubernur Jenderal Inggris Thomas Stamford B. Raffles bersama para punggawanya mendaki Gunung Gede (Goenong Gedee) melalui jalur Gekbron (maksudnya Gekbrong) pada 26 Februari 1815.
Pada pagi hari, dari Gekbron mereka mulai bergerak menembus perkebunan kopi yang sangat luas hingga sampailah di punggung pegunungan bernama Passier Santong.
Dari Passier Santong, mereka melanjutkan perjalanan dengan kuda sejauh 2 pal (sekira 3 km) ke suatu wilayah bernama Gossong. Ketika kuda-kuda mereka baru sampai di Passier Ipies, perjalanan agak tersendat karena harus melalui jalur yang curam dan terjal.
"Terpaksa kami meninggalkan kuda-kuda di sini (Passier Ipies)," ungkap de Wilde.
Dari Passier Ipies, perjalanan kemudian dilanjutkan lagi dengan berjalan kaki. Selanjutnya mereka memasuki kawasan rimba yang hanya menyediakan jalan setapak seluas empat kaki. Situasi begitu melelahkan karena mereka harus melalui jalur yang nyaris tak melewati tanah datar. Mereka baru sampai di puncak gunung setengah hari kemudian (sekira jam 12 siang).
Disebutkan de Wilde, sesampai puncak gunung, mereka melihat suatu pemandangan mengagumkan di sebelah barat daya: sebuah lembah dengan dataran yang luas tanpa pepohonan dengan dikelilingi tebing-tebing batu vulkanik (mungkin Alun-Alun Suryakancana). Setelah puas menikmati pemandangan tersebut, mereka kembali ke Gekbrong.
Gunung Gede atau Gunung Gemuruh?
Jika menganalisa isi buku tersebut (sekarang sudah diterjemahkan oleh arkeolog muda, Karguna Purnama Harya dan siap naik cetak), saya meyakini puncak gunung yang telah dicapai rombongan Wilde dan Raffles pada tengah hari 26 Februari 1815 itu, sejatinya adalah Gunung Gemuruh, bukan Gunung Gede.
Ada beberapa alasan yang menjadikan pendapat itu muncul. Pertama, jalur pendakian Gekbrong yang masih ada hingga kini merupakan jalur yang terletak persis di kaki Gunung Gemuruh. Jalur ini memang tidak digunakan secara resmi untuk pendakian konvensional. Biasanya hanya para peziarah yang datang setiap bulan Maulid yang akan memakai jalur ini menuju Leuit Salawe Jajar dan Guha Syahwat.
Kedua, untuk mencapai puncak Gunung Gede dari jalur Gekbrong mau tidak mau para pendaki harus menuju puncak Gunung Gemuruh dulu lalu turun ke Alun-alun Suryakancana. Dari Alun-alun baru kita naik lagi ke puncak Gunung Gede.
De Wilde, sama sekali tak menyebut mereka turun ke lembah yang pemandangannya menganggumkan tersebut. Mereka hanya berhenti sampai di puncak (Gunung Gemuruh) saja, lalu kembali ke Gekbrong. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Argopuro yang memesona menyembunyikan kisah mistis, salah satunya kisah Dewi Rengganis.
Baca SelengkapnyaGunung dengan pengalaman pendakian yang menantang melalui jalur terpanjang di pulau Jawa. Tidak hanya penuh keindahan alamnya namun penuh mitos dan misteri.
Baca SelengkapnyaSebuah bangunan peninggalan kolonial Inggris di Sumatra ini menjadi kediaman gubernur sekaligus pusat aktivitas pemerintahan.
Baca SelengkapnyaSelama pemerintahannya, Raffles banyak melakukan diplomasi dengan banyak kerajaan untuk mendapat pengakuan atas kedaulatan Inggris
Baca SelengkapnyaMeski sering dijadikan sebagai lokasi untuk mendaki, ternyata Gunung Burangrang menyimpan kisah misterius yang jarang diketahui.
Baca SelengkapnyaMeletusnya Gunung Gede Pangrango menandai berdirinya rumah dinas gubernur Jawa Barat ini
Baca SelengkapnyaSelain menyimpan keindahan, Gunung Galunggung juga menyimpan kisah misteri yang dipercaya masyarakat sekitar.
Baca SelengkapnyaDi puncak gunung ini, ratusan anggota Brimob melalui berbagai tempaan dan upacara untuk mendapatkan baret biru.
Baca SelengkapnyaTak hanya keindahan alamnya, 10 gunung ini juga menyimpan kisah mistis yang bikin bergidik ngeri
Baca SelengkapnyaTidak hanya keindahan alam yang memikat, Gunung Raung juga menyimpan misteri dan sejarah. Mitos tempat tinggal demit hingga kerajaan macan putih, yuk simak
Baca SelengkapnyaBeberapa gunung di Indonesia diliputi kisah-kisah mistis yang berkaitan dengan pertapaan.
Baca SelengkapnyaGunung Sumbing menyimpan banyak misteri yang belum terungkap hingga kini.
Baca Selengkapnya