Kisah Mencekam Tentara Jepang Membantai Pejuang RI di Lawang Sewu
Merdeka.com - Kesaksian seorang pejuang Indonesia bernama Soekirman, anggota Angkatan Muda Kereta Api (AMKA) Semarang yang bertahan di Gedung Lawang Sewu. Para serdadu Jepang memburu dia dan kawan-kawannya.
Oleh: Hendi Jo
Jika anda mengunjungi pusat kota Semarang di Simpang Lima, maka anda pasti akan melewati sebuah gedung kuno yang bergaya arsitektur transisi. Orang Semarang menyebutnya Gedung Lawang Sewu, mengingat begitu banyaknya pintu.
-
Kenapa Jepang menyerang Tebing Tinggi? Tepat di hari itu, tentara Jepang mengepung Bukit Tinggi dan mengerahkan 1.200 tentara untuk balas dendam.
-
Mengapa Jepang menyerang Indonesia? Jepang menilai bahwa keberadaan negara sekutu akan menghambat ekspansinya di kawasan Asia.
-
Mengapa pertandingan melawan Jepang sangat menegangkan? Selanjutnya, Jay Idzes dan rekan-rekannya akan menghadapi Jepang. Pertandingan yang dijadwalkan berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta pada 15 November itu menempatkan tim asuhan Shin Tae-yong dalam posisi yang cukup menegangkan.
-
Apa yang dirasakan Bintara TNI? Saat dihampiri sang perekam video, dia lantas nampak berkaca-kaca. Dia mengungkap rasa bangga terhadap sang putra yang kini bakal menjadi calon abdi negara berpangkat lebih tinggi dari ayahnya sendiri.
-
Apa yang menjadi tantangan Indonesia melawan Jepang? Jepang adalah tim terkuat di Grup C, dengan posisi puncak klasemen mengumpulkan 10 poin dan tidak mengalami kekalahan dalam empat pertandingan. Mereka menunjukkan produktivitas gol yang sangat mengesankan.
-
Mengapa Gedung Kesenian Jakarta dipilih sebagai markas militer Jepang? Setelahnya, gonjang ganjing perebutan kekuasaan sempat terjadi di awal 1940-an, ketika Jepang masuk ke Indonesia. Lokasi ini kembali digeser fungsinya, yakni sebagai markas militer dan penyiksaan tawanan tentara.
Sejatinya, pintu yang ada tidaklah berjumlah sampai seribu. Karena bangunan tersebut memiliki banyak jendela tinggi dan lebar, maka sebagian besar orang menganggapnya sebagai pintu.
Gedung yang dibuat pada 27 Februari 1904 itu, pada era pemerintahan Hindia Belanda digunakan sebagai kantor NIS (perusahaan Kereta Api Hindia Belanda). Ketika militer Jepang datang, Gedung Lawang Sewu lantas berpindah tangan kepada bala tentara Nippon.
Pada 15 Oktober 1945, terjadi huru-hara yang mengakibatkan ratusan orang Jepang diculik dan dibantai di Semarang. Itu terjadi karena sikap kejam militer Jepang selama mereka berkuasa.
Aksi Srobot
Usai proklamasi, para pejuang Indonesia di Semarang bergerak melakukan 'aksi srobot'. Segala sesuatu yang berbau Jepang, mereka ambil alih secara paksa, terutama yang terkait dengan persenjataan.
"Itu dilakukan kelompok-kelompok pemuda yang tergabung dalam Barisan Srobot yang kerap menjalankan aksi perampasan mobil-mobil dan senjata-senjata tentara Jepang," tulis Atim Supomo dkk, dalam Brimob: Dulu, Kini dan Esok.
Gedung Lawang Sewu tak lepas dari penguasaan pihak pejuang Indonesia. Mereka yang menduduki gedung tersebut berasal dari Angkatan Muda Kereta Api (AMKA), salah satu organ militan dari para pemuda Semarang.
Tentara Jepang tentu saja tak membiarkan situasi itu terjadi terus menerus. Mereka lantas menyerbu Gedung Lawang Sewu dengan menggunakan unit-unit infanteri yang baru saja pulang dari palagan Pasifik dan sedang menunggu dipulangkan oleh pihak Inggris.
Pertempuran pun berlangsung secara tidak seimbang. Setelah melalui penyerangan yang brutal, Gedung Lawang Sewu pun berhasil dikuasai kembali oleh pihak Jepang.
Kekejaman Jepang
Selama aksi pembersihan, para serdadu Jepang itu membantai satu persatu para pemuda di lorong-lorong dan ruangan-ruangan yang terdapat di Gedung Lawang Sewu. Mereka memperlakukan para pemuda seolah tikus-tikus got yang tengah diburu.
Simak kesaksian Soekirman, seorang anggota AMKA yang berhasil lolos dari neraka kecil di Lawang Sewu itu (dikutip dari buku Revolusi Nasional 1945 di Semarang karya Moehkardi).
Pertahanan kami di Gedung NIS semakin lemah. Tentara Jepang dengan bayonet terhunus dan teriakan mengerikan semakin mendekati penjagaan kami. Teman-teman yang bersenjata satu demi satu mengundurkan diri. Kami tinggal dengan 10-11 kawan lain, dengan panik berlari-lari, berusaha juga mengundurkan diri.
Entahlah, apa yang menyebabkan kami semua segera masuk ke dalam satu ruangan yang sempit, yang ternyata adalah sebuah WC.
Kami saling berpandangan. Tak seorang pun yang mengeluarkan suara. Masing-masing tegang menanti detik-detik berikutnya. Sekonyong-konyong terdengar suara orang-orang Jepang dan pintu segera terbuka.
Apa yang diucapkan mereka selanjutnya saya tak ingat lagi. Saya hanya sempat melihat kilatan senjata api disusul dengan suara dentuman yang memekakkan telinga, lalu jerit serta pekikan teman-teman yang jatuh bergelimpangan. Saya tak sadarkan diri.
Ketika sadar, seluruh badan terasa lemah lunglai dan sekujur tubuh digenangi darah yang sudah membeku. Kawan-kawan di sekitar tumpang tindih sudah tak bernyawa.
Muncul keinginan yang sangat kuat pada diri untuk tetap hidup. Dengan merangkak menggunakan sisa kekuatan yang masih ada, saya keluar dari neraka yang mengerikan itu. Tidak lama kemudian saya jatuh pingsan lagi.
Saya sadar kembali, sesudah mendapatkan perawatan dari penduduk setempat. Enam peluru menembus badan saya ditambah dengan delapan kali tusukan bayonet... (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peristiwa berdarah di Tebing Tinggi, merupakan perjuangan para pemuda melawan penjajah pasca kemerdekaan Indonesia.
Baca SelengkapnyaLubang Jepang, tempat saksi bisu praktik Romusha terhadap warga pribumi yang berada di Kota Bukittinggi, Sumatra Barat.
Baca SelengkapnyaPertempuran Tengaran terjadi pada masa Agresi Militer II, tepatnya sekitar tanggal 25 Mei 1947
Baca SelengkapnyaKonflik bermula ketika seorang penghuni hotel merampas dan menginjak-injak lencana merah putih yang dipakai oleh pemuda Indonesia.
Baca SelengkapnyaBambu runcing adalah simbol perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah
Baca SelengkapnyaPeristiwa kelam ini cukup memberikan luka mendalam bagi masyarakat Aceh yang dilakukan oleh aparat TNI di era konflik Aceh.
Baca SelengkapnyaKisah sedih para tahanan wanita asal Belanda usai tentara Jepang berhasil menguasai Nusantara.
Baca SelengkapnyaKonon tempat ini menjadi tempat penyekapan, penyiksaan, sekaligus pemerkosaan para wanita oleh tentara Jepang.
Baca SelengkapnyaTercatat dalam peristiwa itu, sebanyak kurang lebih 65 orang terbunuh.
Baca SelengkapnyaProses masuknya Jepang ke Indonesia berawal pada masa Perang Dunia II pada tahun 1942.
Baca Selengkapnya