Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Mencekam Tentara Jepang Membantai Pejuang RI di Lawang Sewu

Kisah Mencekam Tentara Jepang Membantai Pejuang RI di Lawang Sewu Lawang Sewu. ©2012 Merdeka.com/sapto anggoro

Merdeka.com - Kesaksian seorang pejuang Indonesia bernama Soekirman, anggota Angkatan Muda Kereta Api (AMKA) Semarang yang bertahan di Gedung Lawang Sewu. Para serdadu Jepang memburu dia dan kawan-kawannya.

Oleh: Hendi Jo

Jika anda mengunjungi pusat kota Semarang di Simpang Lima, maka anda pasti akan melewati sebuah gedung kuno yang bergaya arsitektur transisi. Orang Semarang menyebutnya Gedung Lawang Sewu, mengingat begitu banyaknya pintu.

Sejatinya, pintu yang ada tidaklah berjumlah sampai seribu. Karena bangunan tersebut memiliki banyak jendela tinggi dan lebar, maka sebagian besar orang menganggapnya sebagai pintu.

Gedung yang dibuat pada 27 Februari 1904 itu, pada era pemerintahan Hindia Belanda digunakan sebagai kantor NIS (perusahaan Kereta Api Hindia Belanda). Ketika militer Jepang datang, Gedung Lawang Sewu lantas berpindah tangan kepada bala tentara Nippon.

Pada 15 Oktober 1945, terjadi huru-hara yang mengakibatkan ratusan orang Jepang diculik dan dibantai di Semarang. Itu terjadi karena sikap kejam militer Jepang selama mereka berkuasa.

Aksi Srobot

Usai proklamasi, para pejuang Indonesia di Semarang bergerak melakukan 'aksi srobot'. Segala sesuatu yang berbau Jepang, mereka ambil alih secara paksa, terutama yang terkait dengan persenjataan.

"Itu dilakukan kelompok-kelompok pemuda yang tergabung dalam Barisan Srobot yang kerap menjalankan aksi perampasan mobil-mobil dan senjata-senjata tentara Jepang," tulis Atim Supomo dkk, dalam Brimob: Dulu, Kini dan Esok.

Gedung Lawang Sewu tak lepas dari penguasaan pihak pejuang Indonesia. Mereka yang menduduki gedung tersebut berasal dari Angkatan Muda Kereta Api (AMKA), salah satu organ militan dari para pemuda Semarang.

Tentara Jepang tentu saja tak membiarkan situasi itu terjadi terus menerus. Mereka lantas menyerbu Gedung Lawang Sewu dengan menggunakan unit-unit infanteri yang baru saja pulang dari palagan Pasifik dan sedang menunggu dipulangkan oleh pihak Inggris.

Pertempuran pun berlangsung secara tidak seimbang. Setelah melalui penyerangan yang brutal, Gedung Lawang Sewu pun berhasil dikuasai kembali oleh pihak Jepang.

Kekejaman Jepang

Selama aksi pembersihan, para serdadu Jepang itu membantai satu persatu para pemuda di lorong-lorong dan ruangan-ruangan yang terdapat di Gedung Lawang Sewu. Mereka memperlakukan para pemuda seolah tikus-tikus got yang tengah diburu.

Simak kesaksian Soekirman, seorang anggota AMKA yang berhasil lolos dari neraka kecil di Lawang Sewu itu (dikutip dari buku Revolusi Nasional 1945 di Semarang karya Moehkardi).

Pertahanan kami di Gedung NIS semakin lemah. Tentara Jepang dengan bayonet terhunus dan teriakan mengerikan semakin mendekati penjagaan kami. Teman-teman yang bersenjata satu demi satu mengundurkan diri. Kami tinggal dengan 10-11 kawan lain, dengan panik berlari-lari, berusaha juga mengundurkan diri.

Entahlah, apa yang menyebabkan kami semua segera masuk ke dalam satu ruangan yang sempit, yang ternyata adalah sebuah WC.

Kami saling berpandangan. Tak seorang pun yang mengeluarkan suara. Masing-masing tegang menanti detik-detik berikutnya. Sekonyong-konyong terdengar suara orang-orang Jepang dan pintu segera terbuka.

Apa yang diucapkan mereka selanjutnya saya tak ingat lagi. Saya hanya sempat melihat kilatan senjata api disusul dengan suara dentuman yang memekakkan telinga, lalu jerit serta pekikan teman-teman yang jatuh bergelimpangan. Saya tak sadarkan diri.

Ketika sadar, seluruh badan terasa lemah lunglai dan sekujur tubuh digenangi darah yang sudah membeku. Kawan-kawan di sekitar tumpang tindih sudah tak bernyawa. 

Muncul keinginan yang sangat kuat pada diri untuk tetap hidup. Dengan merangkak menggunakan sisa kekuatan yang masih ada, saya keluar dari neraka yang mengerikan itu. Tidak lama kemudian saya jatuh pingsan lagi.

Saya sadar kembali, sesudah mendapatkan perawatan dari penduduk setempat. Enam peluru menembus badan saya ditambah dengan delapan kali tusukan bayonet... (mdk/ian)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Peristiwa Pertempuran di Tebing Tinggi, Perjuangan Berdarah Pemuda Indonesia Melawan Penjajah
Peristiwa Pertempuran di Tebing Tinggi, Perjuangan Berdarah Pemuda Indonesia Melawan Penjajah

Peristiwa berdarah di Tebing Tinggi, merupakan perjuangan para pemuda melawan penjajah pasca kemerdekaan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Lubang Jepang, Saksi Bisu Kekejaman Zaman Penjajahan di Bukittinggi
Lubang Jepang, Saksi Bisu Kekejaman Zaman Penjajahan di Bukittinggi

Lubang Jepang, tempat saksi bisu praktik Romusha terhadap warga pribumi yang berada di Kota Bukittinggi, Sumatra Barat.

Baca Selengkapnya
Jejak Peninggalan Pertempuran Tengaran di Semarang, Melihat Tempat Ibadah Para Pejuang hingga Markas Belanda
Jejak Peninggalan Pertempuran Tengaran di Semarang, Melihat Tempat Ibadah Para Pejuang hingga Markas Belanda

Pertempuran Tengaran terjadi pada masa Agresi Militer II, tepatnya sekitar tanggal 25 Mei 1947

Baca Selengkapnya
Sejarah Medan Area, Pertempuran Pemuda Indonesia Melawan Sekutu Pasca Kemerdekaan
Sejarah Medan Area, Pertempuran Pemuda Indonesia Melawan Sekutu Pasca Kemerdekaan

Konflik bermula ketika seorang penghuni hotel merampas dan menginjak-injak lencana merah putih yang dipakai oleh pemuda Indonesia.

Baca Selengkapnya
Dikenalkan pada Masa Pendudukan Jepang, Ini Sejarah Penggunaan Senjata Bambu Runcing oleh para Pejuang Indonesia
Dikenalkan pada Masa Pendudukan Jepang, Ini Sejarah Penggunaan Senjata Bambu Runcing oleh para Pejuang Indonesia

Bambu runcing adalah simbol perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah

Baca Selengkapnya
Mengenang Tragedi Rumoh Geudong, Tindak Pelanggaran HAM Berat Masa Konflik Aceh
Mengenang Tragedi Rumoh Geudong, Tindak Pelanggaran HAM Berat Masa Konflik Aceh

Peristiwa kelam ini cukup memberikan luka mendalam bagi masyarakat Aceh yang dilakukan oleh aparat TNI di era konflik Aceh.

Baca Selengkapnya
Nasib Buruk Para Noni Belanda di Indonesia Zaman Jepang, Sungguh Mengenaskan Banyak Dijadikan Wanita Penghibur
Nasib Buruk Para Noni Belanda di Indonesia Zaman Jepang, Sungguh Mengenaskan Banyak Dijadikan Wanita Penghibur

Kisah sedih para tahanan wanita asal Belanda usai tentara Jepang berhasil menguasai Nusantara.

Baca Selengkapnya
Dulu Rumah Tua Peninggalan Belanda Ini Jadi Tempat Penyiksaan oleh Tentara Jepang, Begini Penampakannya Sekarang
Dulu Rumah Tua Peninggalan Belanda Ini Jadi Tempat Penyiksaan oleh Tentara Jepang, Begini Penampakannya Sekarang

Konon tempat ini menjadi tempat penyekapan, penyiksaan, sekaligus pemerkosaan para wanita oleh tentara Jepang.

Baca Selengkapnya
Monumen Ini Jadi Saksi Bisu Kejamnya Pembantaian PKI di Wonogiri, Begini Kisah di Baliknya
Monumen Ini Jadi Saksi Bisu Kejamnya Pembantaian PKI di Wonogiri, Begini Kisah di Baliknya

Tercatat dalam peristiwa itu, sebanyak kurang lebih 65 orang terbunuh.

Baca Selengkapnya
Proses Masuknya Jepang ke Indonesia,  Lengkap dengan Kronologi Waktu dan Penjelasannya
Proses Masuknya Jepang ke Indonesia, Lengkap dengan Kronologi Waktu dan Penjelasannya

Proses masuknya Jepang ke Indonesia berawal pada masa Perang Dunia II pada tahun 1942.

Baca Selengkapnya