Letnan Kolonel Soeharto Nyaris 'Dibereskan' Pasukan Divisi Siliwangi
Merdeka.com - Dicurigai sebagai perwira komunis, Komandan Resimen Yogyakarta itu hampir saja dihabisi para prajurit dari Divisi Siliwangi.
Penulis: Hendi Jo
Sejarah resmi Indonesia mengenal sosok Jenderal Soeharto sebagai penumpas gerakan komunis nomor satu. Karena aksinya, kudeta Gerakan 30 September yang dituduhkan kepada Partai Komunis Indonesia (PKI) pada 1965 mengalami kegagalan. Dengan kegagalan itu maka selamatlah Indonesia dari hantu komunis dan memunculkan rezim Orde Baru yang tidak memberikan hak hidup kepada PKI.
-
Siapa pemimpin kelompok yang dicurigai? Peristiwa Talangsari 1989 berawal dari kecurigaan masyarakat dan aparat desa terhadap kelompok keagamaan yang dipimpin oleh Warsidi.
-
Kenapa Soeharto mau diracuni? “Rupanya tamu wanita yang tidak kami undang itu berencana meracuni kami sekaluarga,“ kata Soeharto.
-
Siapa yang ingin membunuh Soeharto? Seorang Wanita Yang Mengaku Saudara Datang ke Rumah Soeharto
-
Apa yang dilakukan Soeharto di Yogyakarta? Soeharto kemudian mengumpulkan Kawan-Kawannya, Eks Perwira PETA di Yogyakarta Mereka membentuk Badan Keamanan Rakyat. Soeharto terpilih sebagai wakil ketua.
-
Bagaimana Soeharto menumpas PKI? Soeharto membentuk Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib). Dia membubarkan PKI dan menangkapi orang-orang yang dianggap terlibat G30S/PKI.Hal ini juga menjadi tonggak munculnya Orde Baru.
-
Siapa yang menyerang Soeharto dengan hoaks? Presiden Kedua Indonesia, Soeharto dan keluarga pernah mendapat serangan berita hoaks terkait Tapos.
Tetapi tak banyak pihak yang mengetahui. Delapan belas tahun sebelumnya, Soeharto sempat dicurigai sebagai perwira PKI dan nyaris dihabisi para prajurit Divisi Siliwangi. Soal itu sempat terekam dalam sebuah dokumen pribadi milik almarhum Kolonel (Purn) Omon Abdurrachman berjudul ‘Menoempas Pemberontakan PKI 1948’.
Soeharto Diinterogasi
Omon yang saat itu berpangkat mayor dan menjabat sebagai kepala staf Brigade ke-13 Kesatuan Reseve Umum X Divisi Siliwangi berkisah. Suatu senja pada akhir September 1948, di tengah ketegangan antara Divisi Siliwangi yang pro pemerintahan Hatta dengan Divisi Panembahan Senopati yang bersimpati kepada FDR (Front Demokrasi Rakjat, sebagian besar diisi oleh para aktivis PKI).
Salah seorang anak buah Omon yakni Kapten Imam Sjafi’i (kelak menjadi Menteri Urusan Keamanan di era Kabinet 100 Menteri) melapor bahwa pasukannya telah menahan seorang 'letnan kolonel PKI' yang tengah keluyuran di Surakarta.
"Pak, saya menangkap overste PKI, apa saya bereskan saja?" ujar Kapten Sjafi.
Mayor Omon yang merasa harus berhati-hati dalam melakukan tindakan, tidak serta merta setuju dengan usulan Sjafi’i. Dengan tegas, dia melarang tindakan gegabah itu dan memerintahkan sang kapten untuk membawa perwira yang ditangkap ke hadapannya.
Begitu overste itu dihadapkan kepada Omon, sang mayor langsung terkejut. Dia ternyata mengenal perwira itu sebagai Letnan Kolonel Soeharto. Dalam dokumen itu, dia sebutnya sebagai Komandan Resimen Yogyakarta. Setelah memberi salut secara militer, dengan sopan Mayor Omon menginterogasi Letnan Kolonel Soeharto dan menanyakan maksud kehadirannya di Surakarta.
Soeharto menjawab bahwa dirinya baru menghadiri undangan rapat konfrensi para pimpinan TNI yang diselenggarakan oleh Kolonel Djokosujono (salah satu tokoh FDR) di Balai Kota Madiun pada 24 September 1948.
"Apakah Overste juga merupakan anggota FDR?" tanya Omon."Bukan, saya komandan resimen TNI di Yogya. Tapi saya datang karena memang diundang oleh mereka," jawab Soeharto."Komandan kami (Letnan Kolonel Sadikin), juga diundang mereka. Tapi beliau tidak pergi karena sama sekali bukan simpatisan," sindir Omon."Saya pergi atas perintah Panglima Besar, Pak Dirman," kata Soeharto."Adakah surat perintahnya?""Ada," jawab Soeharto"Bolehkah saya melihatnya?""Boleh," ujar Soeharto sambil menyodorkan sehelai kertas .
Minta Maaf
Omon membaca surat itu dengan seksama. Di lembar yang langsung ditandatangani oleh Panglima Besar Soedirman itu dinyatakan kalau Soeharto mengemban tugas penting untuk pergi ke Surakarta dan Madiun.
Usai membaca surat tersebut, barulah Mayor Omon yakin bahwa Letnan Kolonel Soeharto bukan bagian dari FDR. Dia lantas minta maaf dan memerintahkan Kapten Sjafi’i untuk mengawal Soeharto ke perbatasan Surakarta-Yogyakarta hingga selamat.
Soal penangkapan itu sempat disebut-sebut juga oleh Soeharto dalam otobiografinya: Pikiran,Ucapan dan Tindakan Saya. Namun hanya selintas. Ada kesan Soeharto tidak menganggap penting peristiwa tersebut.
"Agak kurang dramatis," ujar ahli sejarah Indonesia asal Belanda itu.
Misi dari Jenderal Soedirman
Dalam bukunya, Madiun 1948: PKI Bergerak, Poeze juga membenarkan kedatangan Soeharto ke Madiun atas perintah Soedirman. Tujuannya, selain menyelidiki situasi Madiun pasca Insiden 18 September 1948, juga mengemban misi mencegah 'perwira kesayangan Soedirman' Letnan Kolonel Soeadi Soeromihardjo bergabung dengan FDR.
Bahkan lebih jauh diungkapkan oleh Poeze bahwa setiba di Madiun, Soeharto sempat berdiskusi dengan Moeso dan bertemu dengan Soemarsono, tokoh pemuda FDR.
Pertemuan dengan Soeharto juga sempat dibenarkan Soemarsono. Dalam kesempatan itu, kata Soemarsono, dirinya bahkan sempat mengajak Soeharto berkeliling Madiun dan membuktikan sendiri kondisi kota di Jawa Timur itu aman-aman saja.
"Soeharto nampak percaya dan menyatakan akan melaporkan situasi yang dilihatnya kepada Pak Dirman," ungkap Soemarsono dalam suatu wawancara pada 2014. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di tengah panasanya penumpasan PKI, Jenderal Soeharto mengaku sempat mau dibunuh.
Baca SelengkapnyaSejumlah tokoh militer senior dan sipil kecewa. Mereka mempertanyakan sikap Soeharto yang menyeret ABRI sebagai alat kekuasaan.
Baca SelengkapnyaKapten yang terpengaruh G30S/PKI itu menodongkan senjata pada Brigjen Suryo Sumpeno. Bagaimana cara untuk lolos?
Baca Selengkapnya1 Oktober 1965, pukul 03.00 WIB, belasan truk dan bus meninggalkan Lubang Buaya. Mereka meluncur ke Pusat Kota Jakarta untuk menculik tujuh Jenderal TNI.
Baca SelengkapnyaSoeharto murka ketika mobil-mobil yang akan diselundupkannya ke Jawa dicegah naik kapal.
Baca SelengkapnyaBrigjen Soepardjo adalah tentara paling tinggi yang terlibat langsung penculikan para jenderal saat G30S/PKi.
Baca SelengkapnyaDoel Arif adalah komandan Pasopati dalam G30S/PKI. Perintah tangkap hidup atau mati datang darinya.
Baca SelengkapnyaPada 25 Januari 1978, operasi kilat berhasil membungkam sementara gerakan mahasiswa Bandung.
Baca SelengkapnyaKolonel Sahirman dan sejumlah pimpinan PKI Jawa Tengah melarikan diri setelah G30S/PKI gagal.
Baca SelengkapnyaPemberontakan G30S/PKI juga meletus di Semarang. Brigjen Suryo Sumpeno mengerahkan panser dan tank untuk mengusir mereka.
Baca SelengkapnyaBoengkoes merupakan anggota Tjakrabirawa yang pangkatnya terus naik dari prajurit dua hingga menjadi sersan mayor.
Baca SelengkapnyaPenganiayaan dilakukan prajurit Batalion Infanteri Raider 300/Braja Wijaya yang bertugas di daerah Papua.
Baca Selengkapnya