Misi Rahasia TNI Culik Profesor & Sembunyikan di Sel Orang Sakit Jiwa
Merdeka.com - Satu regu pasukan elite dari Divisi Siliwangi pernah mendapat tugas khusus. Misi mereka menculik seorang profesor yang dicurigai hendak mengacaukan rapat Komisi Tiga Negara (KTN).
Oleh: Hendi Jo
Kisah ini terjadi Saat Divisi Siliwangi dihijrahkan ke Jawa Tengah dan Yogyakarta sekitar tahun 1947-1948. Pasukan di bawah Kapten Solichin GP mendapat tugas dari Gubernur Militer Wilayah II Kolonel Gatot Soebroto dan Menteri Negara Republik Indonesia Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
-
Siapa yang memimpin penculikan para jenderal? Doel Arif mendapat tugas menculik para Jenderal Angkatan Darat di malam kelam itu. Doel Arif menjadi Komandan Pasukan Pasopati dalam Gerakan 30 September.
-
Kenapa pasukan penculik menculik jenderal? Hal ini dilakukan karena di rumah Nasution dan Yani terdapat pasukan pengawal. Sementara di rumah-rumah jenderal lain, tidak ada pengawal.
-
Kenapa para jenderal diculik? Para Jenderal Angkatan Darat dituding sebagai Dewan Jenderal, mereka tidak loyal dan berniat mengkudeta Presiden Sukarno.
-
Siapa yang ditangkap sebagai buronan? Jajaran Direktorat Reserse Umum Kepolisian Daerah Jambi menangkap satu orang buron atau daftar pencarian orang (DPO) pelaku perusakan kantor gubernur beberapa waktu lalu.
-
Bagaimana KGB mengintai Jenderal TNI? “Koper yang dibawa anggota staf Athan itu dibuka dan digeledah lagi oleh pihak Soviet saat anggota itu keluar kamar,“ kisah Sayidiman.
-
Siapa yang ditangkap? Personel Brimob menangkap pria berinisial I, P, G yang diduga sebagai pemakai dan WA sebagai bandar dan perempuan N sebagai pemakai pada Rabu (19/6) dini hari.
Kolonel Gatot dan Sultan menugaskan secara rahasia kepada mereka untuk menculik seorang profesor berinisial OE.
"Orang ini kata Pak Gatot dicurigai akan 'mengacaukan' rapat Komisi Tiga Negara yang beberapa hari lagi akan diadakan di Kaliurang,” ujar Komandan Kompi V Batalyon Nasuhi itu.
Kapten Solichin lantas membentuk satu tim kecil untuk melaksanakan tugas tersebut. Mereka terdiri dari prajurit-prajurit andal dari Kompi V, yakni Karli Akbar Yoesoef (komandan regu) Den Ucen, Ewiw, Ulo alias Surya dan Darmawan.
Dengan menggunakan sebuah truk India (truk yang pernah dipakai untuk mengangkut padi bantuan pemerintah RI untuk India pada 1946) berangkatlah mereka ke Yogyakarta guna melaksanakan tugas itu.
Terpaksa Todongkan Pistol
Beberapa waktu kemudian, sampailah mereka di kediaman sang profesor dan disambut oleh pemilik rumah dan istrinya yang seorang perempuan Belanda.
"Bapak ditunggu komandan kami di staf. Karena itu dipersilakan ikut kami ke staf," kata Karli, selaku pimpinan regu tersebut.
Alih-alih menyanggupi permintaan Karli, Profesor OE menolak untuk ikut ke Kantor Staf.
Tidak mempan dengan cara halus, Karli lantas menodongkan pistol Colt 38 dan memerintahkan anak buahnya untuk menyeret OE ke atas truk.
Begitu mendapatkan Prof OE, masalah baru muncul. Mereka tidak paham di mana letak Kantor Staf tersebut. Di tengah kebingungan itu, muncul 'ide gila' untuk menitipkan sementara Prof OE ke RSUP Yogyakarta.
Dititip ke Sel Orang Sakit Jiwa
Untuk memuluskan aksi itu, para anggota TNI mencukur rambut sang professor dalam bentuk zigzag. Mereka juga memotong sebelah kumis serta alisnya. Diserahkanlah Prof OE kepada dokter jaga di RSUP Yogyakarta, dengan pesan khusus.
"Saya diperintahkan Pak Gatot menyerahkan prajurit yang ngamuk di asrama ini. Mungkin dia gila, dan jangan dikeluarkan sebelum ada izin dari Pak Gatot!"
Mendengar pernyataan Karli itu, tentu saja OE tidak terima dan berteriak-teriak.
"Saya tidak gila! Saya tidak gila!" Namun para dokter dan perawat tidak ada yang menggubris teriakannya itu. Mereka malah memasukan OE ke sel khusus untuk orang sakit jiwa.
"Urusan professor itu beres, kami pulang dan melaporkan misi berhasil dilaksanakan kepada komandan kompi dan target kami simpan di RSUP untuk siap diambil," ujar Karli.
Dipuji Bagus Monyet
Lantas bagaimana respon Kolonel Gatot Soebroto sendiri selaku salah seorang pemberi perintah itu? Sehari, dua hari tak ada respon dari markas Daerah Militer II. Baru hari ketiga, tim khusus penculik Prof OE itu mendapat panggilan untuk bertemu langsung dengan Gubernur Militer Wilayah II.
Pertama kali mendapat kabar itu, Karli dan kawan-kawan merasa degdegan. Tetapi saat Kolonel Gatot berteriak senang.
"Bagus! Bagus sekali kerja kalian, Monyet-Monyet!" legalah hati mereka.
"Kami satu regu sangat gembira dipanggil 'monyet' oleh Pak Gatot. Itu artinya Pak Gatot puas dengan hasil kerja kami," kenang Karli seperti dikisahkan kepada RH Eddie Soekardi dalam bukunya Hari Juang Siliwangi. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Identitas dua anggota TNI yang membantu Praka RM menculik dan menganiaya pemuda asal Aceh, Imam Masykur (25) diungkap ke publik.
Baca SelengkapnyaIntelijen Turki Selamatkan Peretas Palestina dari Incaran Mossad Israel
Baca SelengkapnyaIndonesia tengah memperingati peristiwa kelam Gerakan 30 September oleh PKI.
Baca SelengkapnyaRupanya para pelaku sempat menculik dua orang. Namun satu korban karena kondisinya tidak sehat akhirnya dilepas di Tol Cikeas.
Baca SelengkapnyaPomdam Jayakarta akan menerapkan pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana kepada Paspampres dan 2 TNI pembunuh Imam Masykur
Baca SelengkapnyaDiduga alasan Imam Masykur menjadi target penculikan karena urusan ekonomi lantaran minta tebusan.
Baca SelengkapnyaDi tengah panasanya penumpasan PKI, Jenderal Soeharto mengaku sempat mau dibunuh.
Baca SelengkapnyaAtas kedekataan angkatan, kata Irsyad, tiga Anggota TNI bersama dengan satu tersangka sipil inisial MS.
Baca SelengkapnyaKorban disebut pedagang obat-obatan ilegal di Ciputat, Tanggerang Selatan.
Baca SelengkapnyaAgen Polisi Sukitman terkejut. Sumur sudah tak ada lagi, dan banyak gundukan tanah seperti kuburan di Lubang Buaya.
Baca SelengkapnyaDoel Arif adalah komandan Pasopati dalam G30S/PKI. Perintah tangkap hidup atau mati datang darinya.
Baca SelengkapnyaDua pelaku merencanakan pembunuhan korban karena jengkel dengan sikapnya yang tidak mau ikut aturan tahanan senior.
Baca Selengkapnya