Parijs van Java, Julukan Pedagang Yahudi untuk Bandung
Merdeka.com - Berawal dari promosi dagang, sebutan Bandung sebagai “Parijs van Java” kemudian menggema ke seluruh Hindia Belanda.
Penulis: Hendi Jo
Sejarawan Ridwan Hutagalung menyebut julukan Bandung sebagai Parijs van Java awalnya berasal dari mulut para perniaga. Tidak aneh, mengingat pada era tahun 1920-an, kota tersebut dikenal sebagai salah satu pusat bisnis di Hindia Belanda. Menurut sejarawan Haryoto Kunto munculnya julukan itu datang dari seorang pedagang mebel dan interior bernama Roth.
-
Apa nama awal dari Bandung? Dahulu Bandung bernama Tatar Ukur, dengan daerah administratif sampai Garut dan Sukabumi
-
Siapa yang pertama kali sebut Bandung Kota Kembang? Dari para jutawan gula inilah muncul sebutan De Bloem der Indische Bergsteden alias Bunganya Kota Pegunungan di Hindia Belanda.
-
Apa yang terkenal dari Kota Bandung? Tentu semua orang sudah tahu kalau alat musik tradisional angklung berasal dari Jawa Barat. Berkat Saung Angklung Udjo, alat musik angklung jadi terkenal hingga ke mancanegara.
-
Apa kuliner yang terkenal di Bandung zaman Belanda? 'Pasar Baru yang terletak di pusat kota, tidak jauh dari Stasion, di zaman baheula (dulu), jadi pangkalan ‘manusia kalong’ yang suka begadang malam. Segala jenis makanan mentah dan matang, ada di situ,' Pasar Baru saat itu rapi dan bersih.
-
Bagaimana Bandung dikenal sebagai Kota Kembang? Tak cuma gadis Indo, untuk menyukseskan kongres, panitia sampai mendatangkan penyanyi dari Paris. Lucunya, mereka baru sadar, tak ada yang punya piano di Kota Bandung. Saat kalang-kabut, untunglah ketua seksi hiburan Jan Fabricius teringat piano tua yang belum laku di rumah lelang. Piano itu pun langsung dibeli dan dibawa untuk menghibur tamu kongres.
-
Kapan Bandung disebut Kota Kembang? Dari para jutawan gula inilah muncul sebutan De Bloem der Indische Bergsteden alias Bunganya Kota Pegunungan di Hindia Belanda.
"Untuk mempromosikan dagangannya di pasar malam tahunan Jaarbeurs (sekarang Jalan Aceh) pada 1920, Roth mempopulerkan kalimat Parijs van Java," tulis Kunto dalam buku Wajah Bandoeng Tempo Doeloe.
Roth yang memiliki darah Yahudi berkepentingan dengan julukan itu. Dia berharap, dengan beken-nya Bandung seolah kota Paris di Jawa, orang-orang berduit akan berduyun-duyun datang ke Bandung.
Alasan Pemilihan Nama Paris
Lantas mengapa Paris? Sejak lama Paris menjadi kiblat mode dunia. Suatu keniscayaan bisnis jika julukan itu bisa mengandung gengsi tersendiri di kalangan pengunjung pasar malam yang mayoritas datang dari luar Bandung itu.
"Slogan itu semakin populer setelah Bosscha (pengelola perkebunan terkemuka di Hindia Belanda) sering mengutipnya dalam berbagai kesempatan pidato di depan masyarakat Bandung," tulis Ridwan Hutagalung dan Taufanny Nugraha dalam Braga Jantung Parijs van Java.
Selain faktor tersebut, Ridwan pun memiliki pendapat lain. Pengibaratan Bandung sebagai Paris-nya Pulau Jawa muncul karena adanya perkembangan pesat mode Paris yang diikuti secara antusias oleh orang-orang berpunya di Bandung.
Sebut saja diantaranya adalah seni arsitektur, yang menerapkan art deco sebagai acuan. Hampir di se-antero kota Bandung, gaya bangunan tersebut diterapkan.
"Contoh yang paling terkemuka adalah Gedung Hotel Preanger dan Savoy Homan," ujar Ridwan.
Bandung yang Sangat Paris
Di dunia fesyen, selera Bandung lagi-lagi 'sangat Paris' saat itu. Di Bandung pada era 1900-an, ada sebuah toko bernama Aug. Hegelsteens Kledingmagazijn (terletak di kawasan Jalan Braga), yang merupakan tempat orang-orang Bandung ingin tampil 'lebih terkini'.
Toko itu semakin popular saat berganti nama menjadi berbau Prancis: Au Bon Marche Modemagazijn. Didirikan oleh pebisnis A. Makkinga pada 1913.
"Pada masa kejayaanya, busana dengan trend mode terbaru dari pusat mode di Paris akan segera dipajang di toko ini," ungkap lelaki kelahiran Pematang Siantar pada 1967 tersebut.
Kebonafitan Au Bon Marchel tercermin dalam setiap iklan mereka di majalah-majalah terkenal kala itu. Di sana mereka menawarkan aneka mode berbahan sutera lembut dengan pilihan desain motif bunga dan sandang bergaya elegan. Dalam iklan tersebut, tertulis: wij brengen steeds de laatse mode (artinya: kami selalu menyajikan mode terbaru).
"Si calon pembeli kemudian diyakinkan dengan tambahan kalimat: zie geregeld onze etalages (artinya: lihatlah etalase kami yang tersusun rapi)," ungkap Ridwan.
Kemewahan barang-barang yang dijajakan toko Au Bon MarcheI tentu saja berbanding lurus dengan harganya yang selangit. Mereka berkilah, harga mahal itu sesuai dengan kualitas pakaian yang dipajang di etalase toko tersebut karena merupakan mode kelas satu. Ironisnya, nama bon marche sendiri berarti: belanja murah meriah. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah video memperlihatkan nama-nama jalan di Belanda yang menggunakan nama daerah yang ada di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDahulu terdapat kapal yang membawa hingga 5.000 pikul lada dari Cirebon
Baca SelengkapnyaPasar Baru menjadi salah satu landmark utama di Jakarta. Dahulu, tempat ini juga menjadi pusat perbelanjaan tertua sejak 1820.
Baca SelengkapnyaAda satu versi yang menyebut, kembang di sini bukanlah ‘bunga’ sungguhan, tapi para wanita cantik.
Baca SelengkapnyaTernyata sudah sejak zaman Belanda, Bandung dikenal sebagai surganya kuliner.
Baca SelengkapnyaDemak masa lalu merupakan kota pelabuhan yang sangat berpengaruh di pesisir Jawa.
Baca SelengkapnyaDulunya Pekan Raya Jakarta merupakan acara untuk memperingati hari kelahiran Ratu Belanda.
Baca SelengkapnyaDulu saat pedagang Arab berlayar hingga ke Pulau Weh, mereka menamakan Sabang dengan kata 'Shabag' yang berarti gunung meletus.
Baca SelengkapnyaDahulu Cianjur pernah maju saat menjadi ibu kota Jawa Barat, komoditas kopi dan tehnya jadi andalan Eropa.
Baca SelengkapnyaDi lokasi ini perdagangan internasional sudah berlangsung sejak abad ke-17.
Baca SelengkapnyaPada tahun 1983, pPelabuhan ini dinobatkan jadi pelabuhan terbesar di Hindia Belanda.
Baca SelengkapnyaKeberagaman masyarakatnya mencerminkan Indonesia yang plural, di mana berbagai etnis dan budaya hidup berdampingan secara harmonis di kota ini.
Baca Selengkapnya