Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Protes dan Perlawanan Siswa OSVIA Terhadap Sinyo Belanda

Protes dan Perlawanan Siswa OSVIA Terhadap Sinyo Belanda Soerjo (berpici paling depan), bersama para pejabat bawahannya di front Krian 1945. ©IPPHOS

Merdeka.com - Para siswa Sekolah Calon Pamongpraja Hindia Belanda pernah menorehkan kisah perlawanan terhadap kolonialisme. Salah satu dari siswa itu adalah R.T.M. Soerjo, yang kelak menjadi gubernur Jawa Timur pertama di era republik.

Penulis: Hendi Jo

Hari kemerdekaan Kerajaan Belanda dari kungkungan penjajahan Prancis genap berusia seratus tahun pada Juni 1913. Momen tersebut rencananya akan dirayakan secara besar-besaran oleh pemerintah Hindia Belanda.

Alih-alih disambut hangat, niat itu banyak mendapat kecaman keras dari para nasionalis. Salah satunya dari seorang pemuda bumiputera asal Jawa bernama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (kelak dikenal sebagai Ki Hadjar Dewantoro).

Dalam koran De Express, 13 Juni 1913, Soewardi menulis sebuah artikel berjudul Als ik een Nederlander ben (Andaikan saya seorang Belanda). Singkatnya, tulisan tersebut memuat kritik keras Soewardi. Dia menyebut orang-orang Belanda yang akan merayakan momen itu sebagai tidak tahu diri karena berpesta merayakan kemerdekaan di atas penderitaan orang-orang yang justru kemerdekaannya sedang mereka rampas.

"…Andaikan saya seorang Belanda, saya tidak akan mengadakan pesta kemerdekaan dalam suatu negeri yang kita tahan kemerdekaanya," demikian salah satu bunyi tulisan itu.

Tentu saja pemerintah Hindia Belanda menjadi panas kupingnya. Pemuda Soewardi pun diciduk. Namun semangat nasionalisme yang dikobarkannya terlanjur menyebar kemana-mana, termasuk menerobos masuk ruang belajar dan kamar-kamar asrama anak-anak OSVIA (Sekolah Calon Pegawai Negeri untuk Kaum Bumiputra Hindia Belanda) Madiun.

Demonstrasi

Saat perayaan kemerdekaan tiba, empat siswa OSVIA menolak mentah-mentah untuk ikut merayakan pesta. Lebih jauh mereka malah melakukan protes keras. Akibatnya, mereka dikucilkan dan dipecat sebagai siswa sekolah.

Gejolak solidaritas pun muncul terhadap pemecatan itu, termasuk dari seorang siswa bernama Raden Mas Tumenggung Aryo Soerjo. Dengan mengabaikan sanksi akademis yang siap mengancamnya, Soerjo bersama kawan-kawannya melakukan advokasi dan diam-diam membantu keseharian hidup keempat siswa OSVIA yang dikeluarkan tersebut.

"Mereka pun mengadakan sejenis aksi demonstrasi menuntut agar keempat kawannya itu dipulihkan kembali statusnya sebagai siswa OSVIA," ungkap Dony Ariotejo, salah seorang cicit dari Soerjo.

Namun, konflik itu ibarat gajah melawan semut. Soerjo dan kawan-kawannya tetap “kalah” dan permintaan mereka agar pemecatan itu dibatalkan tetap tak digubris pihak OSVIA. Bisa jadi kegagalan itu menjadikan kebencian putra seorang pejabat Magetan itu terhadap kolonialisme bangsa Belanda semakin menumpuk. Itu terbukti, sejak kejadian tersebut Soerjo sering bentrok dengan para sinyo Belanda yang kerap menghina kebumiputeraan mereka.

Dikisahkan salah seorang guru Soerjo bernama Sastrohutomo pernah memergoki anak muda Jawa itu tengah membersihkan keris pusaka warisan keluarganya. Ketika ditanya untuk apa dia melakukan hal tersebut, dalam nada yang tenang, Soerjo menjawab pertanyaan Sastrohutomo.

"Kangge njagi menawi wonten tiyang ingkang kurang ajar (untuk berjaga-jaga jika ada orang yang kurang ajar terhadap saya)," jawab Soerjo seperti dikisahkan dalam Pahlawan Nasional Gubernur Suryo karya Sutjiatiningsih.

Menahan Amarah pada Sinyo Belanda

Sastrohutomo mafhum atas jawaban anak didiknya itu. Dia memastikan Soerjo tengah siap-siap bertarung sampai mati dengan para sinyo Belanda yang kerap berlaku kurang ajar dan menghina anak-anak OSVIA.

Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, sang guru lantas melaporkan soal itu kepada orangtua Soerjo. Dengan tergopoh-gopoh, orangtua Soerjo (Raden Mas Wirjosumarto dan Raden Ayu Kustiah) datang langsung ke Madiun menasihati agar Soerjo lebih memikirkan masa depannya ketimbang menuruti gejolak mudanya.

"Pikir dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna," ujar sang ayah.

Soerjo tak pernah membantah apa pun terhadap kedua orangtuanya. Dia yakin orangtuanya pasti memiliki harapan dan maksud yang baik dengan nasihatnya. Hingga hari-hari terakhir di OSVIA, Soerjo bisa menahan gejolak perasaan tidak senang kepada sinyo-sinyo itu.

Namun menurut Dony, diam-diam kejadian di OSVIA itu menjadikan Soerjo menyimpan tekad untuk melawan semua kekuasaan yang menindas. Bisa jadi kenangan itu pula yang melatari Soerjo selaku gubernur Jawa Timur tak kompromi terhadap keinginan pihak Inggris dan Belanda di Surabaya, hingga berkobarlah peristiwa 10 November 1945. (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kisah Pelajar SMP Madiun Melawan Kolonial Belanda, Tertembak di Halaman Sekolah
Kisah Pelajar SMP Madiun Melawan Kolonial Belanda, Tertembak di Halaman Sekolah

Pelajar SMP Madiun tak gentar melawan penjajah. Di tengah kesulitan yang dihadapi, mereka tetap berjuang

Baca Selengkapnya
Sejarah Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia, Peran Besar Lahirnya Kongres Sumpah Pemuda
Sejarah Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia, Peran Besar Lahirnya Kongres Sumpah Pemuda

Sebuah organisasi mahasiswa yang mengedepankan pendidikan nasional ini berperan penting dalam peristiwa lahirnya kongres Sumpah Pemuda untuk kemerdekaan.

Baca Selengkapnya
Peristiwa De Zeven Provincien, Diskriminasi Rasial Awak Kapal yang Berujung Pemberontakan
Peristiwa De Zeven Provincien, Diskriminasi Rasial Awak Kapal yang Berujung Pemberontakan

Terjadinya diskriminasi rasial antara awak kabin Belanda dan Pribumi pecah di Pelabuhan Aceh pada tahun 1933 silam.

Baca Selengkapnya
Tujuan Indische Partij dan Sejarah Berdirinya, Perlu Diketahui
Tujuan Indische Partij dan Sejarah Berdirinya, Perlu Diketahui

Indische Partij adalah organisasi politik yang berjuang melawan diskriminasi.

Baca Selengkapnya
Penuh Perjuangan, Begini Penampakan Para Pejuang Tanah Air yang Tertangkap Belanda pada Masa Revolusi
Penuh Perjuangan, Begini Penampakan Para Pejuang Tanah Air yang Tertangkap Belanda pada Masa Revolusi

Sebuah video memperlihatkan para pejuang tanah air pada masa revolusi yang tertangkap oleh tentara Belanda.

Baca Selengkapnya
Peran Besar Orang Minahasa dalam Serangan Umum 1 Maret
Peran Besar Orang Minahasa dalam Serangan Umum 1 Maret

Banyak orang Minahasa yang melakukan perantauan. Hal ini terjadi karena para pemuda Minahasa mulai menyadari bahwa dunia itu luas.

Baca Selengkapnya
Warga Lamongan Gambarkan Kejamnya Kerja Rodi Zaman Penjajah saat Karnaval Agustusan, Bikin Merinding
Warga Lamongan Gambarkan Kejamnya Kerja Rodi Zaman Penjajah saat Karnaval Agustusan, Bikin Merinding

Warga Lamongan tampilkan kekejazam kerja rodi zaman penjajahan Belanda. Bikin nangis.

Baca Selengkapnya
Gedung Peninggalan Belanda Ini Berada di Tengah Ruang Terbuka Hijau, Dulunya Terminal Bus
Gedung Peninggalan Belanda Ini Berada di Tengah Ruang Terbuka Hijau, Dulunya Terminal Bus

Gedung itu menjadi saksi bisu perjuangan masyarakat Boja dalam merebut kemerdekaan Republik Indonesia

Baca Selengkapnya
Kisah Hidup Noyo Gimbal, Pejuang Anti Kolonial dari Blora
Kisah Hidup Noyo Gimbal, Pejuang Anti Kolonial dari Blora

Hingga kini, tak ada yang tahu di mana makam Noyo Gimbal berada.

Baca Selengkapnya
Sosok Guru Somalaing Pardede, Panglima Perang Sisingamangaraja XII yang Terkuat
Sosok Guru Somalaing Pardede, Panglima Perang Sisingamangaraja XII yang Terkuat

Pria panglima perang ini dianggap penjajah Belanda sangat berbahaya dan kuat dibandingkan dengan pemimpinnya sendiri.

Baca Selengkapnya
Ipar Pangeran Diponegoro Ini Disebut Mirip Pahlawan Terkenal Dunia, Tak Gentar Menentang Penindas hingga Bikin Pihak Lawan Kewalahan
Ipar Pangeran Diponegoro Ini Disebut Mirip Pahlawan Terkenal Dunia, Tak Gentar Menentang Penindas hingga Bikin Pihak Lawan Kewalahan

Ipar Pangeran Diponegoro ini bikin pihak lawan kewalahan. Bahkan, pihak lawan mengerahkan ribuan pasukan hingga mengadakan sayembara untuk mengalahkan sosoknya.

Baca Selengkapnya
Profil M.H. Manullang, Sosok Pejuang Melawan Kolonial di Tanah Batak yang Terlupakan
Profil M.H. Manullang, Sosok Pejuang Melawan Kolonial di Tanah Batak yang Terlupakan

Sosok pahlawan dari Tanah Batak yang begitu berjasa melawan kolonialisme Belanda yang sudah mulai dilupakan.

Baca Selengkapnya