Protes dan Perlawanan Siswa OSVIA Terhadap Sinyo Belanda

Merdeka.com - Para siswa Sekolah Calon Pamongpraja Hindia Belanda pernah menorehkan kisah perlawanan terhadap kolonialisme. Salah satu dari siswa itu adalah R.T.M. Soerjo, yang kelak menjadi gubernur Jawa Timur pertama di era republik.
Penulis: Hendi Jo
Hari kemerdekaan Kerajaan Belanda dari kungkungan penjajahan Prancis genap berusia seratus tahun pada Juni 1913. Momen tersebut rencananya akan dirayakan secara besar-besaran oleh pemerintah Hindia Belanda.
-
Siapa yang memimpin perlawanan terhadap kolonial Belanda di pertambangan timah? Dengan tekad yang kuat dan penuh keberanian untuk menentang dan melawan pihak kolonial, Depati Amir mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat Bangka.
-
Siapa saja yang berjuang untuk kemerdekaan? 'Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.' – Soekarno
-
Bagaimana Rasuna Said melawan kolonialisme Belanda? Rasuna Said dikenal sebagai aktivis, politikus, dan pahlawan nasional yang vokal memperjuangkan hak-hak perempuan serta melawan kolonialisme Belanda. Sikap dan rasa perjuangannya ini menular dari sang ayah.
-
Siapa yang berjuang untuk pendidikan di Indonesia? Melalui kerja keras dan pengorbanannya, maka ada banyak generasi yang berhasil terlepas dari kebodohan.
-
Mengapa Suku Basemah melawan penjajah Belanda? Selain itu, Suku Basemah dan sekitarnya juga sempat melawan penjajah Belanda yang berlangsung selama puluhan tahun.
-
Siapa yang memperjuangkan hak perempuan di Hindia Belanda? Bukan hanya sosok Raden Ajeng Kartini saja yang memperjuangkan hak perempuan di masa-masa Kolonialisme Belanda. Apabila ditelusuri lebih dalam, banyak perempuan lain dari luar daerah yang juga memperjuangkan hak serupa.Salah satu aktivis perempuan itu bernama Rangkajo Chailan Sjamsoe Datoek Toemenggoeng atau dikenal Rangkayo Khailan Syamsu.
Alih-alih disambut hangat, niat itu banyak mendapat kecaman keras dari para nasionalis. Salah satunya dari seorang pemuda bumiputera asal Jawa bernama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (kelak dikenal sebagai Ki Hadjar Dewantoro).
Dalam koran De Express, 13 Juni 1913, Soewardi menulis sebuah artikel berjudul Als ik een Nederlander ben (Andaikan saya seorang Belanda). Singkatnya, tulisan tersebut memuat kritik keras Soewardi. Dia menyebut orang-orang Belanda yang akan merayakan momen itu sebagai tidak tahu diri karena berpesta merayakan kemerdekaan di atas penderitaan orang-orang yang justru kemerdekaannya sedang mereka rampas.
"…Andaikan saya seorang Belanda, saya tidak akan mengadakan pesta kemerdekaan dalam suatu negeri yang kita tahan kemerdekaanya," demikian salah satu bunyi tulisan itu.
Tentu saja pemerintah Hindia Belanda menjadi panas kupingnya. Pemuda Soewardi pun diciduk. Namun semangat nasionalisme yang dikobarkannya terlanjur menyebar kemana-mana, termasuk menerobos masuk ruang belajar dan kamar-kamar asrama anak-anak OSVIA (Sekolah Calon Pegawai Negeri untuk Kaum Bumiputra Hindia Belanda) Madiun.
Demonstrasi
Saat perayaan kemerdekaan tiba, empat siswa OSVIA menolak mentah-mentah untuk ikut merayakan pesta. Lebih jauh mereka malah melakukan protes keras. Akibatnya, mereka dikucilkan dan dipecat sebagai siswa sekolah.
Gejolak solidaritas pun muncul terhadap pemecatan itu, termasuk dari seorang siswa bernama Raden Mas Tumenggung Aryo Soerjo. Dengan mengabaikan sanksi akademis yang siap mengancamnya, Soerjo bersama kawan-kawannya melakukan advokasi dan diam-diam membantu keseharian hidup keempat siswa OSVIA yang dikeluarkan tersebut.
"Mereka pun mengadakan sejenis aksi demonstrasi menuntut agar keempat kawannya itu dipulihkan kembali statusnya sebagai siswa OSVIA," ungkap Dony Ariotejo, salah seorang cicit dari Soerjo.
Namun, konflik itu ibarat gajah melawan semut. Soerjo dan kawan-kawannya tetap “kalah” dan permintaan mereka agar pemecatan itu dibatalkan tetap tak digubris pihak OSVIA. Bisa jadi kegagalan itu menjadikan kebencian putra seorang pejabat Magetan itu terhadap kolonialisme bangsa Belanda semakin menumpuk. Itu terbukti, sejak kejadian tersebut Soerjo sering bentrok dengan para sinyo Belanda yang kerap menghina kebumiputeraan mereka.
Dikisahkan salah seorang guru Soerjo bernama Sastrohutomo pernah memergoki anak muda Jawa itu tengah membersihkan keris pusaka warisan keluarganya. Ketika ditanya untuk apa dia melakukan hal tersebut, dalam nada yang tenang, Soerjo menjawab pertanyaan Sastrohutomo.
"Kangge njagi menawi wonten tiyang ingkang kurang ajar (untuk berjaga-jaga jika ada orang yang kurang ajar terhadap saya)," jawab Soerjo seperti dikisahkan dalam Pahlawan Nasional Gubernur Suryo karya Sutjiatiningsih.
Menahan Amarah pada Sinyo Belanda
Sastrohutomo mafhum atas jawaban anak didiknya itu. Dia memastikan Soerjo tengah siap-siap bertarung sampai mati dengan para sinyo Belanda yang kerap berlaku kurang ajar dan menghina anak-anak OSVIA.
Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, sang guru lantas melaporkan soal itu kepada orangtua Soerjo. Dengan tergopoh-gopoh, orangtua Soerjo (Raden Mas Wirjosumarto dan Raden Ayu Kustiah) datang langsung ke Madiun menasihati agar Soerjo lebih memikirkan masa depannya ketimbang menuruti gejolak mudanya.
"Pikir dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna," ujar sang ayah.
Soerjo tak pernah membantah apa pun terhadap kedua orangtuanya. Dia yakin orangtuanya pasti memiliki harapan dan maksud yang baik dengan nasihatnya. Hingga hari-hari terakhir di OSVIA, Soerjo bisa menahan gejolak perasaan tidak senang kepada sinyo-sinyo itu.
Namun menurut Dony, diam-diam kejadian di OSVIA itu menjadikan Soerjo menyimpan tekad untuk melawan semua kekuasaan yang menindas. Bisa jadi kenangan itu pula yang melatari Soerjo selaku gubernur Jawa Timur tak kompromi terhadap keinginan pihak Inggris dan Belanda di Surabaya, hingga berkobarlah peristiwa 10 November 1945. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Pelajar SMP Madiun tak gentar melawan penjajah. Di tengah kesulitan yang dihadapi, mereka tetap berjuang
Baca Selengkapnya
Sebuah organisasi mahasiswa yang mengedepankan pendidikan nasional ini berperan penting dalam peristiwa lahirnya kongres Sumpah Pemuda untuk kemerdekaan.
Baca Selengkapnya
Terjadinya diskriminasi rasial antara awak kabin Belanda dan Pribumi pecah di Pelabuhan Aceh pada tahun 1933 silam.
Baca Selengkapnya
Indische Partij adalah organisasi politik yang berjuang melawan diskriminasi.
Baca Selengkapnya
Sebuah video memperlihatkan para pejuang tanah air pada masa revolusi yang tertangkap oleh tentara Belanda.
Baca Selengkapnya
Banyak orang Minahasa yang melakukan perantauan. Hal ini terjadi karena para pemuda Minahasa mulai menyadari bahwa dunia itu luas.
Baca Selengkapnya
Warga Lamongan tampilkan kekejazam kerja rodi zaman penjajahan Belanda. Bikin nangis.
Baca Selengkapnya
Gedung itu menjadi saksi bisu perjuangan masyarakat Boja dalam merebut kemerdekaan Republik Indonesia
Baca Selengkapnya
Hingga kini, tak ada yang tahu di mana makam Noyo Gimbal berada.
Baca Selengkapnya
Pria panglima perang ini dianggap penjajah Belanda sangat berbahaya dan kuat dibandingkan dengan pemimpinnya sendiri.
Baca Selengkapnya
Ipar Pangeran Diponegoro ini bikin pihak lawan kewalahan. Bahkan, pihak lawan mengerahkan ribuan pasukan hingga mengadakan sayembara untuk mengalahkan sosoknya.
Baca Selengkapnya
Sosok pahlawan dari Tanah Batak yang begitu berjasa melawan kolonialisme Belanda yang sudah mulai dilupakan.
Baca Selengkapnya