Bikin Bangga, Produk Masker Buatan SMK di Indramayu Ini Tembus Pasar China
Merdeka.com - Produk masker kain buatan siswa SMKN 1 Losarang, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat berhasil dipasarkan hingga ke negeri China.
Diungkapkan Wakil Kepala Bidang Humas SMKN 1 Losarang, Aan Sulistyawan, Sabtu (5/11), sejak memulai produksi dua tahun lalu, pihaknya sudah memasarkan hingga 20 ribu masker kain ke sejumlah mitra.
"Selama kurang lebih dua tahun produksi, masker kain yang dibuat oleh peserta didik kami telah dikirim ke China. Produksinya mencapai 20 ribu masker kain," kata Aan, dikutip dari ANTARA.
-
Dimana penjual mencatatkan peningkatan penjualan yang signifikan? Hal ini berdampak langsung pada lonjakan pesanan, dimana banyak penjual mencatatkan peningkatan penjualan yang signifikan berkat visibilitas yang lebih tinggi akan produk brand lokal dan UMKM di sepanjang kampanye.
-
Siapa yang membantu Solikhin memasarkan batik? Perjuangan Solikhin dalam memproduksi batik tulis tidaklah mudah. Apalagi ia digempur batik industri berbahan sintetis dengan motif dan jumlah yang sangat banyak. Namun dia tidak pernah menyerah. Dia berupaya memasarkan batik dari rumah ke rumah.
-
Bagaimana Sukijan memasarkan produknya? 'Pemasaran paling jauh ke Aceh dan Kalimantan. Mereka biasanya pesan lewat medsos dan bilang mau motif dan ukuran yang seperti apa. Tapi kebanyakan yang pesan ke kami adalah toko-toko seperti di Pasar Beringharjo, Wedding Organizer, dan salon pengantin gitu,' kata Sukijan.
-
Dimana Aan menjual produknya? Aan menjual produk handcraft-nya itu di berbagai platform mulai dari media sosial Instagram, e-commerce dan offline.
-
Kenapa Aan mulai usaha di masa pandemi? Aan menuturkan bahwa usahanya ini dia rintis beberapa waktu lalu saat mewabahnya Covid-19 di Indonesia. Saat itu dirinya tengah pulang kampung ke Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur dan mengisi waktu dengan membuat kreasi tas jinjing perempuan.
-
Di mana produk-produk itu dijual? Sebuah studi baru mengungkapkan adanya ratusan produk kosmetik yang mengandung bahan terlarang. Pada hari Rabu, European Chemicals Agency (ECHA) merilis temuannya setelah menyelidiki hampir 4.500 produk kosmetik di 13 negara Eropa.
Terus Berinovasi dengan Membuat Produk Lain
Ilustrasi ©2021 Merdeka.com/liputan6.com
Sebelumnya, selama masa penularan Covid-19 dua tahun ini pihaknya sempat kebanjiran permintaan masker dari mitra industri. Namun seiring meredanya kasus Covid-19, pihaknya mengaku permintaan sudah tidak sebanyak dulu.
Namun, SMKN 1 Losaran juga berupaya berinovasi dengan mengalihkan produksinya ke produk lain yang juga berbahan dasar kain.
"Usai pandemi, produksi masker akan dialihkan ke jenis produksi kain lainnya seperti pembuatan hijab. Kita tengah persiapkan untuk hal itu," katanya.
Jadi Bagian dari BLUD
SMKN 1 Losarang merupakan salah satu sekolah yang berstatus sebagai Badan Layanan Umum Daerah atau BLUD di Jawa Barat.
Disampaikan Kadisdik Jabar, Dedi Supandi, pengelolaan produk kreatif BLUD di sekolah menengah kejuruan bisa dilakukan secara fleksibel demi menunjang pengembangan sekolah ke depan.
Hal ini yang juga dilakukan oleh SMKN 1 Losarang, di mana telah bermitra dengan salah satu perusahaan China bernama PT Yalong.
Ini tentu turut membantu sekolah untuk bisa mengikuti tantangan zaman, dengan membuat ragam produk inovatif, dan berstrategi pemasaran tepat. Nantinya diharapkan tercipta kepercayaan dari konsumen sehingga bisa saling menguntungkan.
"Jadi tidak lagi lulusan SMK ini hanya kerja di pabrik, tapi bagaimana mereka ini membuka peluang-peluang kerja," kata dia. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berkat riset dan inovasi, Dinova Store masih terus bertahan hingga saat ini. Bahkan, Sri masih mampu menyediakan lapangan pekerjaan bagi anak muda.
Baca SelengkapnyaHingga akhir tahun lalu Indonesia surplus perdagangan dengan Malaysia sebesar 33,6 miliar dolar AS.
Baca SelengkapnyaProduk yang dikirim ke luar negeri yaitu 13 ton cangkang keong lola
Baca SelengkapnyaTiga produknya berhasil tembus pasar di negara-negara ASEAN seperti kopi luwak, sambal honje sampai radio kayu antik.
Baca SelengkapnyaUsaha ini sudah dimulai sejak masa Pandemi Covid-19 dengan modal yang minim.
Baca SelengkapnyaIni menjadi langkah awal untuk meningkatkan kolaborasi antara UMKM dengan berbagai pihak.
Baca SelengkapnyaProduk tersebut bahkan telah menembus pasar internasional di lebih dari 100 negara.
Baca SelengkapnyaSarung Mangga meraih Standar Nasional Indonesia (SNI) sebagai produk sarung tradisional.
Baca SelengkapnyaUsaha yang telah dirintis sejak tahun 2009 lalu kini berkembang dan bisa mempekerjakan 10 orang karyawan
Baca SelengkapnyaSekar Ayu Irawati, seorang pengusaha muda, telah menciptakan sebuah konsep dengan kreativitas daur ulang.
Baca SelengkapnyaDari ide kreatifnya ini, Ia berhasil meraup omzet hingga Rp15 juta.
Baca SelengkapnyaPT Sukses Komerindo melepas ekspor perdana sarung tangan ke Australia
Baca Selengkapnya