Dalamnya Makna Prosesi Meuleun Harupat di Pernikahan Adat Sunda, Gambarkan Kerja Sama Pasutri untuk Redam Konflik
Dalam prosesi ini, masing-masing pengantin diajarkan untuk menjaga egonya saat mengarungi bahtera rumah tangga
Dalam prosesi ini, masing-masing pengantin diajarkan untuk menjaga egonya saat mengarungi bahtera rumah tangga
Dalamnya Makna Prosesi Meuleun Harupat di Pernikahan Adat Sunda, Gambarkan Kerja Sama Pasutri untuk Redam Konflik
Dalam pernikahan adat Sunda terdapat salah satu prosesi yang sarat makna yakni Meuleum Harupat. Meuleum dapat diartikan sebagai membakar dan harupat adalah suatu amarah. Kegiatan ini kemudian memiliki arti saling meredam amarah dari pengantin saat sudah berumah tangga kelak.
-
Bagaimana agar pernikahan lebih harmonis? Pasangan yang santun, jujur, dan sabar akan menciptakan suasana rumah tangga yang damai dan penuh berkah.
-
Bagaimana pengaruh mlumah murep terhadap pernikahan? Meskipun secara spesifik tradisi yang dilaksanakan dapat berbeda, namun tradisi ini terus dilestarikan karena masyarakat menganggap bahwa budaya atau adat istiadat akan sangat memengaruhi seseorang dalam kehidupan sosialnya di masyarakat.
-
Dimana adat pernikahan Pepadun diterapkan? Dirangkum dari berbagai sumber, terdapat masyarakat Lampung Pepadun atau pedalaman dan Saibatin yang tinggal di pesisir. Sudah jelas, kedua kelompok masyarakat ini memiliki cara dan tradisi adat perkawinan yang berbeda.
-
Bagaimana ungkapan sungkeman dalam pernikahan? Dalam kata-kata sungkeman pernikahan Islami, terdapat ungkapan terima kasih yang mendalam kepada orang tua, keluarga, dan juga kerabat yang telah hadir dalam acara pernikahan.
-
Dimana siger digunakan dalam pernikahan adat Sunda? Siger menjadi benda yang wajib ada dalam pernikahan adat Sunda.
-
Bagaimana cara menyelesaikan konflik dalam hubungan? Menghindari atau menumpuk konflik hanya akan menciptakan masalah yang bisa meledak sewaktu-waktu.
Wajib dalam pernikahan adat Sunda
Mengutip artikel Misbahul Huda dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berjudul "Islam dan Adat (Kajian Tradisi Meuleum Harupat dalam Pernikahan Adat Sunda di Desa Cikarageman Kabupaten Bekasi), Meuleum Harupat jadi rangkaian yang wajib hadir di setiap pernikahan orang Sunda setelah pelaksanaan sungkeman dan saweran.
Beberapa alat yang disiapkan untuk prosesi ini adalah batang lidi berukuran cukup besar, korek api dan kendi kecil yang dipersiapkan oleh anggota keluarga mempelai.
Membakar dan mematahkan batang lidi
Untuk memulai prosesi ini, batang lidi mulanya dibakar oleh mempelai laki-laki hingga ujungnya menyala.
Setelah ujungnya terbakar dan mengeluarkan asap, mempelai wanita harus mencelupkannya ke dalam kendi kecil yang sudah diisi air.
Selanjutnya, batang lidi juga dipatahkan di bagian tengah oleh mempelai perempuan
Saat membakar, mencelupkan dan memotong batang lidi, keduanya berdoa dan berharap agar lidi tersebut bisa patah.
Redam amarah saat berumah tangga
Adapun makna yang terkandung dalam prosesi Meuleum Harupat adalah untuk meredam amarah dari masing-masing pengantin.
Gambar: artis Citra Kirana dan Rezki Aditya yang menikah menggunakan adat Sunda
Lidi yang dibakar melambangkan emosi, dan pencelupan ke dalam air digambarkan sebagai upaya untuk mendinginkan amarah. Biasanya ini dilakukan oleh sang istri kala suaminya emosi. Namun bisa juga berbalik.
Kemudian dibuangnya batang lidi jauh-jauh adalah sebagai simbol masalah yang hadir harus disingkirkan melalui perundingan dari kedua belah mempelai.
Simbol kasih sayang
Dalam Meuleum Harupat dapat juga digambarkan sebagai simbol kasih sayang dari kedua belah pengantin.
Di sini ada upaya saling mengayomi, saling mendinginkan ketika emosi dan mengerti satu sama lain agar kondisinya bisa kembali seperti semula.
Suami harus bisa membimbing dan tidak berlaku sewenang-wenang, dan istri juga sedapat mungkin menjadi penenang dan bekerja sama dalam membangun rumah tangga yang sesuai dengan tuntunan agama.
Mencegah perceraian
Dalam prosesi tersebut turut dibacakan nasihat-nasihat pernikahan oleh sesepuh maupun tokoh yang mendampingi pelaksanaan acara.
Ini merupakan cara nenek moyang zaman dulu untuk membangun rumah tangga yang saling memahami dan tidak mengedepankan ego masing-masing.
Selain fungsinya sebagai mieling (pengingat), Meuleum Harupat juga berfungsi sebagai sarana hiburan warga sekitar. Ini karena saat mematahkan batang lidi, warga akan dibuat penasaran dan akan berteriak secara serempak saat mempelai mampu mematahkannya.