Dikenal Penuh Cinta, Intip Kisah Pastor Hendricus Van Der Grinten Si Penyayang dari Batavia
Pastor Hendrikus Van Der Grinten terkenal karena mengasihi anak-anak terbuang di masa itu.
Pastor Hendrikus Van Der Grinten terkenal karena mengasihi anak-anak terbuang di masa itu.
Dikenal Penuh Cinta, Intip Kisah Pastor Hendricus Van Der Grinten Si Penyayang dari Batavia
Siapakah orang yang dianggap penuh cinta dan kasih sayang di zaman Batavia? Jawabannya adalah Pastor Hendricus Van Der Griten. Kebaikan hatinya telah menyentuh banyak orang di masa itu.
Pastor ini mengenalkan kasih sayang Tuhan yang tulus kepada masyarakat pribumi yang berada di titik terendah dalam hidupnya.
Tak sekedar demikian, karena Hendricus Van Der Grinten juga mengasihi anak-anak terbuang di masa itu.
-
Apa ciri khas Gereja Salib Batavia? Mengulik Suasana Ibadah Gereja Zaman VOC yang Bersejarah Abad ke-17, Gereja Salib Batavia mencerminkan kemewahan dan kontras dengan panggilan rohaniah.
-
Siapa yang dieksekusi di Batavia? Tjoe Boen Tjiang, alias Si Impeh, merupakan pemuda Tionghoa yang membunuh dua orang Perempuan Tionghoa di Batavia. Setelah sempat menjadi buronan, ia pada akhirnya tertangkap. Atas perbuatan kejamnya, ia divonis hukuman gantung di depan publik.
-
Siapa pendeta Batak yang berperan penting dalam gereja Indonesia? Seorang putra asal Tarutung bernama Soritua Albert Ernst Nababan atau biasa disingkat S.A.E Nababan merupakan salah satu tokoh pendeta yang cukup berpengaruh di Indonesia bahkan hingga kancah internasional.
-
Mengapa khotbah di Gereja Batavia dilakukan dalam berbagai bahasa? Meskipun awalnya khotbah-khotbah ini hanya disampaikan dalam bahasa Belanda, seiring berjalannya waktu, para pendeta juga mulai menyampaikannya dalam bahasa Portugis.
-
Kapan Gereja Salib Batavia dibangun? Namun, pada era 1640-an, Gubernur Jenderal VOC, Van Diemens, menginisiasi pembangunan Kruiskerk sebagai gereja utama di Batavia.
-
Siapa di balik Bataviasche Nouvelles? Saudagar Jan Erdman yang menjadi sosok di balik beredarnya surat kabar ini sejak tahun 1744.
Ia bahkan pernah dikenal sebagai bapak dan anak-anak di Hindia Belanda saat itu.
Kebaikannya hingga kini masih berbekas di monumen sosoknya yang dibangun di kawasan pemakaman, Museum Prasasti, Kota Jakarta Pusat.
Dari sosoknya, bisa diambil pelajaran bahwa memberikan kasih sayang bisa kepada siapa saja, tanpa membeda-bedakan. Berikut kisahnya yang menginspirasi hingga sekarang.
Menebarkan Cinta Kasih saat Mengenalkan Katolik
Dalam sejarahnya, Pastor Hendrikus Van Der Grinten lahir pada 2 November 1811 di Eindhoven, Belanda dan meninggal dunia di Batavia pada 23 Januari 1864.
Ketika itu, ia menaruh konsentrasi penuh kepada keluarga khususnya Eropa yang terlantar dan tidak terurus.
Di saat yang bersamaan, cinta kasih antar sesama ini terus ia praktikkan selama mengenalkan agama Katolik kepada masyarakat pada 1854.
Kehidupannya yang berpindah-pindah dari Belanda lalu ke Jawa Tengah hingga Batavia membuatnya sadar bahwa masyarakat tidak selalu merasakan kehidupan yang layak.
Merawat Anak-Anak Indo-Belanda yang Terlantar
Mengutip Indonesia.go.id, dahulu ia menjadi sosok penolong bagi anak-anak Indo-Belanda yang terlantar.
Ini terkait maraknya hubungan tidak sah antara pasangan Eropa dan Indonesia yang kemudian melahirkan anak-anak yang ditelantarkan.
Puluhan hingga ratusan anak lebih ia tampung dan rawat, sehingga mereka bisa merasakan kasih sayang walau bukan dari sosok orang tua.
Ketika itu, maraknya penelantaran anak Indo-Eropa menjadi masalah sosial yang pelik untuk ditangani.
Agar bisa terlayani dengan baik, ia menampung anak-anak tersebut di sebuah rumah yang saat ini menjadi tempat berkumpulnya Perhimpunan Vincetius di Jakarta.
Tak Pernah Absen Menengok Anak-Anak Terlantar di Rumah Sakit
Di masa pendudukan Belanda pula, banyak rumah-rumah sakit yang dijadikan tempat penampungan anak-anak terlantar.
Setiap hari, dirinya selalu menyempatkan diri untuk mendatangi salah satu tempat penampungan di Groot Militare Hospital Welterveden yang saat ini menjadi Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta.
Ia pun rela berjalan kaki dari gereja Katedral menuju lokasi dengan melintasi kawasan markas militer di Lapangan Banteng.
Bahkan, dengan terjadwal dirinya juga menyempatkan diri untuk berkeliling Indonesia semasa hidupnya untuk melihat anak-anak terlantar yang membutuhkan bantuan.
Patungnya Lebih Tinggi dari Patung dan Makam Sekitar
Mengutip laman Jakarta tourism, saat ini makam Pastor Hendrikus Van Der Grinten berada di kawasan pemakaman Kebon Jahe Kober yang kabarnya sebagai permakaman Eropa tertua di dunia.
Patungnya dibuat di atas sebuah monumen dengan posisi lebih tinggi dari patung serta makam lainnya.
Hal ini sebagai cara untuk mengenang jasa-jasa Van Der Grinten yang kerap menebar cinta kasih tulus semasa hidupnya.
Tinggi patungnya diketahui mencapai 5 meter, dan masih terlihat terawat hingga sekarang.
Kawasan ini menjadi salah satu destinasi rohani yang ada di pusat jantung Kota Jakarta.
Museum Taman Prasasti tempat Pastor Hendricus Van Der Grinten dahulu dimakamkan.
(Gambar: Wikipedia)
Suasana pemakaman Belanda di Jakarta.
(Gambar: Wikipedia)