Dirancang Arsitek Belanda, Masjid Besar Cipaganti Bandung Punya Bentuk Bergaya Jawa
Merdeka.com - Di Kota Bandung, Jawa Barat, terdapat sebuah masjid dengan arsitektur unik bernama Masjid Besar Cipaganti. Jika dilihat secara tampilan, desain bangunan di sana memiliki dua unsur yang menonjol yakni Eropa dan Jawa.
Sebagai salah satu rumah ibadah umat Muslim, Masjid Besar Cipaganti cukup ramai dikunjungi masyarakat terutama saat jam salat dan aktivitas keagamaan lainnya. Bahkan jemaah yang datang tak hanya berasal dari dalam kota, melainkan hingga luar daerah.
Secara usia, masjid ini menjadi yang tertua kedua setelah Masjid Raya Bandung. Lokasinya terletak di Jalan Raden AA Wiranatakusumah (dahulunya Cipaganti) nomor 85, Kecamatan Sukajadi.
-
Apa bentuk atap Masjid Jami? Secara keseluruhan, bentuk bangunan masjid banyak mendapat pengaruh dari arsitektur Jawa, Melayu, dan Eropa. Hal ini terlihat dari bentuk atap undak layaknya tajug pada arsitektur Jawa dengan bentuk mahkota atau genta khas Eropa pada bagian ujungnya.
-
Apa fungsi tugu batu tersebut? Batu ini disebut 'miliarium', merupakan penanda penting atau semacam tugu di sepanjang sistem jalan raya Kekaisaran Romawi.
-
Apa bentuk unik dari batu kipas Gunung Julang? Batu berbentuk unik ini memiliki kontur paling berbeda, karena posisinya seolah berdiri dan menyerupai kepala manusia.
-
Apa bentuk atap rumah joglo? Rumah adat khas Jawa Tengah ini, yang biasanya dibangun dengan kayu jati, memiliki keunikan pada atapnya yang berbentuk tajug, atau seperti piramida yang mengerucut.
-
Mengapa atap Masjid Jamik Taluak miring? Bedanya dengan atap masjid lainnya dibuat lebih miring dan permukaan yang cekung, sehingga cocok untuk bangunan di daerah beriklim tropis karena mampu mengalirkan air hujan dengan cepat.
-
Bagaimana bentuk atap Rumah Imah Badak Heuay? Mengutip laman Budaya Indonesia, bagian atap ini terbagi dalam dua bagian yaitu atap kecil dan atap besar.
Berdasarkan sejarahnya, Masjid Besar Cipaganti dibangun pada pada 7 Februari 1933 dan diresmikan pada 27 Januari 1934 oleh Bupati Bandung, Raden Hassan Soemadipraja. Berikut informasi selengkapnya.
Dirancang Arsitek Belanda Asal Semarang
©2022 Youtube Ruang Balarea/ Merdeka.com
Melansir dari kanal YouTube Ruang Balarea, perencanaannya dikerjakan oleh Profesor C.P. Kemal Wolff Schoemaker yang merupakan seorang arsitek berkebangsaan Belanda dan lahir di Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang.
Selama pembangunannya, Wolff Schoemaker dibantu oleh Anggabrata sebagai perancang. Dalam pembangunanannya, terdapat sentuhan gaya modern yang dipadupadankan dengan ornamen kaligrafi yang mencirikan kemegahannya.
Saat memasuki area masjid, perpaduan warna krem cokelat, dengan putih dan hijau begitu menenangkan dan membuat siapapun menjadi betah. Terlebih di lokasi banyak terdapat ventilasi bergaya lawas yang makin membuat udara kian sejuk.
Menonjolkan Arsitektur Jawa
Bagian ornamen Jawa bisa dilihat dari bentuk atap yang mirip tumpang, serta empat saka guru di bagian dalam masjid dengan motif bunga bersulur dan tulisan kaligrafi Hamdallah.
Kemudian, di bagian puncak juga tidak terdapat adanya kubah, melainkan hanya ornamen tajug bulan sabit yang langsung menyatu dengan atap. Tajug merupakan ciri khas dari kalangan masyarakat Jawa.
Selama Ramadan, turut diadakan sejumlah kegiatan rutin yakni salat tarawih berjemaah, membaca Al-Qur'an, kajian Subuh, iktikaf, buka bersama dan takjil gratis, sampai bazar buku, selalu digelar.
Tempat Favorit Soekarno di Bandung
©2022 Youtube Ruang Balarea/ Merdeka.com
Merujuk Liputan6, Masjid Besar Cipaganti menjadi salah satu tempat favorit dari presiden pertama Republik Indonesia yakni Soekarno.
Berdasarkan catatan sejarah, dahulu presiden kelahiran Surabaya itu kerap melakukan diskusi di lokasi untuk merumuskan kebijakan kemerdekaan. Selain itu, saat berkunjung ke Bandung, Soekarno juga kerap melaksanakan salat di masjid tersebut.
Selain itu, banyak sumber yang mengatakan jika dahulu lokasi tersebut merupakan tempat bersembunyinya tentara PETA atau Pembela Tanah Air.
Saat ini masjid tersebut sudah mengalami beberapa kali renovasi, sehingga bangunan utama yang mirip Gereja Bethel sudah sukar dilihat.
Wakaf Pengusaha Susu Eropa di Belanda
Mengutip dari Good News From Indonesia, pendirian Masjid Besar Cipaganti cukup identik dengan sosok seorang pengusaha susu dan peternakan di dataran tinggi Bandung bernama Ursone.
Disebutkan, Ursone memberikan tanah wakaf melalui istrinya yang bernama Nyi Oerki untuk didirikan sebuah masjid di sana.
Disebutkan jika bangunan tersebut sangat berguna untuk memudahkan masyarakat atau warga yang bekerja di tempatnya dalam melaksanakan salat dan beribadah lainnya.
Masjid ini juga sering dikunjungi oleh wisatawan mancanegara, seperti Malaysia dan Belanda dengan tujuan napak tilas leluhur mereka di masa lampau. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masjid ini menjadi tempat yang unik di Kampung Naga, karena memiliki desain bergaya Sunda kuno.
Baca SelengkapnyaMasjid ini memiliki arsitektur unik karena memadukan gaya Jawa-Eropa
Baca SelengkapnyaNuansa kuno dari Masjid Al Hikmah di Kota Serang ini curi perhatian. Jemaah serasa diajak ke era 1900-an.
Baca SelengkapnyaMasjid ini menawarkan daya tarik arsitektur kuno dan percampuran budaya Jawa dengan Sunda
Baca SelengkapnyaBegini sejarah Masjid Ats Tsauroh Serang yang bergaya pendopo kuno
Baca SelengkapnyaMasjid Jami Assuruur memiliki daya tampung yang besar. Saat penuh, 1.500 sampai 2.000 jemaah bisa melaksanakan salat di sini.
Baca SelengkapnyaBaru-baru ini viral di media sosial masjid berbentuk mirip Ka'bah di Jepara, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaPotret terbaru tempat istirahat Raja Hayam Wuruk saat mengembara keliling Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaBangunan bersejarah ini masih sering dikunjungi untuk ritual
Baca SelengkapnyaDi masjid ini tersimpan peci dan sorban peninggalan K.H Opo Musthofa atau Mama Kandang Sapi. Peci dan sorban itu terlihat disimpan di dalam kotak kaca.
Baca SelengkapnyaMasjid yang ada di tengah kota ini punya ciri khas unik.
Baca SelengkapnyaDi Kota Medan terdapat masjid berusia ratusan tahun yang hingga kini masih berdiri kokoh.
Baca Selengkapnya