Geliat Pemahat Cobek Cidadap, Alat Masak Melegenda dari Batu Vulkanik
Merdeka.com - Dentum suara martil pemukul nyaring saat memasuki rumah sederhana di sudut Bandung Barat. Para pekerjanya terkenal tangguh dan bertenaga kuat. Merekalah pekerja pemahat batu untuk dijadikan sebuah cobek tradisional. Bagi sebagian besar orang, cobek telah menjadi bagian dari hidupnya dapur rumah tangga. Cobek atau ulegan telah memainkan peran penting dalam proses masak memasak.
Salah satu pembuatnya ialah Perusahaan Batu Alam Karunia, yang ada di Jalan Cidadap, Desa Cidadap, Kecamatan Cidadap, Kabupaten Bandung Barat. Di tempat inilah, bongkahan batu besar dan keras diubah jadi cobek bulat simetri. Batu yang digunakan haruslah dari jenis batu andesit. Salah satu di antara batuan terkeras dengan skala 5-7 Mohs.
Dengan martil dan pahat, tangan para pembuat cobek batu ini seakan telah bersahabat dengan kerasnya batu vulkanik ini.
-
Siapa yang membuat cobek tradisional di Kampung Cikanyere? Di salah satu sudut perkampungan itu terdapat industri rumahan pembuatan cowet atau cobek tradisional yang dikerjakan oleh seorang warga lanjut usia bernama Solih.
-
Dimana cobek tradisional di Kampung Cikanyere dibuat? Di salah satu sudut perkampungan itu terdapat industri rumahan pembuatan cowet atau cobek tradisional yang dikerjakan oleh seorang warga lanjut usia bernama Solih.
-
Apa yang digunakan manusia purba untuk membuat perkakas? Sekitar 40.000 tahun lalu, spesies manusia purba Neanderthal tinggal di wilayah yang kini dikenal sebagai Prancis dan menggunakan gagang perkakas yang dibuat dengan menggunakan bahan perekat khusus.
-
Kenapa pengrajin di Kampung Cikanyere membuat cobek dari kayu kelapa? Menurut Solih, cobek buatannya ini dia buat dari kayu kelapa yang banyak ditemukan di sekitar tempat tinggalnya.
-
Apa yang unik dari cobek di Kampung Cikanyere? Walau bukan terbuat dari batu atau kayu, cobek ini kuat. Banyak perkampungan di Indonesia yang memiliki daya tarik unik seperti di Cikanyere, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut. Di sana, selain memiliki alam yang indah, siapapun yang datang akan bisa melihat langsung pembuatan cowet atau ulekan yang digunakan untuk membuat sambal.
-
Bagaimana proses pembuatan cobek di Kampung Cikanyere? Proses pembuatannya pun dengan alat tradisional menyerupai pisau pendek yang tajam.Mula-mula potongan kayu kelapa dipahat, dan dibuat setengah lingkaran.Kemudian, Solih langsung melubangi tengahnya, sampai membentuk cekungan.Ulekan setengah jadi itu lantas dihaluskan, hingga selesai sempurna.
©2021 Merdeka.com/Fakhri FadhlurrahmanProses pembuatan cobek tak begitu sulit, namun butuh perjuangan dengan penuh kekuatan dan ketelitian. Tak sembarangan orang dapat memahat batu vulkanik ini menjadi bentuk yang sempurna. Pelan tapi pasti, amrtil baja dipukulkan pada pahat. Tidak keras juga tidak pelan, agar menghindari bongkahan batu utama terbelah jadi dua.
Butuh waktu berjam-jam untuk menghasilkan bentuk kasar dari cobek. Yang kemudian akan dibentuk cekung menyerupai bentuk piring. Cekungan inilah yang dijadikan wadah bahan masakan untuk dihaluskan.
Dahulu saat belum ada mesin penghalus cobek, semua pemahat harus memahat batu hingga mendekati sama persis dengan cobek yang sudah jadi. Ketelitian dan kesabaran menjadi kunci memahat cobek batu.
©2021 Merdeka.com/Fakhri FadhlurrahmanBongkahan batu-batu andesit besar ini didatangkan langsung dari gunung berapi di sekitar Bandung Raya. Terkadang, batu andesit didatangkan dari Gunung Tangkuban Perahu dan penyuplai batu andesit bangunan yang ada di Bandung.
Ukurannya begitu besar, bahkan tak cukup kuat untuk diangka dua orang saja. Bebatuan keras yang bentuknya masih acak harus segera dibelah untuk mendapatkan ukuran cobek yang pas.
Batuan beku vulkanik ini selain sebagai material bahan bangunan, juga sebagai perlengkapan di dapur, hingga bahan aksen desain.
©2021 Merdeka.com/Fakhri FadhlurrahmanCobek-cobek ini kemudian melewati tahap pembersihan dari debu dan kotoran sisa pahatan. Perlahan disiram dengan air mengalir. Begitupula ulegan atau ulekan sebagai alat penumbuknya. Semuanya dikerjakan setengah manual dan setengah mesin. Agar menghasilkan kualitas cobek yang baik di pasaran.
Perusahaan Batu Alam Karunia berdiri sejak 1980 selalu menggunakan batu andesit sebagai bahan utama pembuatan cobek ini. Dalam satu hari, parapemahat cobek batu bisa membuat hingga 200 cobek. Satu cobek dijual dengan harga Rp 25 ribu hingga Rp 100 ribu per buah, tergantung ukuran dan ketebalan cobek.
©2021 Merdeka.com/Fakhri FadhlurrahmanCobek sendiri merupakan alat yang digunakan manusia sejak lama. Bahkan penelitian membuktikan cobek telah digunakan manusia untuk menumbuk. Cobek telah ada sejak 35,000 tahun SM pada zaman batu.
Hingga saat ini cobek masih bertahan hingga saat ini, dan didominasi pada dapur rumah tangga. Bertahan, meskipun telah mulai banyak peralatan modern untuk menumbuk dan menghaluskan yang lebih praktis digunakan. (mdk/Ibr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keberadaan blender dan chopper ternyata tak menggantikan cobek batu kali.
Baca SelengkapnyaKapak perimbas digunakan untuk memotong kayu, membuat persembahan, dan bahkan sebagai senjata untuk berburu atau melindungi diri dari serangan binatang buas.
Baca SelengkapnyaKapak persegi dibuat dari batu yang dikikis hingga membentuk persegi dengan bagian tepi yang lebih tipis. Umumnya kapak ini dibuat untuk berburu.
Baca SelengkapnyaWalau terbuat dari kayu, ulekan tradisional khas Cikanyere ini kuat.
Baca SelengkapnyaPeralihan manusia dari gaya hidup pemburu-pengumpul menjadi masyarakat agraris ditandai dengan penemuan artefak kapak lonjong.
Baca SelengkapnyaDi kampung Cipari ada puluhan perajin golok dengan metode pembuatannya yang masih tradisional.
Baca SelengkapnyaTernyata cobek batu tak cukup hanya dibersihkan dengan air saja, butuh teknik tersendiri untuk merawatnya.
Baca SelengkapnyaSenjata ini sudah biasa biasa digunakan oleh masyarakat untuk menunjang aktivitas sehari-hari seperti berkebun
Baca SelengkapnyaTanpa disadari boboko ada di hampir tiap dapur orang Sunda loh. Yuk kenalan lebih dekat
Baca SelengkapnyaKapak persegi merupakan alat peninggalan sejarah multifungsi.
Baca SelengkapnyaKue dongkal cocok disajikan saat sarapan, karena ringan namun mengenyangkan.
Baca SelengkapnyaSebanyak enam belas gubug produksi pandai besi menjadi pemandangan unik di kampung tersebut.
Baca Selengkapnya