Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Raja Ali Haji, Pencipta Gurindam Dua Belas yang Jadi Pahlawan Nasional

Kisah Raja Ali Haji, Pencipta Gurindam Dua Belas yang Jadi Pahlawan Nasional Raja Ali Haji/Wikipedia. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - RAH, merupakan singkatan nama dari Raja Ali Haji. Seorang sastrawan dan ulama besar dari Melayu. Dia lahir pada tahun 1808 di Lingga, Pulau Penyengat, Riau. RAH adalah putra Raja Ahmad, yang setelah berhaji ke Mekkah bergelar Engku Haji Tua, cucu Raja Haji Fisabilillah. Ibunya bernama Encik Hamidah binti Panglima Malik Selangor atau Putri Raja Selangor yang meninggal pada tanggal 5 Agustus 1844.

Ayahnya adalah orang pertama yang mengajari pendidikan dasar. RAH juga mendapatkan pendidikan dari lingkungan istana Kesultanan Riau-Lingga di Pulau Penyengat. Dia termasuk orang pertama yang dapat bersentuhan dengan pendidikan bidang agama, bahasa, dan sastra. RAH juga mendapatkan pendidikan dari luar lingkungan kesultanan. Ketika ia beserta rombongan ayahnya pergi ke Betawi pada tahun 1822. Pada tahun 1828 RAH dan ayahnya pergi ke Mekkah untuk Berhaji dan belajar bahasa Arab dan ilmu agama.

RAH dalam bidang kepemimpinan, dia sudah dipercaya untuk melaksanakan tugas – tugas kenegaraan yang tergolong penting pada usia 20 tahun. Hingga usianya 32 tahun, RAH bersama sepupunya, Raja Ali bin Raja Ja'far, dipercaya memerintah di daerah Lingga, mewakili Sultan Mahmud Muzaffar Syah yang masih berusia muda.

Pencipta Gurindam Dua Belas

Raja Ali banyak menghasilkan hasil karya. Dia tampak tidak pernah meninggalkan ciri khasnya, yakni mengakar pada tradisi kesusastraan Islam serta Melayu, juga kesungguhannya dalam menyajikan sejarah masa lalu disesuaikan dengan tuntutan kondisi di zamannya. Karyanya yang paling dikenal adalah Gurindam Dua Belas pada tahun 1847. Karya ini menjadi karya tak ternilai bahkan paling menonjol di antara karya yang lain.

RAH meninggal pada tahun 1873 di Pulau Penyengat, Riau. Makam RAH berada di komplek pemakaman Engku Putri Raja Hamidah. Persisnya, terletak di luar bangunan utama Makam Engku Putri. Karya sastra Gurindam Dua Belas diabadikan di sepanjang dinding bangunan makamnya. Sehingga, setiap pengunjung yang datang dapat membaca serta mencatat karya maha agung tersebut.

Dapat Gelar Pahlawan Nasional

Bahasa Indonesia tidak muncul begitu saja ke permukaan. Harimurti Kridalaksana dalam buku Masa Lampau bahasa Indonesia: Sebuah Bunga Rampai mengatakan Bahasa Indonesia merupakan salah satu ragam dari bahasa Melayu. Dia juga mencatat, populernya bahasa melayu karena digunakan sebagai bahasa di pemerintahan administrasi kolonial. Perubahan menjadi bahasa Indonesia sendiri diawali sejak dicanangnya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.

Banyak tokoh yang punya peran penting. Siapa saja mereka? Salah satunya adalah Raja Ali Haji (RAH) yang dijuluki sebagai Bapak Bahasa Indonesia. Tokoh ini terkenal lewat karya sastranya Gurindam Dua Belas. Tak hanya itu, RAH juga membuat sebuah pedoman yang menjadi standar bahasa Melayu yang merupakan cikal bakal Bahasa Indonesia. Berkat jasanya, Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono memberikan gelar Pahlawan Nasional kepadanya pada 10 November 2004.

Dikutip dari Brilio.net, gelar pahlawan Nasional diberikan kepada RAH Pada tanggal 10 November 2004 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada saat peringatan Hari Pahlawan 10 November di Istana Negara, Jakarta. Buku karya RAH berjudul Kitab Pengetahuan Bahasa telah ditetapkan dalam Kongres Pemuda Indonesia 28 Oktober 1928 sebagai bahasa nasional Indonesia. Atas dasar kontribusi yang sangat penting inilah, penghargaan tersebut memang layak diberikan kepada Raja Ali Haji. (mdk/paw)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Profil Raja Ali Haji, Pujangga Kelahiran Melayu Pelopor Tata Bahasa Melayu Baku
Profil Raja Ali Haji, Pujangga Kelahiran Melayu Pelopor Tata Bahasa Melayu Baku

Putra Melayu kelahiran Kepulauan Riau ini dikenal sebagai pujangga abad 19. Ia memiliki mahakarya berjudul Gurindam Dua Belas pada tahun 1847.

Baca Selengkapnya
Gurindam Dua Belas, Karya Sastra Melayu Berisi Nasihat Keagamaan dari Pulau Penyengat
Gurindam Dua Belas, Karya Sastra Melayu Berisi Nasihat Keagamaan dari Pulau Penyengat

Karya sastra Raja Ali Haji ini menjadi salah satu warisan nasihat yang masih cukup relevan sampai sekarang.

Baca Selengkapnya
Mengenal Rivai Abdul Manaf Nasution, Pejuang Pendidikan Islam di Sumatera Utara Paska Kemerdekaan
Mengenal Rivai Abdul Manaf Nasution, Pejuang Pendidikan Islam di Sumatera Utara Paska Kemerdekaan

Sosok Rivai Abdul Manaf Nasution memiliki mimpi membangun Indonesia lewat pendidikan Islam

Baca Selengkapnya
Sosok Ibrahim Marah Sutan, Kaum Intelek Masa Hindia Belanda Asal Padang Pariaman
Sosok Ibrahim Marah Sutan, Kaum Intelek Masa Hindia Belanda Asal Padang Pariaman

Seorang tokoh intelektual, pendidik, penulis, dan tokoh pergerakan asal Minangkabau ini hidup di masa Hindia Belanda dan Orde Lama.

Baca Selengkapnya
Mengenang Jasa Teuku Muhammad Hasan, dari Pemerhati Pendidikan hingga Gubernur Pertama di Sumatera
Mengenang Jasa Teuku Muhammad Hasan, dari Pemerhati Pendidikan hingga Gubernur Pertama di Sumatera

Selain berjuang untuk kemerdekaan, beliau juga menaruh perhatian besar terhadap perkembangan di bidang pendidikan dan agama.

Baca Selengkapnya
Riwayat Habib Ali Kwitang, Keturunan Rasulullah di Betawi yang Membantu Terbentuknya Indonesia
Riwayat Habib Ali Kwitang, Keturunan Rasulullah di Betawi yang Membantu Terbentuknya Indonesia

Soekarno dan Hatta selalu meminta pertimbangan Habib Ali Kwitang terkait kapan waktu dan di mana lokasi yang tepat untuk menentukan proklamasi kemerdekaan.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sosok KH Saifudidn Zuhri, Pemimpin Laskar Hisbullah yang Menjadi Menteri Agama Era Presiden Soekarno
Mengenal Sosok KH Saifudidn Zuhri, Pemimpin Laskar Hisbullah yang Menjadi Menteri Agama Era Presiden Soekarno

Ia lahir dari keluarga petani yang taat beragama. Ia kemudian dibesarkan dalam pendidikan pesantren di daerah kelahirannya.

Baca Selengkapnya
Sosok Sultan Syarif Kasim II, Raja Termuda dan Terakhir yang Menjabat di Kerajaan Siak
Sosok Sultan Syarif Kasim II, Raja Termuda dan Terakhir yang Menjabat di Kerajaan Siak

Sultan Syarif Kasim II menduduki kekuasaan Kesultanan Siak saat usianya 16 tahun. Selain jadi raja termuda, dirinya juga menjadi raja terakhir.

Baca Selengkapnya
Keturunan Sultan Banten, Begini Potret Lawas Ma’ruf Amin Wakil Presiden RI saat Muda
Keturunan Sultan Banten, Begini Potret Lawas Ma’ruf Amin Wakil Presiden RI saat Muda

Wapres Ma'ruf Amin merupakan sosok kelahiran Desa Kresek, Tangerang.

Baca Selengkapnya