Kreatifnya Warga Bandung Kurangi Sampah Perkotaan, Diolah Jadi Pakan Ternak dan Pupuk
Merdeka.com - Sampah menjadi masalah pelik di wilayah perkotaan. Di Kota Bandung, data statistik menunjukkan ada penumpukan sampah hingga 1.600 ton per hari. Dari situ, warga RW 19, Antapani Tengah berupaya mengolahnya menjadi pakan ternak hingga pupuk.
Gerakan ini dilakukan secara kolektif dan mandiri melalui pengumpulan dan pemilahan sampah. Upaya ini efektif untuk mengurangi limbah di lingkungan sekitar, hingga tersisa 10 persen yang terbuang ke tempat pembuangan sampah.
Dikutip dari ANTARA, Kamis (8/6), kegiatan tersebut dilakukan warga yang tergabung ke dalam kelompok bernama Jasmine Integrated Farming. Pundi-pundi ekonomi juga bisa dihasilkan dari kegiatan ini.
-
Gimana cara mengatasi masalah sampah secara kolektif? Seharusnya masalah sampah ini ditangani secara bersama sama baik dari masyarakat maupun dari pihak pemerintahan, seperti mendirikan tempat sampat yang memadai dibeberapa tempat dengan pekerja yang dapat mengolahnya untuk mengurangi jumlah sampah yang bertebaran di mana-mana.
-
Bagaimana cara mengurangi sampah? Daur ulang sampah membantu mengurangi volume sampah yang berakhir di TPA. Dengan memanfaatkan kembali botol atau kaleng bekas sebagai wadah atau pot bunga, kita tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga menambah estetika lingkungan kita.
-
Bagaimana cara mengurangi sampah plastik? 'Berbagai upaya mengurangi timbulan sampah harus dilakukan untuk menekan dampak lingkungan hidup baik limbah padat, cair maupun gas, terutama penyebab pencemaran udara dan krisis iklim',
-
Dimana aksi membersihkan sampah dilakukan? Mereka membersihkan area sekitar 400 meter dari titik awal pembersihan.
“Kami pengen adanya pemanfaatan sampah itu. Sampah organik kami manfaatkan untuk pupuk organik cair dan kompos, lalu pakan maggot juga,” kata Sekretaris Jasmine Integrated Farming Antapani, Anindya Puspitasari.
Mampu olah 3.200 kilogram sampah lingkungan
©2023 Instagram @jasmine19anteng/ Merdeka.com
Dari 3.200 sampah rumah tangga di kawasan Antapani Tengah itu, 90 persen mampu dikurangi secara maksimal. Dampaknya, tidak ada penumpukan sampah terlebih sampai terbuang ke tempat pembuangan akhir.
Pengelolaan ini disebut Anindya menggunakan metode Kurangi, Pisahkan dan Manfaatkan Sampah (Kang Pisman) yang digulirkan oleh Pemerintah Kota Bandung beberapa tahun belakangan.
Untuk memudahkan pemilahan, pihaknya menyediakan dua buah tempat pemilahan di masing-masing RT. Sampah akan dikelompokkan sesuai jenisnya, sehingga mudah untuk diolah.
Bantu ekonomi warga
Sampah anorganik yang dihasilkan warga wilayah tersebut bisa turut menghasilkan ekonomi. Warga yang memiliki jenis limbah tersebut bisa diinvestasikan, sehingga membantu pendapatan sehari-hari.
Sampah organik kemudian bisa dijadikan sebagai pakan ternak, seperti budi daya ikan dan unggas sehingga amat membantu proses produksinya. Pupuknya bisa dimanfaatkan untuk kemajuan pertanian kota di sana.
Sehari-hari, anggota kelompok tersebut akan aktif berkeliling ke rumah-rumah warga untuk mendapatkan sampah-sampah yang akan diolah.
“Setelahnya manfaatnya terus bertambah, seperti maggot dari sampah yang bisa digunakan untuk makanan ternak,” katanya lagi.
Hanya 10 persen sampah yang terbuang ke TPA
Lurah Antapani Tengah, Teguh Haris Pathon mengatakan, kegiatan pengelolaan sampah oleh warganya ini dinilai ampuh mengurangi sampah perkotaan. Pasalnya hanya sedikit sisa limbah rumah tangga yang terbuang ke TPA.
“Untuk di RW 19, bisa menghasilkan 4 sampai 5 ton sampah lah per minggu, dengan kondisi naik turun, kadang juga bisa 3,5 ton,” kata Teguh.
Menurutnya, saat ini hanya tersisa 10 persen sampah yang tidak bisa diolah seperti limbah residu popok.
“Pengurangan sampahnya, jadi yang anorganiknya sudah dikelola, organiknya sudah dikelola, nah tinggal 10 persen dari sampah residu berupa popok lalu plastik-plastik kemasan,” katanya.
Gerakan ini diharapkan bisa ditiru di daerah lain, terutama di kalangan masyarakat yang tinggal di lahan perkotaan. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Kami satu-satunya kelurahan di Kota Bandung yang sudah semua RW Kawasan Bebas Sampah (KBS)."
Baca SelengkapnyaBeberapa produk yang dihasilkan rupanya memiliki nilai ekonomi yang tinggi, seperti jam dinding hingga mainan wayang plastik.
Baca SelengkapnyaDinas Ketenagakerjaan Kota Bandung menggulirkan program padat karya pengolahan sampah organik.
Baca SelengkapnyaKeberadaan TPS ini menjadi sumber rezeki bagi warga setempat.
Baca SelengkapnyaSekda Kota Bandung, Ema Sumarna mengapresiasi kinerja aparat kewilayahan terkait penanganan sampah.
Baca SelengkapnyaKampung Edukasi Sampah dibentuk dengan tujuan membuat warganya hidup nyaman dan sehat.
Baca SelengkapnyaSetelah adanya kegiatan ini, warga setempat tidak lagi khawatir soal penumpukkan sampah.
Baca SelengkapnyaKonsep ekonomi sirkular ini bisa menjadi salah satu cara untuk mewujudkan lingkungan yang baik dan kemakmuran ekonomi.
Baca SelengkapnyaSelain diolah sebagai pupuk kompos, sampah-sampah ini juga dijadikan sebagai bahan bakar alternatif.
Baca SelengkapnyaSampah galon air mineral kini menambah rentetan masalah limbah plastik. Jika tak dikelola dengan benar atau didaur ulang, galon air mineral akan menjadi limbah sampah plastik yang mencemari bumi.
Baca SelengkapnyaSeluruh ASN diwajibkan untuk menjalankan program ini.
Baca SelengkapnyaTak punya tempat pembuangan akhir, sampah tersebut dibawa kemana ya?
Baca Selengkapnya