Mengenal Ngabegerkeun Lauk, Proses Mengawinkan Ikan ala Warga Perkampungan Garut
Merdeka.com - Warga di Kampung Kadubongkok, Desa Mekarjaya, Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut, Jawa Barat punya tradisi ngabegerkeun lauk. Ini merupakan cara peternak setempat mengawinkan ikan yang dibudidayakan. Telur yang dihasilkan untuk menetaskan ikan disebut memiliki kualitas yang baik.
Dalam bahasa Indonesia,ngabegerkeun berarti dewasa, atau siap kawin/menikah. Sehinggatradisi ngabegerkeun laukini secara harfiah mempunyai arti mengawinkan ikan yang sudah siap kawin.
Proses ngabegerkeun laukcukup panjang. Biasanya, pemilik balong atau kolam ternak ikan akan mulai memisahkan antara ikan jantan dan betina. Warga di sana juga punya cara tersendiri untuk mengetahui jenis kelamin dari ikan yang akan dikawinkan.
-
Bagaimana tradisi Bekarang Iwak dilakukan? Pelaksanaan upacara Bekarang Iwak ini dilakukan oleh warga secara bersama-sama. Dengan menggunakan alat tradisional dan Lubuk Larangan, tentu ekosistem sungai akan terjaga dengan baik sekaligus menjaga populasi jumlah ikan.
-
Bagaimana cara warga menangkap ikan? Mereka hanya diperkenankan menangkap ikan menggunakan tangan dan jaring.
-
Bagaimana cara pelaksanaan tradisi kawin tangkap di Sumba Barat Daya? Pelaksanaan kawin tangkap merupakan perkawinan yang terjadi tanpa persetujuan salah satu pihak.
-
Bagaimana proses pengolahan susu ikan? 'Dalam proses pembuatannya susu ekstrak ikan ini juga perlu ditambahkan vitamin dan mineral yang hilang yang disebut fortifikasi,' jelasnya.
-
Bagaimana proses pengasapan di kampung ikan asap? Dalam proses itu, sebanyak 50 ikan diasap.
-
Bagaimana cara ikan arwana jantan merawat telurnya? 'Kalau yang mengeram biasanya yang Jantan. Yang betina mengeluarkan telur, terus yang Jantan yang ambil, kemudian dimasukkan ke mulut dan selama sebulan nggak dikasih makan sama sekali. Harus puasa. Kalau makan, nanti anakannya hilang,' kata Zaky.
Demen, salah satu warga Kadubongkok menceritakan bagaimana proses perkawinan ikan yang biasa dilakukan. Berikut informasi selengkapnya, dirujuk dari kanal YouTube Petualangan Alam Desaku, Selasa (13/6).
Mulanya memisahkan jenis kelamin ikan
©2022 mfcepusluh.bpsdmkp.kkp.go.id/Merdeka.com
Saat diwawancarai, Demen menceritakan langkah demi langkah tradisi ngabegerkeun lauk ini. Mulanya dia dan istri akan terjun ke kolam untuk memisahkan jenis ikan yang akan dikawinkan.
“Iyeu keur ngabegerkeun lauk (ini sedang mengawinkan ikan), ini jenisnya ikan nilem, tawes sama emas. Istilah di kampung mah, ngabegerkeun, ” kata Demen, beberapa waktu lalu.
Ikan harus dipisahkan terlebih dahulu sesuai jenisnya agar proses perkawinan bisa maksimal. Cara yang dilakukan adalah, hanya dengan melihat cairan putih yang keluar dari bawah ikan.
“Kalau dipencet ada putih-putihnya, ini berarti jalunya (ikan jantan),” terang Demen.
Ikan dipindahkan ke kolam lain
Demen menceritakan bahwa ikan yang sudah dipisahkan akan terlebih dahulu disimpan di dalam alat anyaman bambu. Selanjutnya ikan akan dipindahkan ke kolam lain. Kolam kedua ini harus memiliki air yang baru, dan bersih.
Ikan akan nyaman kawin di air segar, sehingga bisa menghasilkan telur yang menetaskan ikan dengan kualitas baik. Upaya ini sekaligus untuk menguras kolam lama, dan mengganti airnya agar ikan bisa hidup dengan baik.
“Jadi ini proses menyatukan dengan bikangnya (betina), biasanya mereka nanti akan bertelur,” terangnya
Dia juga menunjukkan bahwa tidak semua ikan siap dikawinkan. Salah satu cirinya adalah mengeluarkan cairan mirip sperma. Sehingga diperlukan kejelian untuk memilah jenis ikan agar bisa menghasilkan telur.
3 banding 1
Demen sendiri membagikan rahasianya agar telur yang dihasilkan betina lebih banyak. Biasanya akan diterapkan 3 banding 1. Dalam satu kali proses ngabegerkeun lauk ini, 3 jantan akan mengawini 1 betina di kolam khusus.
“Kalau di kolam yang lama itu, si ikan nggak mau kawin. Kudunamah iyeu disaatan dugi ka samingguan (harusnya itu kolam lama diasatin dulu selama satu minggu),” katanya lagi
Di kolam itu, selain berisi air baru yang jenis, juga akan diberi serabut yang sudah dibakar sebagai tempat telur. Menurut Demen, telur-telur ikan yang dihasilkan akan menempel di serabut dan mudah untuk dipanen.
“Untuk tempat telurnya nanti pakai arang, telurnya bakal banyak (nempel) di sini. Nah setelah 3 sampai 4 hari itu sudah menetas,” katanya lagi.
Serabut arang yang disiapkan Demen sebanyak dua unit, dan ditaruh secara mengapung di tengah kolam kedua yang sudah diganti airnya. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tradisi masyarakat Sumatra Selatan ini tak hanya menjadi kearifan lokal, melainkan juga bermanfaat untuk menjaga ekosistem alam.
Baca SelengkapnyaBalong nyatanya memiliki filosofi khusus bagi orang Sunda dan tak sekedar sebagai lokasi pemeliharaan ikan air tawar.
Baca SelengkapnyaSalah satu tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menjaga ketahanan pangan masyarakat.
Baca SelengkapnyaSeluruh elemen warga, baik itu anak-anak, orang dewasa, laki-laki, maupun perempuan saling berbaur turun ke sungai dan berlomba menangkap ikan.
Baca SelengkapnyaSebagian orang menilai menjadi petani bukan hal keren. Para petani di Kabupaten Tulungagung menepis anggapan tersebut dengan prestasi
Baca SelengkapnyaTradisi warisan nenek moyang ini masih dipertahankan oleh masyarakat nelayan Jepara.
Baca SelengkapnyaDi acara ini, seluruh lapisan warga Depok tumpah ruah ke kolam ikan untuk ngubek empang.
Baca SelengkapnyaUniknya kearifan lokal ini terletak pada kegiatan membendung sungai sebelum mengambil ikan. Kemudian, cara memancingnya juga dilakukan beramai-ramai.
Baca SelengkapnyaMomen pernikahan bagi masyarakat Lampung adalah hal yang sakral dan salah satu unsur kehidupan yang begitu penting.
Baca SelengkapnyaMelihat tradisi unik kebo-keboan yang ada di Banyuwangi, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaKedua kuda yang membawa pasangan pengantin biasanya akan mengikuti irama musik tanjidor atau gamelan ajeng yang khas.
Baca SelengkapnyaPotongan besar ayam melambangkan rezeki yang akan diperoleh
Baca Selengkapnya