Mengenal Sesar Lembang, Patahan Gempa di Bandung yang Terus Aktif Sejak 1963
Merdeka.com - Indonesia merupakan salah satu negara dengan aktivitas kegempaan yang cukup tinggi. Fenomena tersebut didasarkan pada terdapatnya beberapa lokasi patahan sesar yang dikenal cukup aktif bergerak seperti halnya Sesar Lembang.
Sesar Lembang sendiri merupakan patahan yang terkenal aktif, dan terletak di kawasan dataran tinggi Lembang, Kabupaten Bandung dan berjarak 10 km arah utara Kota Bandung. Sesar Lembang juga diketahui memiliki panjang sekitar 25-30 km, membentang dari barat ke timur.
Dalam beberapa catatan kegempaan, pusat episentrum kerap terdeteksi di area bentangan sesar tersebut. Sejak 1963 Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terus melakukan pemantauan terhadap Sesar Lembang. Berikut informasi tentang Sesar Lembang yang berhasil Merdeka.com himpun.
-
Di mana wisata alam Lembang terkenal? Lembang adalah daerah yang terletak di Kabupaten Bandung Barat, memukau pengunjung dengan keindahan alamnya yang menakjubkan.
-
Dimana longsor terjadi di Bandung Barat? Polda Jabar mengerahkan tim K-9 (tim anjing pelacak) untuk membantu pencarian Sembilan warga yang diduga menjadi korban longsor di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kacematan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB) Minggu (24/3/2024) sekitar pukul 23.00 WIB.
-
Dimana danau purba Bandung membentang? Danau Membentang dari Utara ke Timur Bandung Untuk jejak danau ini diperkirakan membentang dari wilayah utara Bandung, mulai dari Gunung Burangrang sampai Gunung Tangkuban Parahu. Lalu merambat hingga Gunung Manglayang.
-
Dimana Waduk Sempor berada? Waduk Sempor merupakan salah satu destinasi favorit bagi warga Kebumen dan sekitarnya. Waduk ini berlokasi di Desa Sempor, Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen.
-
Dimana letak Kampung Lebak Bitung? Di kampung yang letaknya berdampingan dengan lereng gunung ini, suasana khas zaman dulu masih sangat terasa.
-
Dimana letak Telaga Sarangan? Terletak di Kaki Gunung Lawu
Memiliki Magnitudo Aktif hingga 6,8 Sr
Sesar Lembang ©2021 Wikipedia/editorial Merdeka.com
Fakta yang patut diketahui dari Sesar Lembang adalah potensi kegempaannya yang tidak terduga. Kepala Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengungkapkan jika aktivitas kegempaan dari Sesar Lembang tak bisa ditebak.
Menurutnya salah satu yang harus diwaspadai dari aktivitas kegempaannya adalah keadaannya yang tenang. Sehingga dikhawatirkan adanya aktivitas pengumpulan energi dan suatu saat bisa melepaskan potensi maksimal magnitudo aktif hingga 6,8 – 6,9 sr.
"Kapan gempa kuat akan terjadi, tidak seorang pun ada yang tahu," kata Daryono, Kamis (27/1/2021) seperti dilansir dari Liputan6.
Kerap Memicu Aktivitas Gempa Lokal
Daryono menjelaskan, Sesar Lembang kerap memicu aktivitas gempa lokal di wilayah Bandung dan sekitarnya.
Hal tersebut berdasarkan riwayat kegempaan terakhir yang terjadi pada 28 Agustus 2011 dengan kekuatan gempa 3,3 magnitudo dengan kedalaman yang sangat dangkal. Sehingga mengakibatkan dampak signifikan, merusak 384 rumah warga di Kampung Muril, Kabupaten Bandung Barat.
Kemudian gempa pada 14 dan 18 Mei 2017 dengan Magnitudo 2,8 and 2,9 yang dampaknya dirasakan dalam skala intensitas II-III MMI, namun tidak ada kerusakan berarti.
"Bukan berarti sebelum 2008 di Sesar Lembang tidak terdapat aktivitas gempa. Jarangnya aktivitas gempa saat itu karena sensor gempa belum sebanyak seperti sekarang, sehingga beberapa aktivitas gempa lokal dengan magnitudo kecil tidak terekam dengan baik," kata Daryono dilansir dari Antara.
Bergerak 3 MM per Tahun
Kendati dikenal aktif, Sesar Lembang hanya memiliki pergerakan yang terbilang kecil, yakni hanya 3 MM per tahun. Menurut Daryono, Sesar Lembang telah bergerak secara terus menerus dan pergerakan terbesar sepanjang 460 meter seiring terjadinya gempa bumi lokal.
“Pergerakan Sesar Lembang tidak selalu horizontal atau miring, ada juga pergerakan ke atas. Proporsinya masing-masing 80 persen ke kiri dan 20 persennya ke atas atau vertikal.” terangnya seperti dikutip dari Merdeka.com
Pernah Terjadi Gempa Besar 500 Tahun Lalu
Sementara itu, dalam sejarahnya Sesar Lembang pernah menyebabkan gempa bumi dengan magnitudo besar pada abad ke-15 masehi, atau sekitar tahun 1600 dan berpotensi terulang dalam periode 500 tahun. Terkait hal tersebut pemantauan pun terus dilakukan, hingga pada 2008 sistem pantau terus diperbaiki dengan menambah sensor kegempaan modern.
“Pada 2019, BMKG memasang 16 sensor seismik periode pendek lebih rapat untuk melengkapi 19 seismograf frekuensi lebar yang sudah dipasang di Jawa Barat dan Banten. Sensor gempa yang sengaja dipasang "mengepung" jalur Sesar Lembang, Cimandiri, dan Baribis itu dipasang untuk keperluan operasional dan kajian sesar aktif.“ tambahnya
Terus Bergerak
Menurut data yang diperoleh Merdeka.com, aktivitas kegempaan berskala kecil terus terjadi sejak 2009 silam. Hal tersebut didasarkan penelitian dari Supendi dkk tahun 2018.
Dalam jurnal yang dipublikasikan di Geoscience Letters, selama periode 2009-2015 terdapat empat kejadian gempa yang teridentifikasi di sepanjang jalur Sesar Lembang melalui jaringan sensor gempa regional milik BMKG. Kemudian, dalam penelitian yang dilakukan Afnimar dkk. (2015) juga menunjukkan akan adanya aktivitas gempa di jalur Sesar Lembang. Hasil penelitian menggunakan data seismik dari empat stasiun seismik temporer BMKG selama periode Mei 2010 hingga Desember 2011 itu mencatat sembilan kali kejadian gempa di Sesar Lembang.
Daryono pun terus mengimbau kepada masyarakat di wilayah yang dilintasi Sesar Lembang untuk meningkatkan kewaspadaannya dengan memahami mitigasi kegempaan. Ia pun menambahkan jika data hasil monitoring gempa di Sesar Lembang amat penting untuk mengetahui tingkat keaktifan gempa, distribusi zona aktif gempa, mekanisme sumber gempa, termasuk studi struktur bawah permukaan bumi melalui teknik tomografi untuk keperluan mitigasi.
"Tidak ada yang tahu kapan gempa kuat akan terjadi. Agar selamat dari gempa, kita dapat melakukan upaya mitigasi konkret dengan membangun rumah tahan gempa dan belajar cara selamat saat terjadi gempa," kata Daryono. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Patahan ini membentang dari Pulau Sumatera bagian utara hingga selatan mulai dari Aceh hingga Teluk Semangka di Lampung serta membentuk Pegunungan Barisan.
Baca SelengkapnyaDi daerah Bantul, ada singkapan pada sebuah bukit yang menjadi bukti keberadaan jalur Sesar Opak
Baca SelengkapnyaBRIN menyebut sesar-sesar aktif yang besar tersebut berada di kota-kota yang sangat penting.
Baca SelengkapnyaSatu dari 13 sesar aktif itu di antaranya terjadi di perbatasan wilayah Kabupaten Batang dengan Kota Pekalongan.
Baca SelengkapnyaPemicu gempa itu diketahui setelah BMKG kembali melakukan analisis ulang dengan menggunakan data gempa susulan yang lebih banyak.
Baca SelengkapnyaDekat dengan pusat gempa, ternyata Bayah punya 6 fakta ini yang jarang diketahui.
Baca SelengkapnyaDahulu danau ini tercipta akibat erupsi gunung purba di Bandung
Baca SelengkapnyaGempa bumi 5,7 magnitudo (update BMKG) mengguncang Banten, Minggu 25 Februari 2024 sekitar pukul 20.07 WIB.
Baca SelengkapnyaPotensi gempa ini harus diwaspadai masyarakat maupun pemerintah untuk menghindari risiko besar dampak dari kejadian bencana tersebut.
Baca SelengkapnyaGempa bumi ini menjadi perhatian serius BNPB untuk mempelajari titik sesar gempa yang belum terpetakan untuk meminimalisir banyaknya korban jiwa.
Baca SelengkapnyaSesar Opak membujur dari selatan ke utara melewati sejumlah daerah di DIY. Kawasan yang berada di dekat sesar ini masuk zona merah gempa bumi
Baca SelengkapnyaBadan Geologi mengimbau untuk meningkatkan upaya mitigasi dan penataan ruang di kawasan rawan bencana gempa bumi.
Baca Selengkapnya