Mengunjungi Masjid Unik Dog Jumeneng Cirebon yang Berusia 500 Tahun, Muazinnya Ada 4
Masjid kuno ini jadi salah satu wisata religi yang menarik untuk dikunjungi saat di Cirebon

Ini sederet keunikan Masjid Dog Jumeneng Cirebon.

Mengunjungi Masjid Unik Dog Jumeneng Cirebon yang Berusia 500 Tahun, Muazinnya Ada 4

Inilah Masjid Sang Saka Ratu atau yang lebih dikenal dengan nama Dog Jumeneng. Desain bangunannya masih bergaya kuno dan dijadikan destinasi wisata religi di Cirebon, Jawa Barat. Daya tarik masjid ini juga terdapat pada koleksi mushaf lawasnya peninggalan abad ke-19.
Berusia 500 tahun
Mengutip YouTube Suharto Asmar, Masjid Dog Jumeneng diketahui sudah berusia sekitar 550 tahun.
Terdapat banyak versi terkait asal usul berdirinya masjid yang konon sudah ada sejak 1470 M itu.
Namun menurut Novi Hermanto selaku DKM setempat, masjid ini tidak melalui proses pembangunan saat pendiriannya.
“Masjid Dog Jumeneng ini termasuk masjid tiban, atau kalau dalam bahasa Indonesia tiba-tiba ada,” katanya di kanal YouTube tersebut.

Hadiah untuk Sunan Gunung Jati
Menurut sejarahnya, masjid ini merupakan hadiah dari salah satu ulama terkemuka di Karawang yang juga pendiri pondok pesantren tertua di Jawa Barat, Syekh Quro.
Syekh Quro sendiri memiliki ikatan kerabat dengan Syekh Datul Kahfi yang merupakan guru dari ibu Sunan Gunung Jati, Nyi Mas Rara Santang dan sang kakak, Pangeran Cakrabuana.
Saat itu, Syekh Quro melihat bahwa Sunan Gunung Jati akan menjadi ulama berpengaruh di tanah Caruban, sehingga membekalinya dengan sebuah masjid.
Punya desain serba putih
Dari tampilannya, gaya bangunan kuno benar-benar melekat di tiap sudut masjid.
Beberapa ornamen seperti undakan, lengkungan, tangga sampai jendela dan pintu menggambarkan ciri khas bangunan era zaman kerajaan.
Catnya juga serba putih, dan menyatu apik dengan kayu-kayu besar yang juga berusia ratusan tahun sebagai tiang penyangga bangunan.
Bentuk yang juga terbuka ini membuat bangunan masjid selalu terasa teduh karena udara dari luar mudah masuk.

Terdapat empat orang muazin
Yang unik, setiap pelaksanaan salat Jumat terdapat empat orang yang mengumandangkan adzan.
Filosofinya, empat muadzin tersebut menyimbolkan arah mata angin yang membawa keselamatan yakni timur, utara, barat dan selatan.
Ini menambah daya tarik dari masjid yang berdekatan dengan makam Sunan Gunung Jati tersebut.

Simpan koleksi mushaf peninggalan abad ke-19
Novi menambahkan bahwa masjid ini juga menyimpan mushaf atau koleksi naskah Al Quran kuna yang konon sudah ada sejak abad ke-19 atau tahun 1800-an.
“Jadi ini murni tulisan tangan dari si pembuatnya,” kata dia.
Bentuk masjid dibuat berundak
Bentuk bangunan Masjid Dog Jumeneng juga berbeda dari masjid kebanyakan.
Struktur pondasinya dibuat berundak guna menyesuaikan dengan kontur tanah yang menyerupai perbukitan.
Untuk masing-masing tempatnya memiliki fungsi tersendiri seperti undakan pertama merupakan area wudu, lalu undakan berikutnya merupakan tempat mushaf dan undakan atas untuk salat dan tempat imam.
Lokasi ini bisa jadi salah satu referensi destinasi sejarah dan Islami yang ada di Jawa Barat.