Mengunjungi Museum Keraton Kasepuhan, Ada Jubah Sunan Gunung Jati Berusia 500 Tahun
Merdeka.com - Museum Keraton Kasepuhan menjadi saksi kekuatan militer dan sosial kerajaan Cirebon di masa lampau. Di lokasi tersebut banyak ditemukan berbagai peninggalan dari Sunan Gunung Jati. Salah satunya perangkat dakwah, termasuk jubah putih yang digunakan 500 tahun lalu.
Museum yang terletak di Jalan Kasepuhan Nomor 43, Kasepuhan, Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat ini juga menyuguhkan berbagai peninggalan unik lain seperti senjata tajam, hingga batik asli setempat dengan motif tradisional.
"Di sini, terdapat salah satu ruang, namanya ruang pusaka Kanjeng Sunan Gunung Jati. Jadi ruangan ini hanya dibuka saat hari Minggu, pukul 09.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB" kata Rudi, saat memandu di Museum Keraton Kasepuhan Cirebon, Minggu (14/11) lalu.
-
Dimana letak Keraton Kasepuhan Cirebon? Keraton Kasepuhan Ini adalah keraton tertua dan terluas di Cirebon, yang dibangun pada tahun 1529 oleh Pangeran Mas Mochammad Arifin II, cicit dari Sunan Gunung Jati.
-
Di mana petilasan Sunan Kalijaga di Cirebon? Di masa silam Sunan Kalijaga pernah aktif berdakwah di Cirebon dan meninggalkan petilasan sekitar 1 kilometer dari terminal Harjamukti.
-
Apa isi dari ornamen keramik di Keraton Kasepuhan? Di keramik itu tergambar secara jelas tentang kisah masa lalu kebudayaan Kristen di Eropa seperti Tuhan Yesus yang memanggul salib, gereja dan proses penyaliban.
-
Apa yang ada di petilasan Sunan Kalijaga? Untuk ruang pertama difungsikan untuk tawasul atau mengerjakan amalan demi mendekatkan diri pada Allah SWT. Ruangan kedua juga sama, sebagai tempat Tawasul dan dekat dengan makam-makam.Untuk ruangan terakhir digunakan untuk tempat beristirahat Sunan Kalijaga, lengkap dengan kasur, kelambu dan alat tidur lainnya.
-
Dimana ornamen keramik Al Kitab di Keraton Kasepuhan? Keramik ini tersebar di bagian dinding pada bangunan Keraton Kasepuhan Cirebon
-
Mengapa Keraton Kasepuhan menerima ornamen keramik Al Kitab? VOC yang mengakomodir berbagai perdagangan internasional di Indonesia berhasil menjalankan misi dengan baik, salah satunya karena bantuan dari Keraton Kasepuhan.
Jubah Putih Peninggalan Sunan Gunung Jati
Jubah putih milik Sunan Gunung Jati
Tongkat cis yang dipakai dakwah oleh Sunan Gunung Jati
©2021 YouTube Kanal Koela/ Merdeka.com
Di lokasi, Rudi langsung mengarahkan menuju salah satu lemari kaca berisi kain putih cukup usang yang disebutnya sebagai jubah dari Sunan Gunung Jati. Pakaian tersebut masih terawat dengan baik, dan ditempatkan di sebuah kotak khusus.
Selain itu terdapat juga tongkat cis kayu yang konon pada masa itu kerap digunakan Sunan Gunung Jati saat berdakwah seputar Agama Islam kepada masyarakat di Cirebon.
"Jadi tongkat ini memiliki panjang 1,5 meter dan masih dikeluarkan dua kali dalam satu tahun pada 1 Syawal dan 1 Dzulhijah, untuk prosesi salat Idulfitri dan Iduladha. Biasanya ini dibawa oleh kerabat dalam keraton" jelas Rudi, saat menerangkan
Terdapat Baju Peninggalan Istri Sunan Gunung Jati asal Tiongkok
Baju Putri Ong Tien
Batik lawasan Cirebon
Baju Pangeran Fatahillah (Faletehan) dan prajurit perang Keraton Kasepuhan Cirebon
©2021 YouTube Kanal Koela/ Merdeka.com
Masih berdampingan, di lemari sebelahnya terdapat baju bermotif batik dari istri ke-4 Sunan Gunung Jati asal Tiongkok bernama Ong Tien atau Putri Ong Tien. Di sini terdapat satu pasang dan diperkirakan berusia 500 tahun.
Pada sisi bawah ada batik motif lawas Cirebon juga yang kurang lebih berusia sama dan diperkirakan berbahan kain sutera.
"Kain tersebut dahulu dipakai oleh Putri Ong Tien, dan kurang lebih berusia 500 tahun. Kalau saya melihat, ini diperkirakan kainnya berbahan sutera. Ini juga terdapat batikan lawas" katanya lagi.
Selain itu ada juga baju panglima perang Cirebon, Pangeran Fatahillah yang dipergunakannya saat merebut pelabuhan Sunda Kelapa dari tangan bangsa Portugis tahun 1527 atau abad ke-16.
Ada Senjata khas Cirebon
©2021 YouTube Kanal Koela/ Merdeka.com
Selain menyimpan kain-kain serta pakaian peninggalan Sunan Gunung Jati dan para tokoh di Keraton Kasepuhan, di musim juga tersimpan sejumlah senjata tajam khas Cirebon bernama Wedung peninggalan abad ke-15.
Wedung sendiri dikatakan Rudi sebagai senjata asli wilayah Cirebon, dan kerap dipergunakan sebagai pegangan kaum bangsawan di sana. Selain itu juga terdapat kujang yang juga sebagiannya berbalut emas.
"Ini namanya Wedung atau senjata asli Cirebon, di mana tiap sultan dulu punya (ageman) pegangan ini. Wedung sendiri terbuat dari kinata mas atau sebagian berbalut emas" katanya lagi
Peninggalan Lainnya
©2021 YouTube Kanal Koela/ Merdeka.com
Sebagian besar peninggalan memang berasal dari abad ke-15, seperti peninggalan lainnya berupa umbul-umbul waring (bendera keraton), batik model lawasan (sebelum megamendung), ada juga cermin bermotif Tiongkok serta beberapa kerajinan gerabah keramik yang khas.
"Keramik-keramik di sini berasal dari negeri China, ada beberapa yang diarak di acara Panjang Jimat seperti guci sejak abad ke-14 ini, kemudian ada juga piring tapsih yang berada di dalam keraton dan diarak di prosesi Panjang Jimat (puncak Maulid Nabi)" tandas Rudi, dikutip dari YouTube Kanal Koela (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tak hanya berdiri sebagai sebuah bangunan lawas, lokasi ini juga menjadi pusat penyebaran Islam di wilayah barat Pulau Jawa itu.
Baca SelengkapnyaDi Desa Astana, peninggalan kejayaan Islam era lampau masih bisa dilihat seperti makam Sunan Gunung Jati, Petilasan Syekh Datul Kahfi, sampai Keraton Pakungwati
Baca SelengkapnyaMasjid tua itu konon merupakan peninggalan Ki Ageng Pandanaran
Baca SelengkapnyaMasjid kuno ini jadi salah satu wisata religi yang menarik untuk dikunjungi saat di Cirebon
Baca SelengkapnyaDi sini, jejak masyarakat Sunda sejak zaman prasejarah tersimpan apik.
Baca SelengkapnyaDi masa silam Sunan Kalijaga pernah aktif berdakwah di Cirebon dan meninggalkan petilasan sekitar 1 kilometer dari terminal Harjamukti.
Baca SelengkapnyaMuseum Sadurengas merupakan bekas rumah kediaman salah seorang Sultan Pasir.
Baca SelengkapnyaRuang pamer benda purbakala dari Kawasan Cagar Budaya Gunung Sewu sejak pleistosen tengah hingga holosen
Baca SelengkapnyaWarga sekitar berebut air cucian dari gamelan tersebut.
Baca SelengkapnyaSolo terkenal dengan nuansa budaya jawanya yang kental, menjadikan kota ini sebagai tujuan destinasi wisata favorit wisatawan lokal hingga mancanegara.
Baca SelengkapnyaSaat ini masjid tersebut hanya tersisa ruang mahrab, pondasi, dan menara yang sudah tidak utuh.
Baca SelengkapnyaBerkunjung ke museum yang terletak di Sumatera Selatan ini terdapat ribuan jenis koleksi dari zaman pra-sejarah hingga masa kerajaan.
Baca Selengkapnya