Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Peristiwa 6 Januari 1951: Pembantaian Ganghwa Terhadap Warga Sipil di Kota Incheon

Peristiwa 6 Januari 1951: Pembantaian Ganghwa Terhadap Warga Sipil di Kota Incheon Ilustrasi Perang. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Pembantaian Ganghwa adalah pembantaian yang dilakukan oleh pasukan Korea Selatan, pasukan Polisi Korea Selatan dan milisi pro-Korea Selatan, antara tanggal 6 dan 9 Januari 1951, pada 212 hingga 1.300 warga sipil tak bersenjata di daerah Ganghwa kota metropolitan Incheon di Korea Selatan.

Para korban adalah kolaborator Tentara Rakyat Korea selama pemerintahan Korea Utara. Sebelum pembantaian ini, 140 orang telah dieksekusi di Ganghwa yang dikenal sebagai pembantaian Liga Bodo pada tahun 1950.

Pada tahun 2003, sebuah buku sejarah yang menggambarkan pembantaian tersebut diterbitkan oleh Pusat Kebudayaan Ganghwa. Pada 26 Februari 2006, Arsip Nasional Korea mengakui dokumen resmi 30 Agustus 1951 di mana Jaksa Agung Jo Jinman melapor kepada Perdana Menteri Chang Myon tentang pembantaian tersebut. Pada 17 Juli 2008, Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi pemerintah Korea Selatan mengakui pembantaian warga sipil tersebut.

Sejarah Perang Korea

Pembantaian Ganghwa pada 6 Januari 1951 merupakan satu dari banyak peristiwa pembantaian selama Perang Korea.

Dilansir dari laman calendarz.com, Perang Korea adalah perang yang terjadi antara Korea Utara dan Korea Selatan dari tahun 1950 hingga 1953. Perang dimulai pada 25 Juni 1950 ketika Korea Utara menginvasi Korea Selatan menyusul bentrokan di sepanjang perbatasan dan pemberontakan di Korea Selatan.

Korea Utara didukung oleh China dan Uni Soviet, sedangkan Korea Selatan didukung oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, terutama Amerika Serikat. Pertempuran berakhir dengan gencatan senjata pada 27 Juli 1953.

Pemisahan Korea

Pada tahun 1910, Kekaisaran Jepang menganeksasi Korea, di mana ia memerintah selama 35 tahun hingga menyerah pada akhir Perang Dunia II pada 15 Agustus 1945. Amerika Serikat dan Uni Soviet membagi Korea sepanjang paralel ke-38 menjadi dua zona pendudukan. Soviet mengelola zona utara dan Amerika mengelola zona selatan.

Pada tahun 1948, akibat ketegangan Perang Dingin, zona pendudukan menjadi dua negara berdaulat. Sebuah negara sosialis, Republik Demokratik Rakyat Korea, didirikan di utara di bawah kepemimpinan komunis totaliter Kim Il-sung sementara negara kapitalis, Republik Korea, didirikan di selatan di bawah kepemimpinan otokratis otoriter Syngman Rhee.

Kedua pemerintah dari dua negara Korea tersebut mengklaim sebagai satu-satunya pemerintah yang sah di seluruh Korea, dan tidak ada yang menerima perbatasan itu sebagai aturan yang permanen.

Berakhirnya Konflik

Dalam konflik antara dua wilayah Korea ini, Seoul direbut empat kali, dan pasukan komunis didorong kembali ke posisi sekitar paralel ke-38, dekat tempat dimulainya perang. Setelah itu, garis depan menjadi stabil, dan dua tahun terakhir terjadi perang gesekan.

Korea Utara menjadi sasaran pengeboman besar-besaran AS. Jet tempur saling berhadapan dalam pertempuran udara untuk pertama kalinya dalam sejarah, dan pilot Soviet diam-diam terbang untuk membela sekutu komunis mereka.

Pertempuran berakhir pada 27 Juli 1953 ketika Perjanjian Gencatan Senjata Korea (Korean Armistice Agreement) ditandatangani. Perjanjian tersebut menciptakan Zona Demiliterisasi Korea (DMZ) untuk memisahkan Korea Utara dan Selatan, dan mengizinkan kembalinya para tahanan. Namun, tidak pernah ada perjanjian damai yang ditandatangani, dan kedua Korea secara teknis masih berperang, terlibat dalam konflik yang membeku. Pada April 2018, para pemimpin Korea Utara dan Korea Selatan bertemu di DMZ dan sepakat untuk bekerja menuju perjanjian untuk secara resmi mengakhiri Perang Korea.

Perang Korea adalah salah satu konflik paling merusak di era modern, dengan sekitar 3 juta korban jiwa perang dan tewasnya korban sipil yang lebih besar daripada Perang Dunia II atau Perang Vietnam. Perang ini menyebabkan kehancuran hampir semua kota besar Korea, ribuan pembantaian oleh kedua belah pihak, termasuk pembunuhan massal puluhan ribu tersangka komunis oleh pemerintah Korea Selatan, dan penyiksaan dan kelaparan tawanan perang oleh Korea Utara. Korea Utara menjadi salah satu negara yang paling banyak dibom dalam sejarah. Selain itu, beberapa juta warga Korea Utara diperkirakan telah melarikan diri dari Korea Utara selama perang. (mdk/ank)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Mengenang Setahun Tragedi Halloween di Itaewon, 159 Orang Tewas Berdesakan di Gang Sempit
FOTO: Mengenang Setahun Tragedi Halloween di Itaewon, 159 Orang Tewas Berdesakan di Gang Sempit

Ratusan kertas berisi pesan duka dan penghormatan untuk para korban menghiasi lokasi kejadian.

Baca Selengkapnya
Foto Langka Suasana Mencekam Jakarta Usai Penculikan para Jenderal di Tragedi G30S, TNI dengan Tank Kuasai Ibu Kota & Buru PKI
Foto Langka Suasana Mencekam Jakarta Usai Penculikan para Jenderal di Tragedi G30S, TNI dengan Tank Kuasai Ibu Kota & Buru PKI

Simak foto langka suasana di Jakarta usai tragedi G30S. Banyak tank berkeliaran memburu anggota PKI.

Baca Selengkapnya
Revolusi Sosial Sumatra Timur, Peristiwa Kelam Maret 1946 yang Berujung Pembantaian
Revolusi Sosial Sumatra Timur, Peristiwa Kelam Maret 1946 yang Berujung Pembantaian

Revolusi Sosial Sumatra Timur kisah kelam pembantaian kesultanan Melayu.

Baca Selengkapnya
Monumen Ini Jadi Saksi Bisu Kejamnya Pembantaian PKI di Wonogiri, Begini Kisah di Baliknya
Monumen Ini Jadi Saksi Bisu Kejamnya Pembantaian PKI di Wonogiri, Begini Kisah di Baliknya

Tercatat dalam peristiwa itu, sebanyak kurang lebih 65 orang terbunuh.

Baca Selengkapnya
26 Oktober 1979: Peristiwa Pembunuhan Park Chung Hee, Presiden Ketiga Korea Selatan
26 Oktober 1979: Peristiwa Pembunuhan Park Chung Hee, Presiden Ketiga Korea Selatan

Acara makan malam di Seoul menjadi akhir yang tragis bagi pemimpin ketiga negara republik Korea Selatan ini.

Baca Selengkapnya
Baku Tembak di Intan Jaya, TNI-Polri Lukai 3 Anggota KKB
Baku Tembak di Intan Jaya, TNI-Polri Lukai 3 Anggota KKB

Bayu mengatakan informasi 3 KKB yang tertembak diperoleh dari informan dalam kelompok Yoswa Maisani.

Baca Selengkapnya
TNI-Polri Respons Serangan di Intan Jaya, 5 Anggota KKB Papua Tewas
TNI-Polri Respons Serangan di Intan Jaya, 5 Anggota KKB Papua Tewas

Rentetan kontak senjata antara TNI-Polri dengan KKB Papua terjadi sejak Minggu (21/1) hingga Selasa (23/1). Lima anggota KKB tewas dalam peristiwa itu.

Baca Selengkapnya
Pemberontakan Silungkang, Bentuk Protes Eksploitasi Kolonial di Kalangan Warga Sumatra Barat
Pemberontakan Silungkang, Bentuk Protes Eksploitasi Kolonial di Kalangan Warga Sumatra Barat

Perlawanan yang dilakukan kaum PKI terhadap pemerintah Hindia Belanda ini pecah di Minangkabau atau tepatnya di daerah Silungkang dekat tambang Sawahlunto.

Baca Selengkapnya
Sepak Terjang 3 KKB Anak Buah Guspi Waker yang Ditembak di Intan Jaya
Sepak Terjang 3 KKB Anak Buah Guspi Waker yang Ditembak di Intan Jaya

KKB terus menebar onar di Bumi Cendrawasih. Mereka terus memancing petugas hingga kerap terjadi baku tembak

Baca Selengkapnya
Melihat Kejamnya Tentara KNIL di Tahun 1948, Todongkan Senjata pada Warga Indonesia Bikin Ketar-Ketir
Melihat Kejamnya Tentara KNIL di Tahun 1948, Todongkan Senjata pada Warga Indonesia Bikin Ketar-Ketir

Terlihat warga Indonesia mendapat ancaman dari tentara KNIL pada tahun 1948 silam. Tergambar dari potret yang beredar, warga Indonesia nampak tak berdaya.

Baca Selengkapnya
Peran Besar Orang Minahasa dalam Serangan Umum 1 Maret
Peran Besar Orang Minahasa dalam Serangan Umum 1 Maret

Banyak orang Minahasa yang melakukan perantauan. Hal ini terjadi karena para pemuda Minahasa mulai menyadari bahwa dunia itu luas.

Baca Selengkapnya
Rentetan Teror KKB di Intan Jaya Papua, Polisi Ditembak, Pos Jaga Diserang & Rumah Warga Dibakar
Rentetan Teror KKB di Intan Jaya Papua, Polisi Ditembak, Pos Jaga Diserang & Rumah Warga Dibakar

Teror pertama bermula dari baku tembak yang menewaskan Bripda Alfandi Steve Karamoy.

Baca Selengkapnya