Cerita Waduk Pluit 'dijarah' warga
Merdeka.com - Waduk Pluit kini tak sebesar dulu. Dari 80 hektar luas waduk, 20 hektarnya sudah beralih fungsi. Di pinggir-pinggir waduk tumbuh permukiman ilegal.
Dari pantauan merdeka.com, beberapa ruas di bibir waduk terdapat ratusan pemukiman warga dengan jenis bangunan semi permanen. Sebagian sudah ditinggalkan pemiliknya mengungsi dan sebagian warga masih bertahan.
"Ya itu ilegal, sebab berada dalam tembok waduk Pluit," ujar Koordinator Pengerukan Waduk Pluit, Heriyanto di Pluit, Jakarta Utara, Jumat (25/1).
-
Apa nama wilayah Jakarta di masa awal? Siapa sangka jika Ibu Kota Jakarta dulunya hanya sebuah wilayah pelabuhan kecil dengan luas wilayah sekitar 125 KM persegi.
-
Apa penyebab banjir di Jakarta pada tahun 1960? Mengutip dari buku Sejarah Kota Jakarta 1950-1980 karya Edi Setyawati dkk mengatakan, pada awal tahun 1960 terjadi banjir di Jakarta, setelah mengalami musim hujan yang hebat sehingga 7 kelurahan sangat menderita, terutama daerah Grogol dan sekitarnya.Dikatakan pula salah satu penyebabnya karena lahan kosong yang semakin sedikit karena digunakan untuk perumahan, seiring dengan bertambahnya lahan yang dibangun, maka volume air hujan yang harus ditampung juga meningkat.
-
Dimana banjir terjadi? Sejumlah kereta api jarak jauh dari Jakarta tujuan Surabaya mengalami keterlambatan hingga dua sampai tiga jam dari jadwal yang seharusnya, akibat banjir di wilayah Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang.
Pertama kali warga mulai memasuki area waduk sekitar pada tahun 1990-an. Saat itu beberapa warga pendatang mulai membangun permukiman semi permanen dengan menjadikan tanggul waduk sebagai tempat penyangga bangunan.
"Dari satu-satu yah seperti itu jadinya bisa sampai seribu rumah. Mereka terus memakai lahan dari waktu ke waktu," imbuhnya.
Heriyanto menambahkan, karena waduk yang semakin menyempit karena pemukiman warga itu menghambat sterilisasi waduk di saat musim hujan tiba. Sedimentasi dan pendangkalan waduk pun terus terjadi. "Warga sendiri kurang tertib buang sampah kebanyakan di waduk," ungkapnya.
Saat ini, ketinggian air di waduk menurun antara 2-3 meter dari sebelumnya yang bisa mencapai 10 meter saat intensitas hujan tinggi. Menurut Heri, penyebab banjir bisa karena lumpur ataupun drainase yang terganggu."Bisa karena lumpur, sampah bisa juga karena permukiman warga," kata dia.
Untuk itu, lanjut Heriyanto dalam upaya mengurangi genangan akibat sampah di sekitar pintu masuk waduk, solusi pun dibuatkan dalam menghindari penumpukan sampah. "Karena sampah di pintu masuk sudah sesak sekali akhirnya air tidak masuk ke waduk. Sejak kemarin dibuatkan sodetan selebar 10 meter dengan kedalaman 5 meter," tutupnya. (mdk/has)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Demi pembangunan waduk ini, sebanyak 41.369 warga harus dipindah
Baca SelengkapnyaRibuan warga asli melakukan transmigrasi demi pembangunan Waduk Sermo
Baca SelengkapnyaWarga menyaksikan bekas tempat tinggal mereka dari tengah waduk.
Baca SelengkapnyaBendungan Pleret merupakan bendungan tertua di Kota Semarang
Baca SelengkapnyaWaduk yang dibangun pada tahun 1933 ini merupakan bendungan beton pertama di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKeberadaan Waduk Tempuran diapit oleh dua desa penghasil minyak bumi
Baca SelengkapnyaBelum lama ini, penemuan makam dan permukiman kuno di Waduk Gajah Mungkur yang surut viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaKini rumah hingga masjid di Kampung Sindah hanya tersisa bagian atapnya saja setelah waduk digenangi air
Baca SelengkapnyaDaerah yang hijau itu salah satunya berada di Kampung Cibogo, Desa Cibogo, Kecamatan Darmaraja.
Baca SelengkapnyaKonon Desa Kedung Glatik sudah berdiri sejak abad ke-15
Baca SelengkapnyaRakit ini benar-benar berjasa mengantar jemput warga untuk mengakses pendidikan hingga peputaran ekonomi.
Baca SelengkapnyaAir laut yang terus meninggi diduga merupakan dampak dari pembangunan.
Baca Selengkapnya