Jakarta Darurat Sampah
Merdeka.com - Tiga penyu mati di Pulau Pari, Kabupaten Kepulauan Seribu akibat sampah plastik dan minyak mentah. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menilai, Jakarta saat ini telah memasuki fase darurat sampah.
Direktur Eksekutif WALHI Jakarta, Tubagus mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI harus mengambil langkah serius terhadap pencemaran laut di Pulau Pari. Mengingat sampah kiriman tersebut bukan baru kali ini terjadi.
"Sekarang Jakarta darurat sampah, dan ini penting. Perlu langkah serius dari Pemprov DKI. Sebab pengawasan tidak dilakukan, padahal itu kewajiban mereka. Harus pantau terus," katanya saat dihubungi merdeka.com, Rabu (28/11).
-
Mengapa Wali Kota Tarakan menekankan pengelolaan sampah? Dalam arahannya, Wali Kota menyampaikan beberapa poin penting terkait pengelolaan sampah demi kenyamanan dan keindahan kota Tarakan melalui program TPS3R.
-
Apa dampak sampah plastik bagi kehidupan laut? Kehidupan di dalam laut pun juga terancam. Sampah plastik yang terbuang ke laut dapat menyebabkan kematian hewan laut karena banyak hal, misalnya terjerat atau menelan plastik. Selain itu, mikroplastik yang terbentuk dari sampah plastik dapat masuk ke dalam rantai makanan manusia.
-
Kapan DKI Jakarta menyaring sampah kiriman? Pada hujan yang terjadi awal bulan November, DKI Jakarta menyaring lebih dari 70 ton sampah kiriman di Kali Ciliwung.
-
Kenapa Pemkab Sleman harus atasi masalah sampah? Permasalahan yang sering muncul, biasanya sulitnya mencari lokasi untuk tempat pengolahan atau pembuangan akhir sampah (TPA), kapasitas TPA, sampai munculnya penolakan masyarakat sekitar TPA akibat dampak yang ditimbulkan, seperti bau tidak sedap, dan pencemaran lingkungan.
-
Bagaimana sampah plastik bisa sampai ke lautan? Limbah plastik ini meliputi kantong plastik, botol, sedotan, dan kemasan makanan yang mengalir dari sungai, pantai, serta aktivitas industri dan perikanan.
-
Mengapa sampah plastik sangat mencemari lingkungan? Selain dampak buruknya yang mampu mencemari lingkungan, permasalahan ini pun tentunya dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya karena dinilai sangat tidak higienis. Bukan hanya itu saja, tumpukan sampah ini juga mampu menciptakan ledakan gas metana yang berbahaya bagi keselamatan manusia.
Kawasan perairan di Jakarta, dia mengungkapkan, harus bebas dari sampah dan pencemaran lingkungan. Meski kota metropolitan, masih banyak warga yang menggantungkan hidupnya dari hasil laut maupun sungai. Untuk itu, Tubagus meminta kepada Pemprov DKI Jakarta lebih serius melakukan pembersihan.
"Jakarta harus menerapkan nol plastik dan sampah. Karena saat ini sudah dalam kategori darurat pencemaran di pesisir Jakarta. Sudah banyak kajian mengatakan ekosistem perairan Jakarta sudah terpapar mikroplastik. Makanya pencegahan sudah harus dilakukan," tegasnya.
Selain itu, Walhi juga mengkritisi rencana Pemprov DKI Jakarta membangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTAS). Alasannya karena di Ibukota masih sangat sedikit ruang terbuka hijau. Khawatir nantinya malah upaya menyelesaikan satu perkara menimbulkan banyak masalah lain.
"Ini akan menambah masalah nantinya, pertama kita terbatas ruang terbuka hijau, akhirnya PLTAS membutuhkan lahan, dan bisa menyebabkan pencemaran udara Jakarta. Ini akan memperparah kondisi udara," tutup Tubagus.
Sebelumnya, Kepala Seksi Konservasi Wilayah III Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DKI Jakarta, Ida Harwati menjelaskan kematian penyu jenis sisik itu belum bisa dipastikan karena tidak dilakukan pembedahan. Namun pihaknya yakin penyu mati akibat sampah plastik dan tumpahan minyak yang berada di sekelilingnya.
BKSDA DKI sebelumnya tidak pernah menerima laporan penyu mati dari bulan Januari hingga November 2018. "Kami baru dapat infonya baru hari Selasa ini, mungkin matinya dari kemarin karena saat ditemukan kondisinya sudah membusuk, dua hari mungkin," tambah Ida.
Lokasi penemuan penyu mati berada tak jauh dari Pulau Pari, sekitar 150 meter. Kini, BKSDA DKI dan Masyarakat Mitra Polisi Kehutanan (MMP) Pulau Pari membiarkan penyu-penyu mati itu mengambang di laut berhubung kondisinya yang membusuk.
Sebelumnya, Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu Yusen Hardiman menyebut kabar tercemarnya Pulau Pari, Kepulauan Seribu oleh minyak atau pek dan sampah yang sempat meluas di media sosial dipastikan berasal dari sampah kiriman.
Yusen menegaskan jajarannya telah membersihkan sampah yang jumlahnya mencapai 40 ton itu.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sampah plastik masih menjadi masalah utama dalam pencemaran lingkungan.
Baca SelengkapnyaHeru Budi Ingin DLH DKI Tiru Singapura, Sampah Jakarta Bisa Dikelola di Laut atau Teluk
Baca SelengkapnyaUsul ini mencuat guna menyiasati keterbatasan lahan milik untuk pembuangan dan pengolahan sampah.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Jakarta terus mengintegrasikan pengolahan sampah mulai dari hulu, tengah ke hilir.
Baca SelengkapnyaDaratan sampah di Marunda Kepu, Cilincing, Jakarta Utara kian menumpuk.
Baca SelengkapnyaRatusan personel kebersihan diterjunkan dalam rangka operasi Grebek Sampah di Pesisir Merunda Kepu
Baca SelengkapnyaSampah kiriman kembali memenuhi pantai-pantai yang menjadi tujuan wisata di Kabupaten Badung, Bali.
Baca SelengkapnyaUsai viral di media sosial, semua pihak mulai bergerak untuk membersihkan tumpukan sampah yang mencemari Hutan mangrove, Muara Angke.
Baca SelengkapnyaDaratan sampah terbentuk di kawasan Hutan Mangrove Muara Angke, Jakarta. Potret memprihatinkan ini sebelumnya viral di media sosial. Simak potret lengkapnya!
Baca SelengkapnyaMenurut Luhut, selama menjadi menteri mengurus masalah sampah di Bali merupakan pekerjaan tersulit.
Baca SelengkapnyaKurangnya penanganan sampah secara maksimal, ditambah dengan pencemaran limbah yang membuat air laut semakin hitam telah merugikan para nelayan.
Baca SelengkapnyaSetiap memasuki musim hujan sampah kiriman memang selalu berdatangan ke kawasan pesisir di Kabupaten Badung.
Baca Selengkapnya