Setelah 'mama minta pulsa', modus penipuan tiru email polisi
Merdeka.com - Kecepatan informasi melalui sejumlah gadget canggih kembali disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Setelah marak beredarnya pesan berantai yang terkenal dengan "mama minta pulsa" atau seseorang yang mengaku sedang berada di kantor polisi dan meminta dikirim sejumlah uang, kini beredar pesan melalui layanan Blackberry Messengger berisi imbauan kepada para korban penipuan belanja online.
Dalam pesan yang beredar tersebut menyebutkan korban penipuan melalui situs belanja online bisa mengirimkan kronologis dan nomor Rekening sang penipu ke cybercrime@polri.go.id. Nantinya pihak kepolisian akan langsung menindaklanjuti.
Namun, pesan berantai tersebut langsung dibantah oleh Kasubdit Cyber Crime Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya AKBP Audie Latuheru. "Saya tidak pernah mengeluarkan secara resmi layanan seperti itu," kata Audie saat dihubungi merdeka.com, Jumat (8/2).
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Apa yang dilakukan oleh penjahat siber untuk menipu pengguna? Serangan ini menggunakan teknik penipuan seperti Captcha palsu dan pesan kesalahan dari Chrome untuk menipu pengguna agar mengunduh malware yang dikenal sebagai stealer.
-
Bagaimana cara penipuan online dilakukan? Penipuan online juga nggak kalah canggih. Saya pernah dapet email dari pangeran Nigeria. Katanya mau bagi warisan 10 juta dolar. Saya mikir, 'Wah, lumayan nih, bisa buat modal nikah.' Tapi habis itu saya sadar, 'Emang kenapa juga pangeran Nigeria kenal saya?'
-
Siapa yang terlibat dalam penipuan ini? Ia dituduh sebagai kaki tangan Barbara, namun tampaknya sangat bersedia untuk bersaksi melawan istrinya itu dengan imbalan hukuman yang lebih ringan.
-
Siapa korban penipuan ini? Namun data universitas itu masih dalam penyidikan sehingga belum bisa disampaikan ke publik.
-
Bagaimana pelaku menjalankan modus penipuan ini? Kesaksian Korban Belum lama ini, terungkap modus kejahatan baru yang menyasar para pencari kerja. Diungkap sejumlah korban yang baru saja melakukan interview di salah satu lokasi berkedok perusahaan di Duren Sawit, pelaku membujuk agar sejumlah uang diserahkan. Bukan tanpa alasan, para korban turut dijanjikan segera mendapat pekerjaan impian. Sontak, uang tersebut diminta pelaku.
Audie mengatakan, dirinya juga telah berkoordinasi dengan unit Cryme Mabes Polri dan hasilnya pun sama. "Saya juga sudah telepon unit cyber crime Mabes (Polri), para pejabat di sana juga mengatakan tidak pernah membuat layanan seperti itu," tutur Audie lagi.
Email yang terdapat dalam pesan berantai tersebut pun, lanjut Audie, tidak pernah ada, dibuat maupun diaktifkan oleh pihak kepolisian. "Itu emailnya saja salah. Tidak ada kami membuat email seperti itu," bantah Audie lagi.
Tidak lupa, Audie mengimbau kepada masyarakat yang menjadi korban penipuan melalui situs belanja online agar segera melaporkan ke kantor polisi terdekat dengan membawa sejumlah bukti yang dimiliki.
"Kalau ada masyarakat yang menjadi korban penipuan online, langsung saja melapor ke kepolisian setempat. Nanti akan langsung ditindak lanjuti. Jika memang masih bisa ditangani Polsek maka akan ditangani, jika Polsek membutuhkan bantuan dari Polda maka kami (Polda) siap membantu," imbuh Audie.
Berikut isi dari pesan berantai penipuan belanja online :
"Bagi yang tertipu belanja ONLINE cukup kirim kronologis dan No.Rekening Penipu ke email cybercrime@polri.go.id. Email resmi IT polda Bekerja sama dg system bank dan operator telekomunikasi. Cukup kalian yg uda kena tipu,kalian krim nomer rekening org yg uda kamu transfer ke email itu. Ntar atmnya yg jual online lngsung di blokir dan di tindakan lainnya sama pihak kepolisian. Bantu bc guys !!!" (mdk/has)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keduanya mengakses data korban melalui aplikasi undangan yang dikirim melalui WA.
Baca SelengkapnyaDirreskrimsus Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak bicara pentingnya meningkatkan kemampuan literasi digital agar terhindar dari penipuan online.
Baca SelengkapnyaPolri Bongkar Kasus Scam Email Rugikan Perusahaan Singapura Rp32 M, Ada WNA Ikut Terlibat
Baca SelengkapnyaDitlantas Polda Metro Jaya menegaskan hanya memakai lima nomor resmi untuk mengirimkan surat tilang.
Baca SelengkapnyaHati-Hati Modus Penipuan File Apk ‘Surat Panggilan Polda Metro Jaya’
Baca SelengkapnyaBeberapa modus operandi dari pelaku yaitu antara lain mencari calon korban laki-laki maupun perempuan dan mengajak berteman melalui akun medsos.
Baca SelengkapnyaKorban yang mengadu kerap dimintai sejumlah uang ketika mengadu ke hotline tersebut.
Baca SelengkapnyaBegini cara memblokir data KTP yang terlanjur disalahgunakan untuk pinjol.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau hati-hati dalam mengakses dan memberikan data akun media sosial.
Baca SelengkapnyaPolisi menyebut HH alias H menggunakan foto hingga video public figure yang telah diedit dengan konten seolah membagi-bagikan uang.
Baca SelengkapnyaAde Ary meminta masyarakat berhati-hati agar tidak mudah memberikan data pribadi kepada orang lain.
Baca SelengkapnyaPara korban diiming-imingi pekerjaan oleh terlapor dan para korban diminta untuk menyerahkan KTP dan foto diri kepada terlapor R.
Baca Selengkapnya