4 Potret Megah Masjid Agung Cilacap, Dibangun Keturunan Sunan Kalijaga
Merdeka.com - Suasana Masjid Agung Darussalam Cilacap begitu meriah saat memasuki bulan suci Ramadan. Saat salat tarawih, masjid itu selalu dipadati jemaah.
Walaupun padat jemaah, suasana masjid tetap terasa nyaman. Selain sirkulasi udara yang mendukung, arsitektur masjid itu juga memesona. Hal inilah yang membuat para jemaah bisa melaksanakan salat dengan khusyuk.
Di samping kemegahan dan kenyamanannya, Masjid Agung Darussalam Cilacap punya banyak sisi keunikan. Apa saja? Berikut selengkapnya:
-
Kapan masjid itu dibangun? Situs arkeologi Alto da Vigia, di dekat Praia das Maçãs di garis pantai Sintra, mengungkap keberadaan masjid kedua yang berasal dari abad ke-11 dan ke-12 ini.
-
Bagaimana Masjid Agung Banten bertahan sampai sekarang? Mereka kompak mendesain dan mengerjakan Masjid Agung Banten sehingga mampu bertahan hingga sekarang.
-
Dimana masjid tertua ini berada? Tim Arkeolog Israel menemukan sebuah masjid kuno langka di Kota Rahat, Badui Negev, Israel.
-
Kapan Masjid Agung Bangkalan dibangun? Masjid Agung Bangkalan dibangun pada tahun 1819.
-
Kapan Masjid Kuno Kaujon dibangun? Mengutip Youtube Mang Dhepi yang biasa memuat soal budaya dan sejarah Banten, di sana tertulis tahun pendiriannya pada 1936.
Dibangun Keturunan Sunan Kalijaga
©jatengprov.go.id
Ketua Takmir Masjid Agung Darussalam Cilacap, KH Muslihun Ashari, mengatakan bahwa berdasarkan sejarah yang ia ketahui, masjid yang ia kelola itu merupakan masjid tua. Dalam kesempatan itu, KH Muslihun memperlihatkan angka Arab yang tertera pada badan beduk masjid yang tertulis 1776.
Dia menjelaskan bahwa angka itu menunjukkan tahun pembuatan masjid, yaitu tahun 1776 Masehi. Dengan kata lain masjid itu telah berusia 2 abad.
Ia menambahkan, masjid itu didirikan oleh keturunan dan murid Sunan Kalijaga, yaitu Kiai Husein dan Kiai Kali Ibrahim. Mereka mendirikan masjid saat Cilacap belum menjadi kabupaten seperti sekarang.
Banyak Tiang Penyangga
©jatengprov.go.id
KH Muslihun mengungkapkan, Masjid Agung Darussalam Cilacap punya keunikan lain, yaitu jumlah tiang yang berbeda dengan masjid lainnya. Biasanya, masjid-masjid lain memiliki empat tiang saka guru. Tapi tiang di masjid itu jumlahnya lebih banyak.
“Di masjid ini, tiangnya ada 22, plus tiang yang ada di sekitar masjid. Jumlah totalnya ada 36 tiang,” kata KH Muslihun.
Pertahankan Ciri Khas
©jatengprov.go.id
Karena usianya yang tua, tempat ibadah itu termasuk bangunan cagar budaya. Meski telah beberapa kali direhab, namun masjid itu tetap mempertahankan ciri khas. Salah satunya adalah bentuk atap masjid yang secara sekilas mirip atap Masjid Agung Demak.
“Mungkin karena pendirinya tak lepas dari cucu pendiri Masjid Kadilangu Demak, yang tak lain adalah Sunan Kalijaga,” ungkap KH Muslihun, mengutip dari Jatengprov.go.id pada Selasa (12/4) lalu.
Ramai di Bulan Ramadan
©jatengprov.go.id
Pada Bulan Ramadan ini, Masjid Agung Darussalam Cilacap selalu ramai dengan berbagai kegiatan antara lain pengajian jelang berbuka puasa, pengajian jelang salat tarawih, tadarus, penyediaan takjil, dan kajian bakda salat subuh.
“Di Bulan Ramadan yang suci ini, kami mengajak masyarakat untuk memakmurkan masjid,” pungkas KH Muslihun.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini masjid tersebut hanya tersisa ruang mahrab, pondasi, dan menara yang sudah tidak utuh.
Baca SelengkapnyaMasjid ini menawarkan daya tarik arsitektur kuno dan percampuran budaya Jawa dengan Sunda
Baca SelengkapnyaKasad Jenderal Dudung Abdurachman membangun sebuah masjid megah di komplek makam Sunan Gunung Jati bernama Masjid Syarif Abdurrahman.
Baca SelengkapnyaMasjid kuno ini jadi salah satu wisata religi yang menarik untuk dikunjungi saat di Cirebon
Baca SelengkapnyaSebelum membangun masjid, para tukang harus dalam keadaan suci
Baca SelengkapnyaKota Palembang memiliki ragam bangunan kuno yang sampai sekarang masih bisa dijumpai.
Baca SelengkapnyaMasjid ini dibangun diatas ukuran 13,1 m × 13,1 m yang terdiri dari 14 pintu jendela, 2 pintu besar, 8 tiang penyangga dan 1 tiang utama
Baca SelengkapnyaPada awal pendiriannya, masjid ini hanya diperuntukkan keluarga keraton.
Baca SelengkapnyaMasjid ini menjadi tempat beribadah umat muslim pertama di Cirebon. Inisiator pembangunan adalah Pangeran Cakrabuana, putra Raja Pajajaran.
Baca SelengkapnyaMasjid ini memiliki gaya arsitektur Arab yang dipadu dengan Jawa.
Baca SelengkapnyaDi balik keindahan bangunan berusia hampir lima abad itu, siapa sangka jika perancangnya berasal dari tiga negara.
Baca SelengkapnyaMasjid lawas ini punya desain bangunan yang unik dan terdapat makam kuno.
Baca Selengkapnya