5 Fakta Penyakit Kencing Tikus yang Sebabkan 14 Warga Banyumas Meninggal
Merdeka.com - Leptospirosis atau kencing tikus merupakan salah satu penyakit yang bisa muncul di musim hujan. Orang yang terserang penyakit ini memiliki gejala kenaikan suhu mendadak mencapai 38,5 derajat celcius, badan lemah, sakit kepala, dan mata menjadi merah. Di Banyumas, penyakit ini telah menyebabkan 14 orang meninggal dunia.
"Itu angka kumulatif ya. Dari tahun ke tahun. Kalau angka per tahunnya saya tidak hafal," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, Sadiyanto dilansir dari Liputan6.com, Jumat (6/3).
Ditularkan Lewat Tikus
-
Apa penyakit yang muncul di musim hujan? Walaupun flu dan demam merupakan penyakit yang paling umum terjadi saat musim hujan, terdapat sejumlah penyakit lain yang juga patut diwaspadai. Beberapa penyakit yang muncul pada musim hujan dapat berkembang menjadi kondisi serius yang mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.
-
Mengapa penyakit muncul di musim hujan? Perubahan cuaca yang tiba-tiba dari musim kemarau ke musim hujan sering kali berdampak pada kesehatan, di mana gejala seperti demam, batuk, dan pilek mulai banyak ditemukan.
-
Apa saja penyakit yang muncul di musim hujan? Selain flu, ada sejumlah penyakit lain yang bisa muncul di musim hujan, seperti:LeptospirosisPenyakit ini disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans yang menyebar melalui kontak dengan tanah, air, atau makanan yang terkontaminasi urine, darah, atau jaringan hewan yang terinfeksi. Gejala leptospirosis antara lain demam, sakit kepala, nyeri otot, dan muntah-muntah. Penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi seperti meningitis, kerusakan hati dan ginjal, atau bahkan kematian. DiarePenyakit ini ditandai dengan feses yang encer dan cair, serta frekuensi buang air besar yang lebih sering dari biasanya. Penyebab diare adalah bakteri, virus, atau parasit yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Gejala diare antara lain kram perut, mual, muntah, dan demam. Jika diare tidak ditangani dengan baik, bisa menyebabkan dehidrasi, kekurangan elektrolit, atau bahkan kematian. Demam tifoidPenyakit ini disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi yang menyebar melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Gejala demam tifoid antara lain demam tinggi, sakit kepala, nyeri perut, mual, muntah, dan diare atau sembelit. Penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi seperti perdarahan usus, perforasi usus, atau infeksi pada organ lain. Demam berdarah denguePenyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Gejala demam berdarah antara lain demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, ruam kulit, mual, muntah, dan perdarahan pada hidung, gusi, atau kulit. Penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi seperti syok, gagal organ, atau kematian.MalariaPenyakit ini disebabkan oleh parasit plasmodium yang ditularkan oleh nyamuk anopheles. Gejala malaria antara lain demam, menggigil, keringat dingin, sakit kepala, mual, muntah, dan anemia. Penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi seperti kerusakan otak, ginjal, hati, atau paru-paru. Penyakit tangan-kaki-mulutPenyakit ini disebabkan oleh virus coxsackie yang menular melalui kontak dengan sekresi hidung, air liur, atau tinja orang yang terinfeksi. Gejala penyakit tangan-kaki-mulut antara lain demam, sakit tenggorokan, ruam merah pada tangan, kaki, atau mulut, dan luka melepuh pada tangan, kaki, mulut, atau bokong. Penyakit ini biasanya menyerang anak-anak dan bisa sembuh dengan sendirinya dalam waktu 7-10 hari.Infeksi kulitPenyakit ini disebabkan oleh bakteri, jamur, atau virus yang masuk ke dalam kulit melalui luka, gigitan, atau iritasi. Penyakit ini bisa menyebar melalui kontak langsung dengan orang atau benda yang terinfeksi. Gejala infeksi kulit antara lain kulit merah, bengkak, gatal, nyeri, atau bernanah. Jenis infeksi kulit yang umum terjadi saat musim hujan antara lain kudis, kurap, bisul, atau impetigo.
-
Kenapa leptospirosis sering terjadi saat musim hujan? Leptospirosis sering muncul pada saat musim hujan karena beberapa faktor, antara lain: Suhu yang lembap dan basah. Bakteri Leptospira dapat berkembang biak dengan baik pada suhu yang lembap dan basah. Saat musim hujan, kondisi lingkungan menjadi lebih sesuai untuk pertumbuhan bakteri ini.
-
Kapan penyakit musim hujan muncul? Musim hujan sering kali diiringi dengan berbagai penyakit yang dapat menyerang siapa saja.
2020 liputan6.com
Leptospirosis merupakan penyakit yang ditularkan lewat mamalia terutama tikus. Dilansir dari Liputan6.com, bakteri yang menyebabkan leptospirosis disebarkan melalui kencing hewan yang terinfeksi yang kemudian masuk ke air atau tanah. Bakteri itu dapat hidup di sana selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.
Beberapa faktor penyebab Leptospirosis di antaranya risiko transmisi, tinggal di daerah rawan banjir, kebersihan lingkungan, dan sanitasi yang kurang baik. Selain itu, Leptisporosis juga bisa disebabkan oleh bibir pecah-pecah, populasi tikus yang tinggi, rekreasi air, dan faktor risiko berkaitan dengan pekerjaan.
Mengintai Saat Banjir
2020 liputan6.com
Air hujan yang menggenang bisa menjadi salah satu kunci penyebaran penyakit Leptospirosis. Banjir yang menggenang itu bisa jadi sudah terkontaminasi urin tikus yang terinfeksi. Tidak hanya pada genangan banjir, bakteri Leptospirosis juga dapat menggenang di kamar mandi atau lantai rumah.
Sebabkan Kematian
thecripplegate.com
Di Banyumas, telah 14 orang meninggal akibat Leptospirosis. Dilansir dari Liputan6.com, dari tahun 2018, kasus Leptospirosis naik secara signifikan di tahun berikutnya. Jika pada tahun 2018 terdapat 55 kasus Leptospirosis, pada 2019 jumlahnya melonjak mencapai 150 kasus. Sementara di tahun 2020 hingga Februari, telah ada 4 kasus Leptospirosis.
Kasus Leptospirosis akut dapat menyerang organ vital tubuh. Penyakit tersebut dapat menyebabkan gagal ginjal atau hati, gangguan pernapasan, dan menginitis. Sebagian besar pasien yang meninggal akibat leptospirosis terjadi karena radang paru, gagal ginjal, dan gagal napas.
Gejala Leptospirosis
2020 liputan6.com
Gejala Leptospirosis akan muncul 5-14 hari setelah infeksi. Dilansir dari Liputan6.com, tanda gejala Leptospirosis ringan adalah berupa demam, sakit kepala, diare, batuk, nyeri otot, mata merah, serta penyakit kuning.
Sementara itu gejala Leptospirosis berat berupa organ vital yang terinfeksi. Gejala berat ini akan muncul setelah gejala ringan menghilang.
Cara Pencegahan
2020 liputan6.com
Penyakit Leptospirosis bisa dicegah dengan segera membersihkan lantai yang tergenang begitu banjir surut. Selain itu membersihkan gudang atau bagian rumah yang sering menjadi sarang tikus juga penting dilakukan.
Menurut Sadiyono, cara mencegah Leptospirosis di wilayahnya adalah dengan gropyokan massal untuk mengurangi populasi tikus.
"Karena kebanyakan Leptospirosis itu menular lewat tikus, jadi masyarakat perlu menjaga kebersihan dan berhati-hati agar virus itu tidak sampai menyebar," ujar Sadiyono dilansir Liputan6.com, Jumat (6/3). (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasien tersebut meninggal di RSUD Fatmawati, Solo, Kamis (21/3).
Baca SelengkapnyaLeptospirosis berisiko dialami oleh nelayan karena situasi lembap dan terpapar air di kapal.
Baca SelengkapnyaRamai Kabar Warga Solo Meninggal akibat Leptospirosis, Ini Penjelasan Dinkes
Baca SelengkapnyaLeptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira yang dapat menular dari hewan ke manusia. Leptospirosis sering ditemui saat musim hujan.
Baca SelengkapnyaLeptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira yang dapat menular. Penyakit ini sering muncul di musim pancaroba.
Baca SelengkapnyaWarga Boyolali dan Sleman meninggal dunia akibat leptospirosis.
Baca SelengkapnyaTotal korban meninggal dunia akibat banjir dan longsor yang terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) bertambah pada hari ke 9 pencarian.
Baca SelengkapnyaPenyebaran DBD di Kabupaten Lebak hingga kini terus bertambah.
Baca SelengkapnyaUntuk diketahui, 9 dari 19 Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat terdampak bencana akibat intensitas hujan tinggi mengguyur wilayah tersebut pada Kamis (7/3).
Baca SelengkapnyaKasus Leptospirosis ditemukan di Kabupaten Sleman, DIY.
Baca SelengkapnyaMemasuki musim penghujan seperti sekarang, sejumlah jenis penyakit juga mulai mengintai dan mengancam.
Baca SelengkapnyaBanjir berpotensi menimbulkan berbagai penyakit menular. Mantan Direktur WHO, Prof. Tjandra Yoga Aditama, mengingatkan untuk waspada terhadap lima penyakit ini:
Baca Selengkapnya