5 Fakta Terbaru Dampak Erupsi Merapi, Sejumlah Tempat Wisata Ditutup
Merdeka.com - Erupsi Merapi yang terjadi pada Sabtu (11/3) siang menandai awal dari erupsi-erupsi susulan dari gunung api teraktif di Pulau Jawa itu. Dampak dari erupsi ini, hujan abu terjadi di berbagai tempat. Zona bahaya diperluas.
Tim relawan disiagakan untuk mengevakuasi warga bila sewaktu-waktu kondisi makin berbahaya. Pada Minggu sore (12/3), kondisi Merapi cenderung memperlihatkan penurunan aktivitas walau masih sesekali meluncurkan awan panas.
Hujan abu pun terjadi di sejumlah tempat. Selain itu sejumlah tempat wisata yang lokasinya masuk zona bahaya ditutup untuk sementara waktu. Lalu seperti apa dampak terkini dari erupsi Merapi yang masih menunjukkan aktivitasnya hingga berita ini diturunkan? Berikut selengkapnya:
-
Apa yang terjadi di Gunung Merapi? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Apa yang terjadi di puncak Merapi? Puncak Gunung Merapi dipenuhi batu-batu berapi yang suhunya diperkirakan mencapai 1.000 derajat. Jam masih menunjukkan pukul 05.30 pagi saat pemilik kanal YouTube KBS Vlog menerbangkan drone dari Pos Pengamatan Gunung Api Babadan menuju puncak Gunung Merapi pada 27 Februari 2024 lalu.
-
Apa yang berubah di Gunung Merapi? Perubahan bentuk kubah lava itu teramati berdasarkan analisis morfologi pada periode 30 Juni-6 Juli 2023 BPPTKG menyebut morfologi kubah lava di sebelah barat daya Gunung Merapi mengalami perubahan.
-
Kenapa Gunung Marapi dinyatakan berstatus Siaga? Saat ini Gunung Marapi berada pada status level III (Siaga) dengan rekomendasi, pertama masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pendaki atau pengunjung atau wisatawan tidak boleh memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4.5 km dari pusat erupsi (Kawah Verbeek) Gunung Marapi.
-
Bagaimana Dusun Tempel menghadapi erupsi Gunung Merapi? Pada tahun 2010, Dusun Tempel termasuk kampung yang terdampak erupsi Gunung Merapi. Pada waktu itu, aliran listrik mati selama satu bulan. Walau begitu tak ada seorangpun warga yang mengungsi. 'Jadi setiap malam, tidak ada warga yang di dalam rumah. Mereka semua tinggal di luar rumah sambil melihat kondisi Gunung Merapi,' kata salah seorang penduduk di sana dikutip dari kanal YouTube Kacong Explorer.
-
Kapan Gunung Merapi meluncurkan awan panas? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
Luncuran Awan Panas Menurun
©2023 AFP/Devi Rahman
Berdasarkan pemantauan Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan, Dukun, Magelang, awan panas pada Minggu (12/3) meluncur sejauh 1.500 meter ke arah utara.
Letusan ini cenderung menurun jika dibandingkan letusan pada hari Sabtu. Walau begitu, hujan abu vulkanik tetap mengguyur perkampungan warga. Abu vulkanik tebal juga menutupi lahan pertanian warga.
“Kalau sekarang itu arah angin cenderung mengarah ke utara hingga barat laut. Namun siang ini akan ada pergeseran arah angin ke timur di lereng,” kata Yulianto, petugas pemantau Gunung Merapi.
Warga Bersih-Bersih Abu Vulkanik
©YouTube/Liputan SCTV
Menurunnya aktivitas Merapi dimanfaatkan warga untuk membersihkan abu vulkanik di sejumlah lokasi terdampak. Salah satunya adalah di Desa Krincing, Kecamatan Dukun, Magelang.
Para warga dibantu aparat petugas untuk menyemprotkan air ke jalan-jalan desa yang tertutup abu. Selain dengan peralatan manual, petugas juga mengerahkan mobil water canon. Abu vulkanik di Desa Krincing cukup tebal mengingat desa itu hanya berjarak 5-7 km dari puncak Merapi.
Tak hanya di Magelang, pembersihan abu vulkanik juga dilakukan petugas BPBD Boyolali. Petugas mengerahkan mobil water canon untuk menyemprotkan air di sejumlah ruas jalan umum dan jalan desa di Desa Klakah, Kecamatan Selo, Boyolali.
Selain itu, sejumlah fasilitas umum juga disemprot. Pihak BPBD juga telah menyiapkan tenda pengungsian bagi warga Desa Klakah. Apalagi desa itu hanya berjarak sekitar 4 km dari puncak Merapi.
Patroli Tambang Pasir
©YouTube/Liputan SCTV
Demi mengantisipasi dampak letusan Merapi, aparat gabungan polsek, koramil, dan Brimob Polda Jateng berpatroli di sepanjang alur Sungai Woro, Kecamatan Kemalang, Klaten. Petugas mendatangi para penambang agar waspada dampak dari erupsi Merapi.
Patroli itu dilakukan untuk mengingatkan para penambang akan bahaya lahar material Merapi yang bisa menerjang kapanpun di sepanjang aliran sungai itu.
“Khawatirnya ini, kalau ada erupsi ya was-was gitu saja. Tapi ya mau gimana lagi? Pekerjaannya memang seperti ini,” kata Supriyono, salah seorang sopir truk tambang pasir Merapi, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Selasa (14/3).
Peternak Sapi Kesulitan Dapat Rumput
©YouTube/Liputan SCTV
Dampak erupsi Merapi juga dirasakan para peternak sapi di Desa Klakah, Selo, Boyolali. Mereka mengeluhkan banyak rumput yang terkena abu vulkanik sehingga berbahaya untuk pakan ternak.
Para peternak terpaksa membersihkan rumput terlebih dahulu dengan air sebelum diberikan sebagai pakan ternak. Akibat hujan abu vulkanik sejak Sabtu (14/3) lalu, Desa Klakah tertutup abu vulkanik karena hanya berjarak 4 km dari puncak Merapi.
“Sulit semua. Terkena abu semua. Dari tadi sapi juga belum mau makan rumput yang sudah dibersihkan,” kata Samak, peternak sapi Desa Klakah.
Sejumlah Tempat Wisata Ditutup
©YouTube/Liputan SCTV
Mengantisipasi dampak erupsi Gunung Merapi, sejumlah tempat wisata yang berada di zona bahaya ditutup untuk pengunjung.
Penutupan itu dilakukan untuk mengantisipasi dampak erupsi Gunung Merapi karena hanya berjarak sekitar 5 km dari puncak gunung.
“Melihat kondisi Merapi yang masih sering terjadi erupsi. Sampai batas waktu yang belum ditentukan, nanti melihat situasi dan kondisi perkembangan Merapi seperti apa,” kata Jainu, perangkat Desa Balerante. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sulitnya medan dan tingginya intensitas erupsi Gunung Marapi membuat upaya evakuasi tidak bisa berjalan baik.
Baca SelengkapnyaGunung Marapi di Kabupaten Agam dan Tanah Datar Sumatera Barat (Sumbar) kembali erupsi
Baca SelengkapnyaPendaki dan wisatawan diimbau untuk tidak memasuki kawasan Gunung Marapi yang berstatus siaga III.
Baca SelengkapnyaGunung Marapi saat ini berada pada level III atau siaga.
Baca SelengkapnyaDedaunan hijau dan tanaman sayuran kini berubah menjadi abu-abu karena berselimut debu.
Baca SelengkapnyaRangkaian letusan dan rupsi Gunung Marapi secara tidak kontinyu telah terjadi sejak 3 Desember 2023 hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaStatus gunung api itu naik dari Level II Waspada menjadi Level III Siaga, terhitung sejak kemarin sore, 6 November 2024.
Baca SelengkapnyaSebanyak 26 pendaki dilaporkan masih berada di atas Gunung Marapi pascaerupsi yang terjadi pada Minggu (3/12).
Baca SelengkapnyaMasyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pendaki diminta tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4.5 km dari puncak
Baca SelengkapnyaWarga dibuat ketakutan dengan dentuman dan suara gemuruh. Apalagi sampai menimbulkan geteran seperti gempa bumi.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi mengalami erupsi. Hujan abu melanda Boyolali dan Klaten
Baca SelengkapnyaPetugas mengimbau agar masyarakat yang ada di sekitar Marapi dan seluruh pihak agar menjaga situasi agar tetap kondusif di masyarakat.
Baca Selengkapnya