Angkat Pamor Pasar Tradisional Bareng Komunitas Hunting Pasar
Merdeka.com - Lahir di Kota Gudeg Yogyakarta, Komunitas Hunting Pasar selalu menjadi kegiatan positif bagi masyarakat umum maupun pelajar. Bukan tanpa alasan, pasar tradisional dipilih karena secara tidak langsung turut melestarikan jajanan pasar tradisional.
Ketangkasan memainkan kamerapun juga semakin terasah. Melimpahnya objek di pasar tradisional dapat menjadi ladang belajar para peserta hunting pasar. Foto bertemakan street, human interest hingga kuliner bermunculan berkat jepretan komuntas Hunting Pasar.
Selepas mengasah skil fotografi, saatnya mengisi tenaga dengan kuliner pasar tradisional yang melimpah. Bahkan saat membeli makanan, tak jarang para fotografer juga mengabadikan jenis makanannya dalam gambar. Tentu saja hasil foto mereka akan ditayangkan di sosial media. Yang secara tidak langsung akan meningkatkan pamor kuliner pasar tradisional.
-
Kapan penulis pergi ke pasar tradisional? Minggu lalu, saya pergi ke pasar tradisional untuk membeli beberapa kebutuhan sehari-hari. Seperti biasa, saya pergi ke sana sendirian dengan membawa daftar belanja.
-
Apa keunikan dari Pasar Ngatpaingan? Keunikan pasar ini terletak pada konsepnya yang menyajikan suasana tempo doeloe.
-
Apa keunikan Rustic Market? Rustic Market destinasi berupa kafe yang di dalamnya sudah disediakan tempat nongkrong dan juga makan. Lokasinya sendiri ada di Desa Selotapak, Trawas, Mojokerto. Wisata Trawas ini kemudian semakin populer karena mempunyai salah satu spot menarik. Bangunan ala rustik Eropa dan kincir angin Belanda yang begitu memesona menjadi daya tarik tempat ini. Ada pula jam raksasa mirip dengan Big Ben di London yang akan membuat Anda penasaran dan ingin datang ke sana.
-
Apa yang unik dari Pasar Tambak? Pasar ini terbilang unik karena hanya muncul setahun sekali.
-
Siapa yang berbelanja di pasar? Pada Sabtu (3/8), Ussy Sulistiawaty memposting foto-fotonya saat berbelanja ke pasar di akun Instagramnya.
-
Bagaimana Pasar Pakelan ramai? Pasar itu sendiri hanya ada dua kali setiap lima hari, yaitu setiap hari pasaran wage dan legi. Pasar itu biasanya ramai jam 6-7 pagi.
©2021 Merdeka.com/Fajar Bagas Prakoso
Saat sebagian besar milenial memilih rebahan di pagi hari, komunitas ini punya kebiasaan bangun sebelum mentari meninggi. Merekalah anggota komunitas Hunting Pasar. Berbekal kamera digital, mereka menyusuri tiap sudut pasar.
Bukan hanya sebatas foto, para pegiat komunitas ini juga menekuni ranah videografi. Semuanya sama, bertemakan suasana pasar tradisional. Mengingat, Indonesia sendiri punya ratusan bahkan ribuan pasar tradisional dengan ciri khasnya masing-masing.
©2021 Merdeka.com/Fajar Bagas Prakoso
Hal inilah yang menjadi komunitas kecil ini berkembang. Selepas terbentuknya di tahun 2018, Komunitas Hunting Pasar mulai membentuk komunitas daerah lain yang tersebar di Seluruh Indonesia. Bahkan anggotanya mencapai lebih dari 5.000 peserta. Tersebar di 37 kota besar yang masih punya pasar tradisional. Seperti Jakarta, Bandung, Solo, Semarang, Surabaya, Bali, Medan, Makasar, hingga Sorong.
Grup diskusi baik itu forum online hingga workshop rutin digelar. Tak tanggung-tanggung, mereka belajar bareng dengan mendatangkan praktisi fotografi maupun videografi handal.
©2021 Merdeka.com/Fajar Bagas Prakoso
Pagi hari menjadi pilihan waktu yang sering dipakai untuk hunting atau mencari objek foto. Sesuai fotografi yang memakai pedoman golden hour, yang akan membuat hasil bidikan foto menjadi aesthetic. Yakni di pagi hari pukul 05.00 hingga pukul 06.00. Sore hari juga punya golden hour pada pukul 17.30 hingga 18.30.
Saat di lapangan, para peserta tak bosan-bosannya untuk menelusuri lebih dalam sisi pasar tradisional. Hal itu akan mengasah kepekaan dan skill peserta dalam menghasilkan gambar.
©2021 Merdeka.com/Fajar Bagas Prakoso
Keseruan berbagi teori, teknik, hingga tips fotografer selalu didapatkan peserta komunitas. Objek foto begitu melimpah, tentunya lebih efektif ketika berada di dalam ruangan.
Ketenaran komunitas ini juga tak luput dari keberadaan akun Instagram @huntingpasar.id yang selalu mengunggah hasil foto mereka. Tak jarang selepas mereka mencari ojek foto, dilanjutkan dengan kumpul bareng yang akan menambah keakraban antar anggota komunitas. (mdk/Ibr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Suasana yang dihadirkan menjadi magnet bagi pencinta fotografi
Baca SelengkapnyaPasar Keluh letaknya begitu terpencil di pelosok desa Ponorogo. Suasana tempo dulu begitu terasa saat berkunjung ke pasar tersebut.
Baca SelengkapnyaDari aneka pakaian sampai makanan tradisional bisa dijumpai di Pasar Baru Trade Center. Harganya bisa ditawar dan tak bikin kantong bolong.
Baca SelengkapnyaWalaupun berada di daerah terpencil, namun pasar tersebut kondisinya ramai
Baca SelengkapnyaPara pedagang dan pembelinya tak hanya berasal dari Wonogiri, namun juga dari kabupaten di dekatnya yaitu Ponorogo dan Magetan.
Baca SelengkapnyaNuansa Imlek sudah terasa di area Pasar Lama Kota Tangerang. Pernak pernik sampai kuliner khas peranakan tersaji lengkap di sini.
Baca SelengkapnyaMeski cenderung terpencil di atas pegunungan, namun pasar tersebut tetap ramai dikunjungi warga.
Baca SelengkapnyaDi sini, pengunjung bisa merasakan aneka kuliner tradisional bahkan yang langka di Indonesia seperti kopi pasir dari Turki.
Baca SelengkapnyaBeberapa pasar unik di Indonesia menarik untuk dikunjungi.
Baca SelengkapnyaPenampakan pasar tradisional di Spanyol ini mirip dengan di Indonesia, menjual berbagai macam perabotan dengan harga yang sangat murah.
Baca SelengkapnyaNama Pasar Loak Kebayoran Lama menjadi surga bagi para pecinta barang-barang jadul.
Baca SelengkapnyaLama tak terlihat, begini potret jadul para pedagang pada tahun 80an. Simak selengkapnya.
Baca Selengkapnya