Asal Usul Penamaan Hari Tarwiyah dan Arafah, Perlu Diketahui Umat Muslim
Hari Tarwiyah dan Arafah merupakan hari mulia di bulan Dzulhijjah.
Hari Tarwiyah dan Arafah merupakan hari mulia di bulan Dzulhijjah.
Asal Usul Penamaan Hari Tarwiyah dan Arafah, Perlu Diketahui Umat Muslim
Dzulhijjah adalah bulan ke-12 dalam kalender Hijriyah yang merupakan salah satu bulan suci dalam agama Islam. Di mana bulan ini bertepatan dengan pelaksanaan ibadah haji, yaitu perjalanan umat Muslim di berbagai negara menunju Tanah Suci untuk memenuhi panggilan Allah.
Puncak ibadah haji dilakukan pada tanggal 10 Dzulhijjah. Sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah ini disebut sebagai hari yang mulia dan penuh dengan ampunan. Tak heran, jika umat Muslim dianjurkan untuk melakukan berbagai amalan baik untuk mendapatkan rahmat Allah SWT.
-
Kenapa puasa Tarwiyah dan Arafah dianjurkan? “Tidak ada hari di mana amal salih padanya lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yakni 10 hari pertama Zulhijah. Para sahabat bertanya: ‘Tidak juga dari jihad fi sabilillah?’ Beliau menjawab: ‘Jihad fi sabilillah juga tidak, kecuali seseorang yang keluar dengan diri dan hartanya lalu ia tidak kembali dengan satu pun dari keduanya.“
-
Kenapa puasa Arafah disebut Arafah? Dinamakan Puasa Arafah karena bertepatan dengan momen wukuf di Padang Arafah yang dilakukan oleh para jamaah haji.
-
Kapan Hari Arafah jatuh? Hari tersebut jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah, di bulan terakhir dalam kalender Islam, tepat sehari sebelum Hari Raya Idul Adha.
-
Kapan hari Arafah? Niat puasa pada hari Arafah, yaitu tanggal 9 Dzulhijjah adalah:'Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ.'Artinya:'Saya niat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah ta’âlâ.'
-
Apa perbedaan utama Puasa Arafah, Tarwiyah, dan Dzulhijjah? Meski dijalankan di bulan yang sama, terdapat perbedaan di antara ketiga puasa sunah ini.
-
Kapan puasa Arafah dilaksanakan? Dilaksanakan pada 9 Zulhijah 1445 Hijriah atau satu hari sebelum Hari Raya Idul Adha, yakni Minggu, 16 Juni 2024.
Asal Usul Penamaan Hari Tarwiyah dan Arafah: Tarwiyah
Asal usul penamaan hari Tarwiyah dan Arafah yang akan dijelaskan pertama, yaitu Tarwiyah. Terdapat tiga pandangan yang menjelaskan sejarah penamaan hari Tarwiyah. Pertama, ini merupakan perenungan Nabi Adam ketika membangun Ka’bah. (Foto: pixabay.com)
Nabi Adam kemudian bertanya kepada Allah, bahwa setiap pekerjaan selalu terdapat upah, maka upah apa yang akan didapatkan dari perintah Allah membangun Ka’bah. Kemudian Allah menjawab, ‘Ketika engkau melakukan thawaf di tempat ini, maka aku akan mengampuni dosa-dosamu pada putaran pertama thawafmu.’ Nabi Adam pun memohon untuk menambah upah kepada Allah Sang Maha Pemberi Segalanya. Kemudian Allah menjawab lagi, ‘Saya akan memberikan ampunan untuk keturunanmu apabila melakukan thawaf di sini’. Tidak sampai di situ, Nabi Adam memohon kembali ‘Tambahlah (upah)ku’. Allah menjawab. ‘Saya akan mengampuni (dosa) setiap orang yang memohon ampunan saat melaksanakan thawaf dari keturunanmu yang mengesakan (Allah).’ Kedua, asal-usul penamaan hari Tarwiyah yaitu perenungan mendalam Nabi Ibrahim setelah bermimpi menyembelih putranya. Ia pun terus berpikir, apakah mimpi tersebut dari Allah atau justru gangguan dari setan. Ketika malam Arafah tiba, mimpi tersebut datang lagi, lali Nabi Ibrahim menyakini bahwa mimpi tersebut dari Allah SWT. Ketiga, penamaan hari Tarwiyah juga disebut sebagai perenungan umat Muslim yang melakukan haji. Di mana para jemaah haji merenungkan doa-doa yang hendak dipanjatkan pada hari Arafah yang akan tiba, yaitu puncak dari rukun haji.Asal Usul Penamaan Hari Tarwiyah dan Arafah: Arafah
Asal usul penamaan hari Tarwiyah dan Arafah yang akan dijelaskan berikutnya, adalah Arafah. Terdapat perbedaan pandangan dari para ulama. Ada yang berpendapat bahwa Arafah diambil dari kata I’tiraf (pengetahuan), karena di hari Arafah umat Muslim membenarkan bahwa Allah adalah Al Haqq, yaitu satu-satunya Tuhan yang patut disembah. (Foto: pixabay.com)
Kedua, ada ulama yang berpendapat bahwa kata Arafah diambil dari kata Arafa yang berarti bau yang harum. Di mana orang yang melaksanakan haji di Arafah, memohon ampun atas semua doa dan kesalahan yang telah diperbuat, untuk mendapatkan surga Allah dan menjadi seorang dengan aroma harum di dalam surga. Dengan penjelasan lain, orang yang menunaikan ibadah haji, berarti mensucikan diri dari segala dosa-dosa yang telah dilakukan di dunia. Dengan gugurnya dosa-dosa maka diharapkan bisa mendapatkan jiwa yang harum dan baik di sisi Allah SWT.