Berlangsung Sengit, Ini Kisah Pertempuran Pasukan Demak dan Portugis di Malaka
Merdeka.com - Pada awal abad ke-16, terjadi perang besar antara pasukan Portugis dan pasukan Kerajaan Demak di Selat Malaka. Peperangan itu terjadi tak lama setelah Kerajaan Malaka jatuh ke tangan Portugis.
Pada saat itu, pasukan Kerajaan Demak dipimpin oleh Pati Unus.Penyerangan Demak terhadap Portugis dilatar belakangi jatuhnya kerajaan-kerajaan Islam di sekitar Selat Malaka seperti Kerajaan Samudra Pasai dan Kerajaan Malaka ke tangan Portugis.
Dari jatuhnya kerajaan-kerajaan tersebut, Pati Unus menyadari betapa kuatnya armada laut Portugis yang diyakini lebih kuat dari armada laut Majapahit pada masa jayanya. Namun hal itu tak mengendurkan keberaniannya untuk melawan.
-
Kapan Kerajaan Demak menjadi kekuatan besar? Lalu pada abad ke-16, Demak muncul sebagai salah satu kekuatan besar dengan adanya kerajaan Islam pertama di pulau Jawa.
-
Apa yang terjadi saat pasukan Mataram menyerang Malang? Pasukan Bupati Ronggosukmo jumlahnya lebih sedikit dari pasukan Tumenggung Alap-alap, namun berhasil mempertahankan daerahnya dari serangan pasukan Kerajaan Mataram.
-
Kapan Perang Teluk Ketapang terjadi? 'Pada perang itu dimenangkan oleh Raja Narasinga II dan Panglima Jukse Besi, sementara Jenderal Verdicho menjadi tawanan perang raja Narasinga, hingga akhirnya dimanfaatkan menjadi menteri di kerajaan Indragiri karena kepintarannya,' kata pria berusia 57 tahun itu.
-
Apa yang terjadi di Pelabuhan Merak? Kepadatan mulai terjadi di kawasan Pelabuhan Merak, Banten, oleh rombongan pemudik yang ingin berpergian lewat jalur laut.
-
Dimana pertempuran terjadi? Pertempuran demi pertempuran pun bergejolak di mana-mana. Tentara Indonesia yang sebagian besar terdiri dari orang pribumi ini berjuang keras demi mempertahankan kemerdekaan dan tanah kelahiran mereka. Salah satu peristiwa penting yang tak lekang oleh waktu adalah Pertempuran Lima Hari Lima Malam yang terjadi di Kota Palembang, Sumatra Selatan.
Berbekal 100 kapal beserta 5.000 tentara gabungan dari Jawa dan Palembang, Pati Unus melancarkan penyerangan pertamanya pada tahun 1513 yang dikenal dengan nama Ekspedisi Jihad I.
Tiba di Malaka, pertempuran antara Portugis dan Demak tak dapat dihindarkan. Lalu siapa pada akhirnya yang akan memenangi pertempuran ini?
Kekuatan Tentara Demak
©Islamtoday.id
Dalam penyerangan ke Malaka, pasukan yang dipimpin Pati Unus terdiri dari 100 kapal dan 12.000 personel. 30 kapal di antaranya merupakan jenis jung besar seberat 350-600 ton. Kapal-kapal itu membawa banyak pasukan altileri yang dibentuk di Jawa.
Melansir dari Wikipedia.org, Kapten Portugis yang memimpin perang melawan Demak, Fernao Pires de Andrade menuliskan surat kepada rekannya, Alfonso de Albuquerque dalam menggambarkan besarnya jung milik pasukan Demak.
“Kapal itu benar-benar sangat mengerikan bahkan tidak ada orang yang pernah melihat sejenisnya. Butuh waktu tiga tahun untuk membangunnya. Tembakan meriam yang saya miliki di kapal saya berhasil masuk tapi tidak bisa tembus. Di dalam kapal itu ia membawa seribu orang tentara. Yang Mulia dapat mempercayaiku bahwa itu adalah hal yang sangat luar biasa untuk dilihat,” kata Fernao pada Albuquerque.
Jalannya Pertempuran
©Islamtoday.id
Pertempuran hebat terjadi di Selat Malaka antara armada kapal Portugis dengan armada Demak. Mereka bertempur habis-habisan. Namun armada Portugis lebih canggih dengan senjata meriamnya.
Sebanyak 70 kapal dan perahu Demak berhasil dihancurkan oleh Portugis. Sebanyak 800 pasukan Demak tewas dalam pertempuran itu.
Meskipun dikalahkan, Pati Unus berhasil melarikan diri dan berlayar pulang menuju Demak. Dia kemudian mendamparkan kapal perangnya sebagai monumen perjuangan melawan orang-orang yang disebutnya paling berani sedunia.
Karena keberaniannya pergi ke Malaka dan menyerang Portugis, Pati Unus kemudian mendapat julukan “Pangeran Sabrang Lor”. Dia pun kemudian naik tahta menjadi Raja Demak menggantikan Raden Patah.
Ekspedisi Jihad II
©Islamtoday.id
Perlawanan Pati Unus terhadap Portugis tak cukup sampai di situ. Kegagalan atas Ekspedisi Jihad I rupanya dipelajari betul oleh Pati Unus. Dia kemudian mempersiapkan diri untuk perang selanjutnya dengan membangun sebanyak 375 armada kapal perang baru di Gowa, Sulawesi.
Hingga akhirnya pada tahun 1521, Pati Unus yang saat itu sudah menjabat sebagai raja memutuskan ikut ekspedisi ke Malaka dengan membawa 375 armada kapal baru itu. Sebelum diberangkatkan, armada itu terlebih dahulu mendapat pemberkatan dari para wali tanah Jawa yang dipimpin Sunan Gunung Jati.
Namun kedatangan armada kapal perang yang besar ini telah diantisipasi oleh Portugis. Kapal yang ditumpangi Pati Unus terkena meriam saat akan merapat di pantai. Kapal pun hancur dan Pati Unus gugur akibat tembakan meriam itu.
Ekspedisi Susulan
©Islamtoday.id
Setelah gagalnya Ekspedisi Jihad I dan II, penyerangan terhadap Portugis kembali dilakukan pada tahun 1950 di mana Sultan Johor meminta Ratu Kalinyamat dari Jepara mengirimkan 40 kapal dan 4.000 prajurit perang untuk menyerang Malaka. Mereka kemudian bergabung dengan pasukan Malaka dan Aceh untuk menyerang Portugis bersama-sama.
Kekuatan gabungan itu berhasil memukul mundur Portugis dan mengambil alih sebagian besar Kota Malaka. Namun Portugis berhasil menyerang balik dan berhasil menewaskan 2.000 pasukan Jawa.
Ekspedisi dilanjutkan lagi oleh Ratu Kalinyamat pada tahun 1974 dengan kekuatan 300 kapal dan 15.000 personel. Setelah pertempuran sengit selama 3 bulan, sebanyak 2/3 pasukan Jepara gugur.
Karena serangan ini, posisi Portugis di Maluku semakin terjepit karena bala bantuan datang terlambat. Sultan Baabullah berhasil mengusir Portugis dari Kesultanan Ternate pada 1575. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Koalisi Demak dan Cirebon mencemaskan Sri Baduga di Pakuan.
Baca SelengkapnyaKerajaan ini memiliki kekayaan alam dan tanah yang subur serta dikenal sebagai penguasa perairan di bagian utara Selat Malaka.
Baca SelengkapnyaMenurut tutur pitutur sejarah, kapal-kapal buatan Dasun terkenal akan kualitasnya. Bahkan, kemampuan berlayar bisa hingga lintas benua di Brazil.
Baca SelengkapnyaAndi Sumpu Muhammad yang diberi gelar Panglima Jukse Besi, dikenal dengan kesaktiannya.
Baca SelengkapnyaMenempati lahan seluas 5 hektare, benteng ini lokasinya sangat dekat dengan bibir pantai.
Baca SelengkapnyaMereka dipilih dari para petarung terbaik. Siap mati melindungi Tatar Sunda.
Baca SelengkapnyaDemak masa lalu merupakan kota pelabuhan yang sangat berpengaruh di pesisir Jawa.
Baca SelengkapnyaRaja Narasinga II bersama istrinya Putri Dang Purnama dikenal sebagai pemimpin yang arif dan bijaksana.
Baca SelengkapnyaDi balik kehebatan Majapahit, ada pemimpin militer hebat yang memimpin pasukan hebat. Di era Raja Hayam Wuruk, ada dua jenderal perang sakti dan ditakuti.
Baca SelengkapnyaKonflik bermula ketika seorang penghuni hotel merampas dan menginjak-injak lencana merah putih yang dipakai oleh pemuda Indonesia.
Baca SelengkapnyaPortugis menjulukinya sebagai sosok wanita kuat dan pemberani.
Baca Selengkapnya