Demi Lingkungan, Seniman Sukoharjo Sulap Sampah Plastik Jadi Lukisan Menakjubkan
Merdeka.com - Dialah Sigit Purnomo Adi, yang memanfaatkan sampah plastik sebagai media menciptakan karya seninya. Disulapnya sampah plastik kemasan menjadi lukisan abstrak dengan komposisi warna yang menawan. Bukan tinta ataupun cat warna, melainkan sampah kemasan makanan ringan, kertas bungkus nasi, bungkus mie instan hingga korek api. Imajinasi Sigit yang begitu tinggi berhasil membingkai onggokan sampah yang dibenci menjadi seni yang diminati.
Sampah plastik selalu menjadi momok masyarakat, pengelolaan sampah yang buruk akan berdampak pada kesehatan dan lingkungan. Mengingat, butuh waktu 500 hingga 1.000 tahun agar sampah plastik terurai secara alami. Beberapa karya Sigit juga memadukan limbah kain perca dan potongan kertas bekas.
-
Mengapa sampah plastik sangat mencemari lingkungan? Selain dampak buruknya yang mampu mencemari lingkungan, permasalahan ini pun tentunya dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya karena dinilai sangat tidak higienis. Bukan hanya itu saja, tumpukan sampah ini juga mampu menciptakan ledakan gas metana yang berbahaya bagi keselamatan manusia.
-
Bagaimana sampah plastik mengancam kesehatan manusia? Sampah plastik dapat membahayakan satwa laut yang memakan atau terperangkap dalam limbah plastik, serta berdampak buruk bagi kesehatan manusia melalui rantai makanan.
-
Siapa yang mengolah sampah plastik di Bandung? Mengutip laman resmi Pemkot Bandung, hasil kreativitas warga Bandung yang pertama adalah berhasil mengolah sampah plastik menjadi bahan bangunan paving block.
-
Bagaimana cara mengurangi sampah plastik? 'Berbagai upaya mengurangi timbulan sampah harus dilakukan untuk menekan dampak lingkungan hidup baik limbah padat, cair maupun gas, terutama penyebab pencemaran udara dan krisis iklim',
©2021 Merdeka.com/Yoyok Sunaryo
Siapa sangka, lukisan yang tak wajar ini beberapa kali dipamerkan secara virtual. Beberapa negara asing seperti Jepang, Malaysia, Thailand hingga Eropa Timur bahkan suka dengan hasil karyanya. Hasil karyanya dipamerkan di galerinya sendiri bernama Galeri Makmur Art Project. Sigit yang seorang dosen beberapa kali juga turut ditunjuk sebagai kurator yang membawakan pameran seni rupa berskala Internasional.
Kegemarannya akan seni lukis abstrak selalu mengasah otaknya untuk menciptakan ide sekreatif mungkin. Ia juga pernah menggeluti lukisan mosaik dari limbah kertas dan kain. Dituangkannya sampah tersebut pada tubuh gitar listrik yang laku di Bali hingga Amerika.
©2021 Merdeka.com/Yoyok Sunaryo
Pada dasarnya, limbah sampah akan ditempelkan pada bidang media lukis. Sigit menggunakan lem panas agar seluruh permukaan plastik tertempel dengan sempurna. Terkadang sampah plastiklah yang dijadikan media lukisnya. Plastik kemasan mi instan dan makanan ringan disusun menjadi lembaran lebar. Hingga tinta dituangkan ke permukaan plasik. Warna kemasan yang khas berpadu dengan gurat tinta yang ia lukiskan.
Metode kedua ialah menggunakan sampah plastik benar-benar sebagai material penyusun warnanya. Cara ini memang lebih sulit karena sama sekali tidak menggunakan tinta sebagai teknik permainan warna. Keaslian warna kemasan plastik dipertahankan, dipadukan dengan warna plastik lainnya hingga menjadi sebuah tema lukisan.
©2021 Merdeka.com/Yoyok Sunaryo
Media lukisnya juga beragam, mulai dari bingkai, papan kayu, tempayan, hingga tungku arang. Tiap material sampah memiliki perbedaan perlakuan untuk dijadikan sebagai lukisan. Pasalnya, sang seniman harus memilih dan memilah baik itu warna, hingga bentuk sampah yang beragam. Sekali lagi, imajinasi menjadi pendongkrak jiwa kreatifnya.
Pemanfaatan barang bekas sebagai media melukis sudah digeluti Sigit sejak tahun 2011. Berangkat dari keprihatinannya akan pengelolaan sampah yang jauh dari kata sempurna. Daur ulang sampah amatlah penting demi keberlangsungan lingkungan. Sebagai seorang seniman, Sigit merepresentasikan secara langsung pada karyanya. Dengan memperhatikan sampah secara teliti agar keberadaanya tak mengotori lingkungan.
©2021 Merdeka.com/Yoyok Sunaryo
Tak butuh waktu yang lama untuk menciptakan satu buah karya seni lukis dari sampah plastik. Saat ini gaya lukisannya menjadi daya tarik tersendiri. Lebih lanjut Sigit mengemasnya ke dalam bingkaian elegan, yang akan membuat karya dari sampahnya dapat diminati di pasaran.
Galery lukisnya kerap kali dikunjungi sebagai referensi para pecinta seni lukis di Solo Raya. Mulai dari warga, pelajar, dan mahasiswa. Tentu saja dengan harapan agar mengedukasi tentang pengelolaan sampah yang lebih sehat terhadap keberlangsungan kebersihan lingkungan. (mdk/Ibr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beberapa produk yang dihasilkan rupanya memiliki nilai ekonomi yang tinggi, seperti jam dinding hingga mainan wayang plastik.
Baca SelengkapnyaHasil pembakaran sampah itu bisa dimanfaatkan sebagai pupuk, sementara asapnya bisa disuling menjadi pupuk cair.
Baca SelengkapnyaPragaan busana ini juga dijadikan kampanye agar warga makin mencintai lingkungan
Baca SelengkapnyaKumpulan anak muda di Padang ini selain peduli terhadap lingkungan juga memiliki jiwa kreativitas tinggi.
Baca SelengkapnyaDdi tangan santri ini daun jati jadi sumber cuan. Ia membuat lukisan dari daun jati bernilai seni tinggi.
Baca SelengkapnyaKeberadaan TPS ini menjadi sumber rezeki bagi warga setempat.
Baca SelengkapnyaSelama periode Januari-September 2023, Baruwani telah berkontribusi mengolah sedikitnya 700 ton sampah organik menjadi kompos dengan penurunan gas metana.
Baca SelengkapnyaSelain sampah plastik, bahan-bahan yang perlu disiapkan untuk membuat inovasi itu antara lain semen, pasir, dan oli.
Baca SelengkapnyaKampung Edukasi Sampah dibentuk dengan tujuan membuat warganya hidup nyaman dan sehat.
Baca SelengkapnyaSampah yang menumpuk di area tersebut sebagian besar terdiri dari sampah rumah tangga.
Baca SelengkapnyaPerempuan ini awalnya iseng memanfaatkan sampah plastik di indekosnya. Kini hasil kerajinannya laku di pasar mancanegara.
Baca SelengkapnyaPara narapidana ini siap membuktikan dirinya telah berubah dan siap bermanfaat untuk masyarakat di sekitarnya
Baca Selengkapnya