Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Intip Tradisi Adu Tumper Banyuwangi, Ruwatan Pengantin agar Keluarga Sakinah

Intip Tradisi Adu Tumper Banyuwangi, Ruwatan Pengantin agar Keluarga Sakinah Ilustrasi pernikahan. ©Axioo

Merdeka.com - Masyarakat Osing di Banyuwangi, Jawa Timur, memiliki tradisi pernikahan unik bernama Adu Tumper. Tradisi ini merupakan kegiatan ruwatan untuk pasangan pengantin dengan latar belakang tertentu, sehingga tidak berlaku untuk semua pengantin di Kabupaten Banyuwangi.

Ada kepercayaan dalam masyarakat setempat bahwa anak sulung pada suatu keluarga dilarang menikah dengan anak sulung dari keluarga lain. Selain itu, masyarakat juga percaya akan larangan anak sulung menikah dengan anak bungsu.

“Apabila perkawinan tetap dilakukan dipercaya dapat berakibat pasangan pengantin baru itu akan banyak mengalami halangan dan rintangan dalam mengarungi hidupnya,” dikutip dari laman resmi Warisan Budaya Kemdikbud RI.

Jika pernikahan pasangan yang berstatus anak sulung harus tetap dilakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, maka perlu dilakukan tradisi adat Adu Tumper.

Tradisi adu tumper berasal dari kata adu dan tumper dalam istilah bahasa Osing. Kata adu dimaksudkan diadu. Tumper dimaksudkan bara api pada sebatang kayu dapur atau biasanya pangkal pelepah daun kelapa.

Adu tumper memiliki arti bertemunya seorang jejaka yang merupakan anak sulung dan gadis yang merupakan anak bungsu dengan emosi yang sama-sama membara. Membara api di sini dimaksudkan bahwa jejaka harus melawan pihak dari sang gadis yang hendak dinikahi untuk membuktikan bahwa cintanya sungguh-sungguh pada sang gadis.

Fungsi Adu Tumper

 Ibtihal Ibrahim dalam skripsinya yang berjudul Tradisi Adu Tumper dalam membangun keluarga sakinah: Studi kasus di Desa Kemiren, Kabupaten Banyuwangi (UIN Malang, 2020) mengungkapkan, ritual Adu Tumper diyakini dapat menghilangkan kesialan, mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, serta membawa berkah dalam kehidupan rumah tangga. 

Tradisi Adu Tumper memiliki makna beragam di mata masyarakat Osing Banyuwangi. Sesepuh dan ketua adat Osing percaya bahwa Adu Tumper akan mendatangkan berkah serta menghilangkan sial dalam perkawinan. Menurut mereka, warga Osing yang melaksanakan tapi dengan niat dan hati tidak bersih akan tetap terkena sial. 

Sementara itu, masyarakat Osing memiliki pandangan beragam terkait penyelenggaraan tradisi Adu Temper. Hingga kini mereka melangsungkan tradisi ruwatan Adu Temper karena beberapa alasan, antara lain menghargai nenek moyang, takut terkena sial, tidak keberatan menjalankan karena tidak membawa hal-hal buruk, hingga menuruti kemauan orang tua.

Keberagaman pandangan masyarakat Osing terkait pelaksanaan Adu Temper memiliki satu titik temu, yakni harapan akan terbentuknya keluarga yang sakinah. 

Pelaksanaan Adu Tumper

tradisi adu tumper masyarakat osing banyuwangi ruwatan untuk pengantin agar keluarga sakinah

©2023 Merdeka.com/Dok. Eva Zahrotul Wardah

Pelaksanaan upacara adu tumper ini  memerlukan beberapa peralatan atau simbol. Setiap upacara ritual tradisi masyarakat Osing selalu menggunakan simbol-simbol sebagai sarana menitipkan pesan dan  nasehat kepada pengguna tradisi serta masyarakat umum.

Pada tradisi Adu Temper, calon pengantin  harus melaksanakan perang bangkat sebelum akad nikah dimulai. Frasa perang bangkat berasal dari kata berperang, sementara kata bangkat diambil dari kata blangkep yang artinya bersama-sama. 

Perang bangkat dimaknai karena adanya sebuah  perang antara calon pengantin laki-laki dengan pihak calon perempuan.  Tradisi ini dilakukan untuk menguji kemampuan pihak calon laki-laki sebagai  bukti bahwa calon pengantin laki-laki dapat membahagiakan calon pengantin perempuan.   (mdk/rka)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Filosofi Busana Pengantin Mupus Braen Blambangan, Bikin Pengantin Lebih Cantik
Filosofi Busana Pengantin Mupus Braen Blambangan, Bikin Pengantin Lebih Cantik

Pasangan suami istri asal Banyuwangi, Kohar dan Pipit hadir dalam upacara HUT ke-78 RI di Istana Merdeka mengenakan busana pengantin Mupus Braen Blambangan.

Baca Selengkapnya
Keunikan Tradisi Bajapuik, Adat Perkawinan Menjemput Mempelai Laki-Laki Khas Pariaman
Keunikan Tradisi Bajapuik, Adat Perkawinan Menjemput Mempelai Laki-Laki Khas Pariaman

Tradisi pernikahan unik di daerah Pariaman ini memiliki budaya yang berbeda dari wilayah lainnya terutama di Sumatra Barat.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Pernikahan Unik di Bekasi, Pengantinnya Diarak Keliling Kampung
Mengenal Tradisi Pernikahan Unik di Bekasi, Pengantinnya Diarak Keliling Kampung

Kedua kuda yang membawa pasangan pengantin biasanya akan mengikuti irama musik tanjidor atau gamelan ajeng yang khas.

Baca Selengkapnya
Masuk Ekspresi Budaya Tradisional, Ini Fakta Tradisi Mandi Besimbur Khas Bangka Belitung
Masuk Ekspresi Budaya Tradisional, Ini Fakta Tradisi Mandi Besimbur Khas Bangka Belitung

Mandi Besimbur merupakan ritual adat mandi yang dilakukan oleh kedua mempelai yang baru saja melangsungkan pernikahan.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sumando, Tradisi Meminang Ala Masyarakat Pesisir Tapanuli Tengah
Mengenal Sumando, Tradisi Meminang Ala Masyarakat Pesisir Tapanuli Tengah

Sumando dimaknai oleh masyarakat Tapanuli Tengah sebagai sebuah kesatuan, yakni pertambahan atau percampuran antara satu keluarga dengan keluarga lainnya.

Baca Selengkapnya
Uniknya Tradisi Pernikahan Khas Masyarakat Suku Ogan, Menghalangi Pengantin Pria dengan Selendang
Uniknya Tradisi Pernikahan Khas Masyarakat Suku Ogan, Menghalangi Pengantin Pria dengan Selendang

Tradisi ini sebagai simbol penghormatan serta media untuk mempererat silaturahmi antar keluarga mempelai.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Upah-Upah, Bentuk Ucapan Syukur Masyarakat Labuhan Batu
Mengenal Tradisi Upah-Upah, Bentuk Ucapan Syukur Masyarakat Labuhan Batu

Tradisi upah-upah biasanya dilengkapi dengan jamuan kecil maupun besar serta doa dan selamat atas tercapainya suatu hal.

Baca Selengkapnya
Menilik Adat Perkawinan Lampung, Mulai dari Perundingan Sampai Pelepasan Anak Gadis
Menilik Adat Perkawinan Lampung, Mulai dari Perundingan Sampai Pelepasan Anak Gadis

Momen pernikahan bagi masyarakat Lampung adalah hal yang sakral dan salah satu unsur kehidupan yang begitu penting.

Baca Selengkapnya
Pengantin Madura Dikalungi Uang saat Menikah, Ternyata Ini Alasannya
Pengantin Madura Dikalungi Uang saat Menikah, Ternyata Ini Alasannya

Sebuah video viral merekam detik-detik, di mana para tamu dengan penuh keceriaan memakaikan kalung uang Rp100 dan Rp50ribu secara bergiliran. Yuk lihat kisahnya

Baca Selengkapnya
Serunya Rebutan Ayam dalam Tradisi Pernikahan Adat Sunda, Lambangkan Rezeki setelah Berumah Tangga
Serunya Rebutan Ayam dalam Tradisi Pernikahan Adat Sunda, Lambangkan Rezeki setelah Berumah Tangga

Potongan besar ayam melambangkan rezeki yang akan diperoleh

Baca Selengkapnya
Pernikahan Unik, Orang Jawa Mendapatkan Istri Orang Sunda Seserahan Bawa Beras Tiga Karung
Pernikahan Unik, Orang Jawa Mendapatkan Istri Orang Sunda Seserahan Bawa Beras Tiga Karung

Berasal dari suku yang berbeda, keduanya justru saling memiliki ketertarikan satu sama lain.

Baca Selengkapnya
Paculan jadi Tradisi Pernikahan Unik di Serang, Pengantin Diberi Kalung Uang agar Terbuka Rezekinya
Paculan jadi Tradisi Pernikahan Unik di Serang, Pengantin Diberi Kalung Uang agar Terbuka Rezekinya

Tradisi paculan lazim dilaksanakan untuk memeriahkan resepsi di dalam sebuah pernikahan.

Baca Selengkapnya