Kisah Hidup Kartosoewirjo, Tokoh Sumpah Pemuda yang Dihukum Mati
Merdeka.com - Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo merupakan salah satu tokoh Sumpah Pemuda yang lahir di Blora, 7 Januari 1905. Semasa mudanya, dia mengenyam pendidikan di sekolah Holland Inlandsche School (HIS) di Rembang.
Semasa menyelesaikan studi di Perguruan Tinggi Kedokteran Nederlands Indische Artsen School sejak tahun 1923, ia bergabung dengan organisasi Syarikat Islam yang dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto. Saat itulah ia tinggal di rumah Tjokroaminoto dan menjadi murid sekaligus sekretarisnya.
Di sanalah Kartosoewiryo tumbuh dengan integritas keislaman yang kuat serta kesadaran politik yang tinggi. Sayangnya hidupnya berakhir tragis.Lalu bagaimana perjalanan hidupnya? Berikut selengkapnya:
-
Siapa Kartosoewirjo? Kartosoewirjo merupakan tokoh populer di balik pemberontakan DI/TII pada tahun 1948.
-
Siapa saja tokoh Sumpah Pemuda? Di tangan setidaknya 13 tokoh serta para pemuda pemudi Indonesia, Sumpah Pemuda tercetus pada Kongres Pemuda II.
-
Apa latar belakang Kartosoewirjo? Kartosoewirjo tumbuh dari keluarga yang memiliki latar belakang keagamaan Islam yang kuat.
-
Kapan Kartosoewirjo lahir? Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir pada 7 Januari 1905, di Cepu, Jawa Tengah.
-
Di mana Kartosoewirjo lahir? Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir pada 7 Januari 1905, di Cepu, Jawa Tengah.
-
Siapa yang berjuang di Sumpah Pemuda? Berikut ini adalah kumpulan kata kata Sumpah Pemuda yang inspiratif dan penuh semangat juang:
Seorang Aktivis
blogspot.com
Pada tahun 1923, Kartosoewirjo banyak terlibat dengan organisasi pergerakan nasionalisme Indonesia di Surabaya. Saat itu, di Surabaya memang muncul banyak pergerakan kaum nasionalis yang berkumpul dan berdebat tentang cita-cita bagaimana bentuk Indonesia di masa depan.
Pada awalnya, Kartosoewirjo bergabung dengan gerakan pemuda Jong Java. Saat itu ia terpilih menjadi Ketua Jong Java Cabang Surabaya. Pada tahun 1925, ia terpilih menjadi ketua organisasi Jong Islamieten Bond (JIB). Melalui gerakan inilah ia berkenalan dengan tokoh-tokoh utama pergerakan seperti Agus Salim dan HOS Tjokroaminoto.
Saat itu, awalnya ia akrab dengan pemikiran “kiri” sosialisme karena banyak membaca buku-buku pamannya, Kartodikromo. Namun sejak menikah dengan Siti Dewi Kalsum, seorang putri tokoh terkemuka PSII, ia memperdalam pengetahuannya tentang agama Islam.
Guru Kartosoewirjo
©©2012 Merdeka.com/ilusrasi
Dilansir dari uin-alauddin.ac.id, pengetahuan Kartosoewirjo tentang Islam ia pelajari secara otodidak lewan buku-buku berbahasa Belanda dan pertemuannya dengan sejumlah kiai. Guru ngaji pertamanya adalah Notodiharjo, seorang aktivis Partai Sarikat Islam Indonesia sekaligus Muhammadiyah di Bojonegoro.
Sementara itu, gurunya di dunia pergerakan sekaligus guru Islam terbesarnya adalah Tjokroaminoto. Terpesona oleh wibawa pria yang dijuluki Belanda “raja tanpa mahkota” itu, Kartosoewirjo melamar jadi muridnya dan mondok di rumahnya di Surabaya. Untuk membayar uang pondokan, ia bekerja sebagai redaktur surat kabar Fadjar Asia. Di sanalah ia bertemu dan berteman akrab dengan Soekarno yang juga sama-sama tokoh pergerakan.
Menolak Jadi Menteri
Handout/Hari Terahir Kartosoewirjo/Fadli Zon
Saat masa perang kemerdekaan 1945-1949, Kartosoewirjo terkenal dengan sikap kerasnya yang sering bertentangan dengan pemerintah, termasuk saat ia menolak perintah dari pemerintah pusat agar seluruh Divisi Siliwangi mundur ke Jawa Tengah sebagai konsekuensi dari Perjanjian Renville. Bahkan ia pun menolak posisi menteri yang ditawarkan Amir Sjarifuddin yang saat itu menjabat sebagai Perdana Menteri. Pada waktu itu, Sugondo Djojopuspito yang kenal baik dengan Kartosoewirjo saat peristiwa Sumpah Pemuda membujuk Kartosoewirjo untuk jadi menteri. Namun Kartosoewirjo menolak kalau dasar negaranya bukan Islam.
Kematian Kartosoewirjo
Handout/Hari Terahir Kartosoewirjo/Fadli Zon
Kekecewaan Kartosoewirjo terhadap pemerintah pusat semakin membulatkan tekadnya untuk membentuk Negara Islam Indonesia (NII). Ia kemudian mempoklamirkan NII pada 7 Agustus 1949. Tercatat beberapa daerah menyatakan menjadi bagian dari NII terutama Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Aceh.
Pemerintah Indonesia kemudian bereaksi dengan menjalankan operasi untuk menangkap Kartosoewirjo. Gerilya NII melawan pemerintah ini berlangsung lama. Pemberontakan Kartosoewirjo baru berakhir ketika aparat keamanan menangkapnya setelah melalui perburuan panjang di wilayah Gunung Rakutak, Jawa Barat pada 4 Juni 1962.
Kartosoewirjo kemudian dihukum mati pada 5 September 1962 di Pulau Ubi, Kepulauan Seribu. Sebagai presiden, Soekarno pun mengaku berat saat harus menandatangani vonis mati sahabatnya itu.
“Pada 1918, ia adalah seorang sahabatku yang baik. Kami bekerja bahu membahu bersama Pak Tjokro demi kejayaan Tanah Air. Pada Tahun 20-an di Bandung kami tinggal bersama, makan bersama, dan bermimpi bersama-sama. Tetapi ketika aku bergerak dengan landasan kebangsaan, dia berjuang semata-mata menurut azas agama,” kata Soekarno mengenai sosok Kartosoewirjo diambil dari buku “Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat”. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemberontakan DI/TII terjadi pada tahun 1948 hingga 1949.
Baca SelengkapnyaIa melanjutkan perjuangan ayahnya sebagai negarawan yang sangat mencintai Indonesia.
Baca SelengkapnyaSosoknya dikenal sebagai tokoh islam sekaligus tokoh politik yang cerdas.
Baca SelengkapnyaGubernur Jenderal Van Mook menggambarkan bahwa Amir merupakan orang yang tak mengenal kata takut.
Baca SelengkapnyaTokoh penting yang pertama kali menjabat sebagai seorang Gubernur Jawa juga dinobatkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia.
Baca SelengkapnyaTjokroaminoto dikenal sebagai Ksatria Piningit oleh para pribumi karena melakukan kebaikan bagi orang banyak
Baca SelengkapnyaLantas, apa saja kata-kata bijak dari tokoh Sumpah Pemuda dan para pahlawan tersebut?
Baca SelengkapnyaWalaupun masing-masing punya cara yang berbeda, mereka punya peran besar bagi perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah
Baca SelengkapnyaSosok ini bergerak masif di bawah tanah untuk mengajak rakyat melawan penjajah.
Baca SelengkapnyaMeskipun hidupnya singkat, Soe Hok Gie mewarisi semangat perubahan dan keberanian untuk bersuara yang menginspirasi banyak orang.
Baca SelengkapnyaSK Trimurti adalah salah satu tokoh pergerakan bangsa. Sejak muda, ia konsisten dalam menyuarakan perlawanan terhadap penjajah Belanda maupun Jepang.
Baca Selengkapnya